Dampak Pandemi Corona, Pizza Express Bakal Tutup 73 Restorannya di Inggris

Sebanyak 73 restoran Pizza Express akan ditutup permanen akibat pandemi corona Covid-19.

oleh Komarudin diperbarui 19 Agu 2020, 22:02 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 22:02 WIB
Ilustrasi pizza
Ilustrasi pizza (Dok.Unsplash/ Alan Hardman)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat banyak restoran tutup di banyak negara, salah satunya Inggris. Sebuah restoran pizza, Pizza Express, akan menutup 73 restorannya di seluruh Inggris dengan potensi kehilangan 1.100 pekerjaan.

Selain pandemi corona Covid-19, perusahaan juga menuding akibat terjadinya lockdown. Dengan keputusan tersebut, maka 16 persen restorannya akan ditutup, dilansir dari laman Metro, Rabu (19/8/2020).

Perusahaan yang saat ini memiliki sekitar 454 restoran di Inggris itu, mengatakan malam ini pihaknya telah menyelesaikan proposal untuk mengurangi biaya restoran dan sewa melalui pengaturan sukarela perusahaan (CVA). Meskipun mayoritas restorannya menguntungkan sebelum lockdown diberlakukan, pendapatan telah menurun di seluruh restoran Pizza Express selama tiga tahun terakhir.

Ditambahkan, bahwa pengurangan pendapatan yang disebabkan oleh penutupan paksa semua restoran. Biaya pembukaan kembali dan masa depan ekonomi Inggris yang tidak pasti berarti biaya sewa tidak lagi berlanjut.

Zoe Bowley, direktur pengelola Pizza Express untuk Inggris dan Irlandia, mengatakan dampak pandemi global membuat pihaknya harus membuat beberapa keputusan yang sangat sulit. Terutama untuk melindungi Pizza Express untuk jangka panjang.

"Hari ini kami telah mengonfirmasi bahwa 73 restoran pizza kami akan ditutup secara permanen," ujar Bowley.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemilihan Restoran

Ilustrasi pizza
Ilustrasi pizza (Dok.Unsplash)

Bowley mengatakan dalam banyak kasus, restoran-restoran yang dipilih untuk ditutup, karena dekat dengan Pizza Express lain yang telah dibuka kembali atau segera dibuka kembali.

"Fokus kami adalah pada orang-orang kami yang pekerjaannya terkena dampak dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memindahkan mereka atau mendukung mereka dalam menemukan pekerjaan di tempat lain," sambung Boyle.

Pizza Express yang mayoritas dimiliki oleh perusahaan China Hony Capital, juga menegaskan telah menyewa penasihat dari Lazard untuk memimpin proses penjualan bisnis. Pihaknya akan mengadakan pertemuan virtual untuk kreditor pada 4 September 2020 untuk meminta persetujuan atas langkah-langkah yang ditetapkan dalam CVA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya