Liputan6.com, Jakarta - Tak melulu soal gaya dan tren, fashion turut berperan sebagai medium kegiatan sosial. Hal ini yang dilakukan oleh One Fine Sky, sebuah organisasi sosial non-profit yang didirikan oleh desainer interior Yuni Jie.
Sang desainer mengaku, ingin berkontribusi lewat industri kreatif yang menaunginya. Yuni mengajak rekannya, Claudia Halim, mendirikan One Fine Sky pada 2 Mei 2017, yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Organisasi sosial ini menawarkan produk fashion yang dijual dengan tujuan sosial. Sistemnya dengan membeli satu produk berarti ikut menyumbangkan seragam sekolah bagi anak-anak yang berdomisili di daerah terpencil di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Mengingat masa pandemi melanda, sejak Mei lalu, One Fine Sky telah mendistribusikan bantuan berupa alat pelindung diri (APD) dan masker untuk anak panti asuhan lewat setiap pembelian produk mereka. Desain yang dihadirkan pun tidak main-main.
Produknya identik dengan atasan minimalis berwarna putih polos. Yunie menyebut bahwa desain produk garapannya dipilih sesederhana mungkin, agar dapat menjadi produk yang tak lekang oleh zaman.
Maka itu, perlu ada perencanaan yang matang dari segi konsep dan dengan siapa mereka harus berkolaborasi. One Fine Skye telah bekerja sama dengan banyak pegiat industri kreatif dari bidang yang berbeda-beda.
"Kolaborasi dilakukan dengan fashion desainer, fotografer, desainer grafis, ataupun aktor untuk memberikan bantuan pada masyarakat," ujar Yuni Jie pada Fashion Talks Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 bertajuk "Look Good, Do Good: Fashion for Good Purpose", Selasa, 25 Agustus 2020.
Salah satu rekan kolaboratifnya adalah Auguste Soesastro, desainer ternama dan pendiri brand Kraton. Auguste terkenal dengan karya berdesain minimalis yang dibalut unsur budaya Indonesia. Bersama One Fine Sky, Auguste mendesain jaket berbahan jeans yang merupakan salah satu item fashion yang tidak pernah ketinggalan zaman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kolaborasi Berkelanjutan
Auguste menjelaskan bahwa kolaborasi kali ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah bahan jeans yang diolah kembali menjadi sebuah produk fashion. Sehingga, tidak hanya berperan di kegiatan sosial, produk yang dihasilkan juga berperan dalam mengurangi polutan limbah pakaian.
"Semua negara produsen limbahnya itu banyak, di mana-mana, dan pemerintah kita tidak ada regulasi tentang limbah pabrik. Selain itu, banyak orang lupa kalau medium seperti kain itu penting dan saya tidak suka buang-buang bahan quality fabric yang bagus," ujar dia.
Mengolah limbah bahan jeans seperti yang dilakukan dalam kolaborasi ini telah ikut berperan pada lingkungan. Yuni Jie menyampaikan bahwa berkegiatan sosial dan peduli lingkungan dapat dimulai dari langkah kecil.
"Saya percaya bahwa semua dimulai dari hal-hal kecil yang dimulai dari saat ini. We do our part to make a better place in this world. Pesan buat desainer muda yang dalam memperbaiki fashion ecosystem adalah create something last longer, mahal sedikit enggak apa-apa, yang penting bisa untuk jangka panjang ke depan," tutup Yuni Jie. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement