Liputan6.com, Jakarta - Standar ganda sudah seharusnya dihapuskan dari seluruh sendi kehidupan sosial. Dengan tak mengeksklusifkan isu, publik diharapkan bisa menerima permasalahan dengan pikiran lebih terbuka, termasuk soal catcalling.
Pelecehan verbal ini sering diidentikkan perempuan sebagai korban. Padahal, dalam praktiknya, para lelaki juga tak kebal dari perlakuan nahas tersebut. Contoh terbarunya adalah seorang polisi yang viral di masa demo UU Cipta Kerja, belum lama ini.
Lewat sebuah video unggahan di TikTok, beberapa waktu lalu, aksi tersebut dilancarkan pada seorang lelaki berseragam polri yang di dada kanan tertera nama Ongky M. Pada rekam gambar yang dimaksud, terdengar suara perempuan mengatakan, "Pak, boleh kenalan?"
Advertisement
Baca Juga
"Bening banget sih, pak. Bungkus boleh nggak, pak?" sambungnya.
Tak butuh waktu lama untuk video itu viral dan jadi perbincangan warganet. Akun Instagram sang polisi pun akhirnya berbondong disambangi, di mana beberapa pengguna melontarkan komentar serupa.
Padahal, sudah tak sedikit orang pula yang mengimbau untuk berhati-hati dalam memberi respons. "Awas aja ada yang komentar rahim anget, rahim mendidih, rahim membara. Coba kalo perempuan yang diperlakuin kayak gitu, apa nggak pada langsung marah," tulis salah satu pengguna Instagram.
"Jangan teriak-teriak bela hak perempuan kalo masih standar ganda," timpal yang lain. "Belajar punya manner buat nggak bikin tindakan pelecehan kayak catcalling gini jadi kebiasaan normal," komentar seorang warganet.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belum Dipahami Pria
Mengutip laman Washington Post, Kamis (15/10/2020), menurut survei terhadap 750 pria dewasa di Amerika Serikat pada 20--21 Oktober 2017, mereka menjawab pertanyaan tentang pengalaman dan pemikiran perihal pelecehan, juga penyerangan seksual.
Dari sana, ditemukan banyak pria tak memahami benar apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual. Menurut survei, satu dari tiga responden mengatakan, mereka tak menganggap catcalling sebagai pelecehan seksual.
Lalu, dua dari tiga responden menyatakan, mereka tak menganggap undangan makan malam atau kencan berulang yang tak diinginkan sebagai pelecehan seksual.
Menurut survei, 45 persen pria mengatakan bahwa mereka pernah menyaksikan seseorang dilecehkan secara seksual. Sebanyak 50 persen di antaranya bahkan melaporkan kejadian seperti itu terjadi di tempat kerja atau di pesta, bar, maupun kelab malam.
Lebih dari seperempat responden mengaku mereka pernah dilecehkan atau diserang secara seksual. Sayangnya, hampir satu dari lima responden tak menganggap pelecehan seksual sebagai pelanggaran serius. Selain itu, seperempat responden survei mengatakan mereka yakin peningkatan percakapan seputar pelecehan seksual tak dapat dibenarkan.
Advertisement