Sejarah Pohon Natal hingga Makna dari Setiap Ornamen

Kehadiran pohon Natal sangat identik dengan perayaan Hari Raya Natal. Bagaimana sejarah pohon Natal?

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Des 2020, 19:35 WIB
Diterbitkan 24 Des 2020, 19:03 WIB
[Fimela] Pohon Natal
Ilustrasi Pohon Natal | unsplash.com/@eugenivy_reserv

Liputan6.com, Jakarta - Pohon Natal kerap ditemui dalam kemeriahan perayaan Natal. Biasanya, pohon Natal akan dihiasi dengan lampu-lampu aneka warna, ornamen, bintang pucuk di bagian atas, hingga deretan kado di bawahnya.

Di sisi lain, pohon Natal dapat dikatakan sebagai ikon dari tradisi perayaan Natal. Lalu, bagaimana sejarah pohon Natal yang begitu identik dengan hari Natal?

Seperti dilansir dari laman History, Kamis (24/12/2020), menurut legenda, keberadaan pohon Natal berawal dari penggunaan simbolis pohon cemara di tengah masyarakat Mesir Kuno, Romawi Kuno, dan Yunani Kuno. Dalam beberapa budaya, pohon dilambangkan sebagai kehidupan yang kekal dan kesuburan.

Di banyak negara diyakini pepohonan hijau akan menjauhkan keluarga dari penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit. Pada dasarnya, pohon Natal yang kini dapat dilihat saat Hari Raya Natal bermula di Jerman, tepatnya di barat Jerman pada abad ke-16.

Adapun tradisi mendekorasi pohon oleh para petani Jerman Barat. Hal ini untuk merayakan Pesta Adam dan Hawa, sebuah acara tahunan yang berlangsung pada 24 Desember.

Pada pertengahan abad ke-18, pohon Natal menjadi dekorasi hari raya yang populer di seluruh Eropa dan Amerika. Kemudian di awal abad ke-19, tradisi pohon Natal kian mendunia.

Masyarakat Inggris mulai menggunakan pohon Natal saat Ratu Victoria menikah dengan Pangeran Albert yang berasal dari Jerman. Pohon Natal diperkenalkan di Inggris dan dipopulerkan pada pertengahan abad itu oleh Pangeran Albert.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Makna dari Ornamen

Ilustrasi pohon natal
Ilustrasi pohon natal. (Photo by joshua herrera on Unsplash)

Dilansir dari laman BBC News, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837--1901 ketika Ratu Victoria masih menduduki kursi kerajaan. Victoria dan Albert diketahui adalah penggemar berat Hari Raya Natal.

Kala itu, dekorasi pohon Natal diberi sentuhan ragam mainan dan juga kado-kado kecil, lilin, permen, hingga kue mewah yang digantung dengan pita dan rantai kertas. Pohon Natal adalah tradisi yang menurun dari generasi ke generasi.

Ragam ornamen yang turut menghiasi pohon memiliki maknanya masing-masing. Di antaranya adalah lampu, dianggap mewakili cahaya roh Tuhan dan mengingatkan mengenai pentingnya kehangatan cinta di tengah keluarga.

Berlanjut dengan ornamen berwarna merah, dianggap sebagai simbol dari darah atau pengorbanan Kristus. Kemudian ada bintang dan sosok malaikat di bagian atas pohon menjadi simbol yang sangat penting dalam kisah kelahiran Yesus. Ada pula pita dan karangan bunga yang menandakan ikatan yang mengikat antara anggota keluarga. (Melia Setiawati)


Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya