6 Fakta Menarik tentang Cilacap, Tempat Budaya Banyumasan dan Sunda Bertemu

Cilacap menjadi lokasi penting dalam strategi Perang Dunia II. Apa yang terjadi sebenarnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2021, 09:01 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 09:01 WIB
RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). RU IV Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah di Provinsi Jawa Tengah yang jadi tempat pertemuan dari budaya Jawa Banyumasan dengan Sunda. Cilacap juga merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah yang terbagi menjadi 24 kecamatan 269 Desa dan 15 Kelurahan.

Membicarakan Cilacap tak bisa dilepaskan dengan Pulau Nusakambangan, kompleks penjara berkeamanan super maksimum untuk tahanan dengan hukuman mati maupun hukuman seumur hidup. Penjara itu bahkan dijuluki Alcatraz-nya Indonesia karena tahanan yang berusaha kabur jarang yang bisa hidup panjang.

Namun, hal-hal menarik tentang Cilacap tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis, 4 Maret 2021.

1. Tempat Tenggelamnya Kapal Induk Pertama Amerika Serikat

Amerika Serikat memiliki kapal induk pertama, yakni USS Langley (CV No. 1), yang karam ddi tengah pertempuran sengit di Laut Jawa. Kisah berawal dari USS Langley ditugasi mengirim 32 pesawat P-40 Warhawks, para pilot, kru, dan perlengkapan lainnya ke Tjilatjap atau Cilacap.

Kala itu, Cilacap merupakan sebuah kota kecil di selatan Pulau Jawa yang memiliki arti penting pada masa awal invasi Jepang ke Hindia Belanda, serta menjadi lokasi evakuasi personel tentara Sekutu dan warga negara Belanda. Pasalnya, saat itu Cilacap satu-satunya pelabuhan di Jawa tempat kapal bisa mengirimkan kargo dalam kondisi aman.

USS Langley diberangkatkan dari Pelabuhan Fremantle, Australia, 22 Februari 1942, untuk membantu mempertahankan Jawa dari Jepang. Butuh waktu lima hari untuk bisa tiba di pelabuhan kecil di dekat Pulau Nusakambangan. Namun pada 27 Februari 1942, kapal itu tak sempat berlabuh karena jadi target serangan sembilan pesawat bomber bermesin ganda milik Jepang, Aichi D3A.

Serangan pertama dan kedua memang, tetapi pada serangan ketiga, kapal sudah tak berdaya. Lima ledakan sekaligus menghantamnya. Akibatnya, 16 kru kapal tewas. Bagian atas Langley terbakar hebat. Langley yang tak mampu lagi bergerak dan terjebak lalu tenggelam dalam posisi miring.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2. Mewakili Indonesia untuk Kota Tangguh Bencana Asia-Pasifik

Pantai selatan Nusakambangan, Cilacap, rawan terdampak tsunami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pantai selatan Nusakambangan, Cilacap, rawan terdampak tsunami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Cilacap terpilih sebagai satu-satunya Kabupaten/Kota mewakili Indonesia untuk mengikuti penilaian kota tangguh bencana Asia Pasifik yang dihelat oleh United Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR). Alasan Cilacap mewakili Indonesia karena daerah ini sering menjadi risiko tertinggi bencana alam di Provinsi Jawa Tengah dan menjadi salah satu daerah dengan risiko tinggi bencana di Indonesia.

Sepanjang tahun Cilacap selalu berhadapan dengan bencana alam berupa longsor, banjir, dan puting beliung. Serangkaian bencana alam tersebut karena faktor wilayah Cilacap yang berada di dataran rendah dan dataran tinggi. Cilacap kemudian mengembangkan metode preventif di beberapa desa yang sering menjadi pusat bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemkab Cilacap juga membentuk masyarakat tangguh bencana.

3. Memiliki Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Cilacap menjadi satu-satunya daerah yang memiliki tiga generator Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa. Terdiri dari PLTU Karangkandri, PLTU Adipala, dan PLTU S2P Cilacap.

PLTU Karangkandri menghasilkan listrik sebesar 6000 Mega Watt, PLTU Adipala sebesar 700 Mega Watt, sementara yang terbaru, PLTU S2P Cilacap, dapat menghasilkan listrik sebesar 1000 Mega Watt. Total keseluruhan listrik yang dihasilkan oleh Cilacap sebesar 7700 Mega Watt.

4. Pantai di Kabupaten Cilacap Dimaksimalkan Sebagai PLTU

Cilacap memiliki wisata pantai dengan rata-rata gelombang tertinggi di Indonesia, yakni 3 sampai 6 meter. Besar energi yang dapat dihasilkan dari gelombang laut PLTU di Cilacap tersebut sekitar 80 Kilo Watt per meter.

Hal ini dikarenakan Cilacap berada di bagian selatan Pulau Jawa dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Saat ini pemanfaatan energi gelombang terus dikembangkan di Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia.

 

5. Tradisi Sedekah Laut di Cilacap

Larung sesaji dalam Sedekah Laut di Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Larung sesaji dalam Sedekah Laut di Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sedekah Laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas kelancaran rizki yang diberikan sepanjang tahun dan doa-doa agar masyarakat nelayan dapat diberkahi dengan keselamatan di masa mendatang.

Tradisi yang dilakukan oleh para nelayan ini mengandung filosofi leluhur. Filosofi yang terkandung dalam larung kepala kerbau misalnya, sebuah simbol membuang kebodohan dan sifat-sifat binatang, agar menjadi manusia seutuhnya. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat nelayan Cilacap dan berbagai daerah lainnya.

6. Brekecek hingga Tahu Brontak

Makanan khas Cilacap Jawa Tengah bercita rasa dan khas dengan berbagai jenis olahan ikan laut yang segar. Beberapa makanan tersebut di antaranya seperti Brekecek, Abon Ikan Tuna, dan camilan Tahu Brontak.

Brekecek merupakan makanan khas Cilacap yang terbuat dari ikan. Ikan yang sering digunakan yakni Jambal dan Jahan, lalu dihidangkan dengan siraman bumbu khas. Cita rasanya hampir mirip rica–rica dari Manado. Kuliner dari Cilacap ini cukup melegenda karena bukan badan ikan yang dijadikan bahan dasar, melainkan hanya kepalanya saja.

Kemudian, abon ikan tuna memiliki tekstur khas, yakni seratnya lebih pendek dari abon sapi. Warnanya juga lebih cokelat dari abon kebanyakan dan rasanya lezat yang tidak terlalu asin. Cocok untuk dijadikan oleh-oleh.

Terakhir tahu brontak yang sekilas mirip dengan tahu isi. Ciri yang membedakan tahu brontak dengan tahu lainnya yaitu proses pembuatannya. Tahu brontak dicelupkan dalam adonan santan sebelum digoreng. Santan inilah yang nantinya membuat tekstur luar tahu lebih renyah tapi dalamnya tetap lembut dan empuk. (Melia Setiawati)

Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021

Infografis Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021
Infografis Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya