Liputan6.com, Jakarta - Sebuah maskapai penerbangan Israel dipaksa untuk membatalkan penerbangan ke Dubai, Uni Emirat Arab. Hal itu terjadi setelah gagal mendapatkan izin Arab Saudi untuk terbang lewat wilayah udaranya, melansir dari laman Anadolu, Kamis, 27 Mei 2021.
Radio militer Israel mengatakan para penumpang menunggu selama 10 jam di Ben Gurion dekat Tel Aviv sebelum penerbangan Israir dibatalkan. Alasan penolakan Saudi untuk memberikan izin penerbangan Israel masih belum jelas.
Advertisement
Baca Juga
Riyadh telah mengizinkan penerbangan Israel untuk menggunakan wilayah udara Arab Saudi dalam perjalanan ke Dubai sejak November 2020.
Tanpa menggunakan wilayah udara Saudi, penerbangan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan sulit dan tidak berkelanjutan. Alasannya, karena membuat periode penerbangan menjadi delapan jam, bukan tiga jam.
Pada Desember 2020, Israir mengumumkan program penerbangan dua penerbangan setiap hari antara Israel dan UEA. Operator Israel lainnya, termasuk El Al, juga memiliki program penerbangan serupa.
Pada September 2020, UEA dan Israel menandatangani kesepakatan yang disponsori AS untuk menormalkan hubungan mereka. Sejak saat itu, kedua negara telah menandatangani puluhan perjanjian bilateral di berbagai bidang, termasuk investasi, jasa perbankan, dan pariwisata.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dianggap Terobosan
Sebelumnya, Arab Saudi mendapat pujian karena mengizinkan penerbangan antara Israel dan Uni Emirat Arab melintasi wilayah udaranya. Pujian tersebut dianggap sebagai "terobosan luar biasa" oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir dari laman middleeasteye.
Semua penerbangan ke dan dari UEA akan diizinkan untuk menggunakan wilayah udara Saudi, menurut otoritas penerbangan. El Al Israel sempat terbang melalui wilayah udara Saudi membawa delegasi AS dan Israel dari Tel Aviv ke Abu Dhabi, penerbangan resmi pertama oleh sebuah maskapai penerbangan Israel di atas kerajaan. Penerbangan kembali juga menggunakan wilayah udara Saudi.
Keputusan, yang menurut otoritas penerbangan kerajaan datang atas permintaan UEA, menyusul kesepakatan kontroversial antara Abu Dhabi dan Israel untuk menormalkan hubungan.
Arab Saudi sebelumnya telah melarang penerbangan ke dan dari Israel menggunakan wilayah udaranya, meskipun sejak 2018 telah mengizinkan Air India untuk terbang di atas negara itu ke Tel Aviv, yang pada saat itu dipandang sebagai tanda perbaikan rahasia hubungan antara kerajaan Teluk dan Israel.
Advertisement