Liputan6.com, Jakarta - Nama Rawdah Mohamed sempat jadi perbincangan karena melakukan protes terkait larangan penggunaan hijab di Prancis. Protesnya ini viral di media sosial dan membuat namanya diketahui banyak orang.
Model berdarah Somalia-Norwegia yang tinggal di Prancis ini memprotes kebijakan tersebut di akun Instagram miliknya. Rawdah mengunggah foto dirinya dan menuliskan kalimat "Hands Off My Hijab" di dalam unggahan pada 5 April 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga menceritakan bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di bidang fesyen. Unggahan itu mendapat banyak dukungan. Ratusan wanita berhijab dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Nigeria, Afrika Selatan dan Qatar, membagikan foto serupa dengan tagar 'HandsOffMyHijab'.
Kabar terbarunya, Rawdah kini diangkat menjadi editor Vogue Scandinavia yang baru. Dilansir dari laman Middle Easy Eye dan The Guardian, Selasa (8/6/2021), ia menjadi editor majalah fesyen pertama yang menggunakan hijab di Barat.
"Vogue Skandinavia telah membawa masalah keragaman ke langkah berikutnya, yang berarti menciptakan lingkungan kerja di mana orang-orang dari latar belakang berbeda dihargai. Kami dapat berpartisipasi dalam percakapan, mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan punya suara yang berpengaruh dalam mode," kata Mohamed.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Komunitas Minoritas
Ia juga mengumumkan posisi barunya tersebut lewat unggahan di akun Instagramnya. Rawdah berharap, pengalaman yang ia dapatkan mampu memberi dampak besar untuk seluruh umat muslim di dunia, khususnya dalam dunia fesyen.
Majalah Vogue Skandinavia saat ini juga turut menerima pegawai dari komunitas minoritas untuk mengisi posisi tinggi. Menurut Rawdah Mohamed, ia tidak menganggap dirinya sebagai bentuk pembenaran dari apa pun.
Namun, jika ia dapat membantu kemajuan industri secara keseluruhan dalam prosesnnya, itu menjadi nilai plus yang akan selaku ia dukung.
Advertisement
Memahami Dunia Mode
Rawdah Mohamed yang dikenal dengan gaya sreet fashion percaya bahwa pengangkatannya akan berdampak pada komunitasnya.
"Ini akan bepengaruh besar bagi umat Islam dan saya melihat ini sebagai pencapaian kolektif untuk lebih memahami dunia mode," ujar Rawdah Mohamed.
Vogue Scandinavia kabarnya akan meluncurkan edisi pertamanya Agustus mendatang dan akan menerbitkan edisi cetak enam kali setahun yang sebagian besar difokuskan secara digital. Majalah mereka akan diterbikan di negara-negara Skandinavia yaitu Denmark, Norwegia, Finlandia, Swedia dan Islandia.
Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Advertisement