Bubut Alang-Alang, Penghuni Taman Nasional Gunung Ciremai

Taman Nasional Gunung Pangrango dihuni berbagai burung, salah satunya Bubut Alang-Alang.

oleh Komarudin diperbarui 13 Jun 2021, 03:01 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2021, 03:01 WIB
Bubut Alang-Alang
Bubut Alang-Alang salah satu penghuni Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat (dok.instagram/@gunung_ciremai/https://www.instagram.com/p/CP2KR7_FS1-/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat, dihuni banyak burung, salah satunya Bubut Alang-Alang. Salah satu jenis burung berukuran besar ini termasuk keluarga Cuculidae.

Jenis lain dari keluarga burung yaitu Kadalan birah dan Kadalan kembang. "Anggota keluarga lainnya yang ingin dikenal oleh Sobat Ciremai adalah Bubut Alang-Alang atau 'Centropus bengalensis'," terang akun Instagram @gunung_ciremai, 8 Juni 2021.

Bagi mereka yang sering bereksplorasi di daerah perkebunan di sekitar kawasan Gunung Ciremai atau di dalamnya yang ditumbuhi alang-alang, tentu pernah berjumpa dengan jenis burung burung besar ini. "Dikatakan sebagai jenis burung besar dikarenakan memiliki ukuran yang agak besar yakni 42 centimeter (cm)," tulis akun tersebut.

Penampilan fisik burung ini berwarna cokelat kemerahan dan hitam. Ekornya yang panjang melengkapi keindahan penampilannya.

"Ciri lainnya yaitu mantel berwarna coklat berangan pucat, tersapu hitam, dengan warna paruh dan kaki yang juga hitam," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Suara Khas

Bubut Alang-Alang
Bubut Alang-Alang salah satu penghuni Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat (dok.instagram/@gunung_ciremai/https://www.instagram.com/p/CP2KR7_FS1-/Komarudin)

Keberadaan burung ini dapat diketahui karena suaranya yang khas. Suaranya terdiri dari beberapa nada 'hup' rendah yang meningkat temponya. Kemudian, suaranya dilanjutkan dengan tiga bunyi 'hup' yang terpecah menjadi rangkaian, "logokok, logokok, logokok."

Di balik keindahannya, Bubut Alang-Alang berperan penting dalam ekosistem, terutama bagi petani. Unggas ini berperan sebagai pengendali populasi jenis-jenis fauna yang sering menjadi hama yaitu ulat, belalang, dan serangga lainnya.

"Jadi mari kita jaga ya Sob kelestariannya di alam agar fungsi ekologinya yang berkaitan juga dengan fungsi ekonomi tetap terjaga," ajaknya.

TNGC sebagai habitat hutan pegunungan di Jawa Barat memiliki keanekaragaman jenis burung yang sesuai dengan relung ekologinya. Habitat burung yang terdapat di kawasan TNGC ada tiga tipe, di mana kawasan yang dikelola dengan sistem Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) Cibunar mempunyai keragaman jenis dan keseimbangan paling tinggi.

Jenis Burung

Burung Kedasih
Anak burung kedasih yang dititipkan ke sarang burung prenjak (Istimewa)

Keadaan ini didukung oleh tingkat kesukaan burung terhadap jenis tumbuhan dan sebagai dampak daerah ekotone. Ekotone adalah zona transisi antara komunitas yang berdekatan atau daerah di mana masyarakat bersinggungan.

Kepadatan jenis burung yang lebih dari 10 ekor per hektare adalah burung kacamata gunung dan prenjak. Hal ini didukung oleh perilaku burung yang suka berkelompok dan pemakan serangga. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh burung untuk mencari pakan, beristirahat, bersarang, dan tidur adalah pohon buah-buahan, melansir dari laman ejournal.forda-mof.org.

Pengelolaan secara in-situ telah dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk penanaman pohon buah-buahan dan tidak menebang marga ficus-ficusan di kawasan PHBM. Upaya konservasi yang harus dilakukan adalah pengayaan tanaman dan peningkatan kesadaran masyarakat lokal untuk menarik burung dan mencegah perburuan liar, baik terhadap burung yang telah dilindungi maupun yang belum dilindungi.

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya