Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan reaktivasi program akomodasi bagi tenaga kesehatan dan tenaga penunjang fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 saat ini memasuki tahap akhir. Anggaran sebesar Rp298 miliar sudah disetujui Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dari sebelumnya yang diajukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rp300 miliar.
Penyediaan akomodasi dan fasilitas sarana pendukung lainnya itu termasuk transportasi bagi nakes dan faskes penanganan Covid-19. Hal itu menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Advertisement
Baca Juga
"Usulan untuk program ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Keuangan melalui surat Direktorat Jenderal Anggaran. Surat persetujuan telah kami terima pada tanggal 24 Agustus 2021 dengan anggaran sebesar Rp298 miliar," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis, Jumat (3/9/2021).Â
Program akan dilaksanaan dengan berkoordinasi dengan rumah sakit, industri perhotelan, kementerian/lembaga terkait, dan pemerintah daerah di tujuh lokasi. Penetapan lokasi didasarkan pada pertimbangan daerah dengan kasus COVID-19 tinggi saat program ini diusulkan melalui KCP-PEN, beberapa bulan lalu.
Kemenparekraf sebelumnya telah menerima pengajuan dari 71 rumah sakit untuk akomodasi tenaga kesehatan sebanyak 9.766 orang dengan 465.659 unit kamar. Dukungan akomodasi juga disertai penyediaan fasilitasi makan dan minum, binatu, serta transportasi, yang akan berjalan hingga akhir November 2021.
Kemenparekraf mengaku sedang mendata ulang kebutuhan jumlah tenaga kesehatan yang perlu diakomodasi, mengingat kasus COVID-19 menunjukkan grafik yang dinamis. Beberapa provinsi di Pulau Jawa dan Bali ada yang melandai, namun ada yang masih tetap tinggi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Reaktivasi Sektor Pariwisata
Sandiaga menyebut kegiatan itu akan melibatkan narahubung dari pihak rumah sakit, Kemenparekraf, hotel, dan PIC dari transportasi yang bertugas memperlancar segala proses pelaksanaan setiap waktu. Ia berharap program tersebut dapat tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
"Program ini selain untuk menunjang kinerja tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan pandemi COVID-19 dengan memberikan kemudahan mobilitas dan memperpendek jarak tempuh ke tempatnya bertugas, terlebih juga menjadi upaya akselerasi reaktivasi sektor pariwisata," kata Sandiaga.
Ia menekankan upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata sangat tergantung pada keberhasilan penanganan COVID-19 di Indonesia. Untuk itu, kolaborasi terus dilakukan dengan berbagai pihak seperti Kemenkes, industri perhotelan, dan perusahaan transportasi.
"Program ini juga akan terus kita manfaatkan untuk mengembalikan geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Kemenparekraf juga ikut mengawal program percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Sandiaga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengusaha perhotelan dan berbagai pihak lainnya untuk menghadirkan sentra vaksinasi dalam upaya mencapai target vaksinasi dua juta dosis per hari yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.
"Kemenparekraf terus mendorong program vaksinasi secara masif di lima destinasi super prioritas dan di daerah-daerah yang termasuk dalam lingkup Kharisma Event Nusantara," ucap Sandiaga.
Advertisement
Promosi Digital
Di sisi lain, promosi sektor parekraf dalam negeri terus dilakukan di masa PPKM Level 3 dan 4. Sandiaga menyatakan platform digital jadi pilihan utama untuk memastikan agar Indonesia berada di urutan teratas sebagai destinasi wisata, baik bagi wisatawan nusantara dan mancanegara, pascapandemi COVID-19.
"Ada beberapa kegiatan yang menggunakan platform media sosial yang ternyata menurunkan biaya, tapi meningkatkan efektivitas promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air," ujarnya.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menambahkan, informasi di media sosial berperan cukup signifikan karena akan memengaruhi kepercayaan wisatawan mancanegara, juga wisatawan nusantara. Saat ini, persepsi wisatawan sangat ditentukan oleh penanganan COVID-19.
Karena itu, dukungan pada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 merupakan kontribusi sektor pariwisata yang kemudian hari akan menerima manfaatnya. "Ini adalah tentang persepsi, yang diperlukan sekarang adalah bagaimana kita mendapatkan kepercayaan dari pasar, baik pasar mancanegara maupun nusantara," kata Nia.
Â