Liputan6.com, Jakarta - Wisatawan China telah menjadi unsur penting untuk pariwisata Pattaya. Namun dengan pembatasan perjalanan akibat Covid-19, Asosiasi Bisnis dan Pariwisata Pattaya (PBTA) kini mengalihkan fokus kepada wisatawan India dan Rusia untuk menyambut pembukaan kembali yang direncanakan pada 1 Oktober 2021.
Presiden PBTA mengumumkan bahwa kota dan provinsi lain telah menunda rencana pembukaan kembali. Namun, Pattaya siap untuk dibuka kembali untuk pelancong internasional hanya dalam waktu seminggu, seperti melansir dari laman The Thaiger, Kamis (23/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
China saat ini tidak mengizinkan warganya untuk melakukan perjalanan internasional dalam kelompok wisata besar seperti yang biasa datang ke Pattaya. Pemerintah hanya mengizinkan mereka bepergian dalam kelompok kecil atau untuk kepentingan bisnis.
Selanjutnya, mereka yang pulang dari luar negeri harus menjalani karantina selama tiga minggu. Langkah itu diambil China untuk menekan angka positif Covid-19 yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara, Pattaya mengambil arah kebijakan berbeda, yakni mendorong pembukaan kembali untuk wisatawan asing, saat Thailand bergerak menuju strategi hidup dengan Covid-19. Karena tak mungkin menggantungkan harapan pada China sementara ini, pejabat pariwisata mengarahkan perhatian mereka pada turis India dan Rusia.
Pejabat setempat beralasan, warga kedua negara itu tidak terlalu dibatasi dalam perjalanan luar negeri dan dapat mengunjungi Thailand saat ini. Kedua negara itu juga tidak mewajibkan karantina saat mereka kembali, tidak seperti Korea dan Taiwan.
Pattaya sudah terkenal bagi wisatawan dari India dan Rusia. Laporan industri pariwisata mengatakan saat ini mereka berminat ke Thailand.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masalah Karantina
Masalah karantina saat kembali berefek negatif pada upaya Thailand untuk mengembalikan pariwisata. Turis Inggris dan Australia, misalnya, akan dikenakan karantina yang sangat mahal setelah mereka kembali ke negaranya, seperti turis China, Korea, dan Taiwan.
Turis Amerika Serikat telah menjadi salah satu sumber pariwisata dan pelancong terbesar ke Thailand. Mereka tidak memerlukan karantina apa pun ketika mereka tiba di rumah.
Tetapi, prosedur karantina di Thailand masih merupakan penghalang besar bagi calon turis asing yang datang. Baik turis Rusia maupun India sama-sama tidak menyukainya. Untuk turis India, perjalanan ke Thailand terbilang cepat, mereka cenderung melakukan perjalanan singkat hanya beberapa hari ke Thailand.
Advertisement
Visa Baru
Thailand terus berupaya memulihkan pariwisata untuk mendongkrak perekonomiannya yang hancur akibat Covid-19. Salah satunya dengan meluncurkan kebijakan paket visa baru.
Paket tersebut akan menargetkan ekspatriat maupun pelancong tajir untuk menyuntikkan uang mereka ke dalam perekonomian Thailand. Paket tersebut mencakup fasilitas menarik, seperti visa 10 tahun, seperti melansir dari laman The Thaiger.
Visa tersebut tidak hanya mencakup individu, tetapi juga pasangan dan anak-anak mereka. Selain ekspatriat asing, nomaden digital juga diarah. Nomaden digital adalah orang yang ingin menjalankan bisnis online mereka saat tinggal di Thailand.
[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih
Advertisement