Thailand Akan Ubah 15 Gerbong Kereta Jadi Tempat Perawatan Pasien COVID-19

Thailand memutuskan untuk segera mengubah 15 gerbong kereta yang tidak digunakan di Bangkok sebagai bangsal darurat untuk merawat pasien COVID-19 gejala ringan-sedang

oleh Hariz Barak diperbarui 01 Agu 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 20:30 WIB
FOTO: Kewalahan, Thailand Kirim Pasien COVID-19 dari Bangkok ke Kota Asal
Seorang pasien COVID-19 (kanan) bersiap untuk naik kereta di Stasiun Rangsit, Provinsi Pathum Thani, Thailand, Selasa (27/7/2021). Otoritas Thailand mengirim pasien COVID-19 dari Bangkok ke kota asal mereka untuk isolasi dan perawatan. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Thailand memutuskan untuk segera mengubah 15 gerbong kereta yang tidak digunakan di Bangkok sebagai bangsal darurat untuk merawat pasien COVID-19 gejala ringan-sedang, kata para pejabat menyusul lonjakan kasus dan program vaksinasi yang lambat.

Rencana itu muncul ketika sistem perawatan kesehatan Thailand berjuang untuk mengikuti kebangkitan infeksi yang konstan, sehingga kehabisan tempat tidur rumah sakit bagi mereka yang paling membutuhkannya.

Bangkok Metropolitan Administration (BMA) mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat kereta siap sebagai bangsal perawatan COVID-19, demikian seperti dikutip dari Mashable Asia, Minggu (1/8/2021).

"Beberapa modifikasi masih harus dilakukan seperti melepas tempat tidur susun atas, memasang jaring jendela, serta sistem air dan listrik," kata BMA dalam sebuah pernyataan.

"Lebih banyak toilet dan kamar mandi akan dibangun di luar gerbong."

Orang mungkin mempertanyakan mengapa menggunakan gerbong kereta tua diperlukan. Tapi itu masuk akal ketika Anda melihat angka COVID-19 Thailand. Misalnya, pada 27 Juli saja, negara itu mencatat 14.150 kasus baru dan 118 kematian. Ini membawa total nasional menjadi 526.828 kasus dan 4.264 kematian sejak awal pandemi.

Dan dengan diperkenalkannya varian Delta yang sangat menular, kasus hanya akan meningkat kecuali langkah-langkah yang lebih ketat diberlakukan untuk mengurangi penyebarannya.

Namun sebelum semua itu bisa terjadi, rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 harus mencari cara untuk mendapatkan tempat tidur isolasi yang lebih bebas.

Pada situasi itulah rencana gerbong kereta sebagai bangsal perawatan COVID-19 mulai dipertimbangkan.

Sebagai Tempat Isolasi

FOTO: Kewalahan, Thailand Kirim Pasien COVID-19 dari Bangkok ke Kota Asal
Seorang pasien COVID-19 naik kereta di Stasiun Rangsit, Provinsi Pathum Thani, Thailand, Selasa (27/7/2021). Pengiriman pasien COVID-19 dari Bangkok ke kota asal mereka ini untuk meringankan beban sistem medis ibu kota yang kewalahan. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Rencana untuk bangsal kereta COVID-19 sebenarnya sederhana pada dasarnya --mereka akan berfungsi sebagai bangsal isolasi untuk pasien yang saat ini berada di daftar tunggu rumah sakit.

Ini mengurangi kemungkinan mereka menyebarkan virus ke orang lain sambil menunggu tempat tidur rumah sakit mereka sendiri.

Pada saat yang sama, mereka akan dapat menerima pemantauan konstan dari petugas kesehatan yang mengelola kereta, sesuatu yang mungkin tidak akan mereka dapatkan jika mereka mengisolasi di rumah atau di tempat lain.

Bangsal kereta COVID-19 akan siap menampung pasien paling cepat 30 Juli 2021.

Sejauh ini, hanya 5,6 persen dari 66 juta orang Thailand yang telah sepenuhnya divaksinasi (menerima kedua dosis). Jumlah ini tidak menggembirakan, mengingat fakta bahwa negara ini bertujuan untuk mengotasi 50 juta orang pada akhir 2021.

Hanya 18,9 persen dari populasi negara itu yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin sejauh ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya