Liputan6.com, Jakarta - Pencemaran lingkungan masih jadi isu yang masih jadi pekerjaan berat banyak pihak. Salah satunya adalah polusi udara yang masuk dalam daftar ancaman lingkungan terbesar dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 23 September 2021, Pedoman Kualitas Udara Global (AQG) yang baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut membuktikan kerusakan oleh polusi udara pada kesehatan manusia. Bahkan, pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya.
Pedoman teranyar itu merekomendasikan tingkat kualitas udara baru guna melindungi kesehatan populasi seantero jagat. Upaya yang dilakukan dengan dengan mengurangi tingkat polutan udara utama, beberapa di antaranya turut berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Advertisement
Baca Juga
Peningkatan nyata atas bukti-bukti yang menunjukkan polusi udara memengaruhi berbagai aspek kesehatan terjadi sejak pedoman terakhir WHO pada 2005. Setelah tinjauan sistematis dari akumulasi bukti yang dikumpulkan,WHO telah menyesuaikan hampir semua tingkat AQG.
WHO juga mengingatkan jika melampaui pedoman kualitas udara yang baru dapat membawa risiko yang signifikan terhadap kesehatan. Pada saat yang sama, mematuhi pedoman yang baru dapat menyelamatkan jutaan nyawa.
Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan tujuh juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat. Pada anak-anak, dapat mencakup penurunan pertumbuhan dan fungsi paru-paru, infeksi pernapasan, dan asma yang memburuk.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Timbulkan Ragam Penyakit
Sedangkan pada orang dewasa, penyakit jantung iskemik dan stroke adalah penyebab paling umum kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara di luar ruangan. Berbagai bukti juga telah muncul soal efek lain, sebut saja diabetes dan kondisi neurodegeneratif.
Ini menempatkan beban penyakit yang disebabkan oleh polusi udara setara dengan risiko kesehatan global utama lainnya, seperti pola makan yang tidak sehat dan merokok tembakau. Polusi udara adalah salah satu ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia, di samping perubahan iklim.
Peningkatan kualitas udara dapat meningkatkan upaya mitigasi perubahan iklim. Sementara, pengurangan emisi pada bagiannya akan meningkatkan kualitas udara.
Dengan berjuang untuk mencapai tingkat pedoman ini, negara-negara dapat melindungi kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi perubahan iklim global. Pedoman baru WHO merekomendasikan tingkat kualitas udara untuk enam polutan, bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan tersebut.
Advertisement
Ancaman
Pedoman terbaru juga menyoroti praktik yang baik untuk pengelolaan jenis partikel tertentu, misalnya, karbon hitam/karbon unsur, partikel ultra halus, partikel yang berasal dari badai pasir dan debu), yang saat ini sudah ada bukti kuantitatif untuk menetapkan tingkat pedoman kualitas udara. Pedoman baru ini berlaku untuk lingkungan luar dan dalam ruangan secara global, dan mencakup semua sektor.
"Polusi udara merupakan ancaman bagi kesehatan di semua negara, tetapi paling parah menyerang orang-orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Pedoman Kualitas Udara Baru WHO adalah berbasis alat bukti dan praktik untuk meningkatkan kualitas udara di mana semua kehidupan bergantung. Saya mendesak semua negara dan semua yang berjuang untuk melindungi lingkungan kita untuk menggunakannya guna mengurangi penderitaan dan menyelamatkan nyawa," tambahnya.
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement