Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin masih ingat bagaimana jamu mendadak jadi komoditas yang paling diburu di awal pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia. Semua orang kembali ke warisan leluhur untuk menjaga imunitas tubuh masing-masing. Hal itu nyatanya dijadikan peluang oleh sekelompok anak muda asal Surabaya untuk mengembangkan bisnis jamu kekinian.
Di bawah jenama Jamu Delicious, sederet varian jamu dikembangkan. Total saat ini ada 12 varian minuman jamu yang bisa dipilih konsumen sesuai kebutuhan. Tapi, yang paling laris adalah empon-empon atau disebut Mpon-Mpon Daya Tahan Tubuh. Kandungannya terdiri dari jahe, kunyit asem, temulawak, jeruk nipis, serai, dan asem jawa.Â
Advertisement
"Dengan rutin minum jamu, saya hampir jarang sakit, bahkan ketika kondisi Covid-19 sedang tinggi-tingginya, hanya saya yang tidak terpapar Covid," kata Co-founder JDP, Rachel Octavia, kepada Liputan6.com, Kamis, 4 November 2021.
Advertisement
Baca Juga
Setelah sekitar dua tahun bisnis berjalan, ia dan tim akhirnya sepakat membuka kedai jamu pertama mereka pada 30 Oktober 2021. Gerai yang berkonsep kafe itu dinamai JDPoint. Lokasinya berada di Jalan Pucang Adi Nomor 9 Surabaya.
Rachel menuturkan, kafe jamu itu menyasar anak-anak muda, terutama yang berada di usia 16--30 tahun. Karena itu, interior kafe didesain minimalis dengan sentuhan rustic agar sesuai dengan selera anak muda. Meski begitu, ia tak menutup pintu bagi penyuka jamu yang berusia 30 tahun ke atas.
"Kafe kami memiliki jamu bar sehingga para pelanggan bisa melihat langsung bagaimana barista-barista kami meracik jamu," ujarnya.
Karena menyasar anak muda, pihaknya meracik menu yang juga sesuai dengan lidah anak muda. Ada jamu latte, jamu squash, dan jamu yakult yang rasanya dirancang agar 'ramah' terhadap lidah dan selera pelanggan sekalipun bukan peminum jamu.
"Rasa yang nikmat tidak seperti minum jamu, namun khasiat jamu tetap dapat dirasakan," ucap Rachel.
Â
Â
Â
Ubah Nama
Kafe tersebut terbagi menjadi area ruang ruang dan luar ruang. Pengunjung untuk memilih tempat sesuai keinginan. Pihaknya juga menawarkan kesempatan untuk beragam komunitas mengisi kegiatan di sana.
Namun, Rachel tak menjelaskan rinci soal protokol kesehatan yang diterapkan di kedai jamu itu. "Prokes sesuai ketentuan yang ditetapkan/aturan yang diberlakukan," ujarnya. Kafe itu buka mulai pukul 09.00--21.00 WIB.
Ia hanya menjamin bahwa ramuan jamu menggunakan bahan alami dan berkualitas tinggi. "Sehingga bisa tahan lama," kata dia.
Selain itu, Jamu Delicious juga me-rebranding produknya dengan mengubah nama menjadi JDP. "Kami ingin jamu menjadi bagian dari memperkenalkan budaya Indonesia.Oleh karena itu, di tahun 2021 ini kami serius mengelola Jamu Delicious dengan berbagai inovasi baru, termasuk strategi baru, kini kami membangun brand," jelas Rachel.
Jong Steven Setyo, foundr Jamu Delicious menjelaskan, penambahan P itu mewakili berbagai diferensiasi produk. P untuk versi botol merupakan kependekan dari Power, sedangkan P untuk kedai adalah Point, dan P untuk versi sachet adalah Powder.
Â
Â
Advertisement
Distribusi Menyebar
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Jong mengungkapkan produk jamunya sudah didistribusikan ke kota-kota lain selain Surabaya. Saat ini, JDP bisa ditemukan pula di Bandung, Jakarta, dan Sidoarjo.
"Saya ingin memperkenalkan minuman tradisional agar bisa mendunia dan khasiatnya pun dikenal luas, kalau bisa, saya ingin mendistribusikannya lebih luas, bukan saja di Indonesia, tapi juga ke luar negeri," kata dia.
Pihaknya juga mengaku sudah bermitra dengan berbagai hotel bintang empat dan lima, selain minimarket di area Jawa Timur, untuk mendistribusikan produk. Di samping, ia pun berinovasi dengan menciptakan varian serbuk agar mempermudah konsumen.
"Dikemas dalam bentuk sachet sehingga semakin praktis untuk dibawa kemana pun," sambung dia.
Â
Kalo ga sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.
Â
Daerah Penghasil Rempah di Indonesia
Advertisement