Cerita Sukses Alumni Kartu Prakerja, Jadi Barista Jamu Usai Usaha Biro Pariwisata Bangkrut

Mira Endah Nur Wulandari adalah salah satu alumni Kartu Prakerja Gelombang ke-9 yang berasal dari Boyolali.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Okt 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 09:30 WIB
Alumni Kartu Prakerja Mira Endah Nur Wulandari.
Alumni Kartu Prakerja Mira Endah Nur Wulandari.

Liputan6.com, Jakarta - Mira Endah Nur Wulandari adalah salah satu alumni Kartu Prakerja Gelombang ke-9 yang berasal dari Boyolali. Pandemi covid-19 membuat usaha biro pariwisata yang dikelola bersama suami tersendat, bahkan akhirnya tutup.

“Sebelum pandemi kegiatan saya membantu suami membuka biro jasa pariwisata, karena terjadi pandemi maka biro pariwisata yang dikelola suami dan saya terpaksa ditutup,” kata Mira dikutip dari akun instagram @prakerja.go.id, Senin (11/10/2021).

Mira pun banting setir ikut mengelola usaha pembuatan jamu milik saudaranya. Namun berbeda, Jamu yang dijual dalam kemasan botol, dan produknya baru dipasarkan ke teman-teman terdekat saja.

“Sebelumnya saya sudah mengelola usaha jamu yang bekerjasama dengan tante saya, karena tante saya penjual jamu keliling jadi saya ikut menjualkan jamu tante saya itu dalam kemasan botol cuman saya pasarkan ke teman-teman dekat saya,” ujarnya.

Kemudian, semenjak program Kartu Prakerja dibuka, Mira pun mencoba peruntungan sejak gelombang pertama. Tapi saat itu dia belum beruntung, namun tidak berhenti disitu. Akhirnya di gelombang 9 dia lolos Kartu Prakerja.

“Pertama kali saya tahu kartu prakerja itu dari Google, teris saya dari gelombang pertama itu saya sudah mencoba mendaftar tapi belum masuk, akhirnya saya keterima itu di Gelombang ke-9, senang sekali waktu itu seperti dapet pencerahan gitu ya,” jelasnya.

Setelah dinyatakan lolos, tahap selanjutnya Mira mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin, Akuntansi Dasar dan Teknik Berbicara di depan umum dari Skill Academy. Alasan dia mengambil pelatihan Bahasa Mandarin, lantaran di daerahnya banyak pabrik-pabrik yang pengelolanya dari China.

“Jadi mungkin sertifikat yang didapat dari kartu prakerja itu dapat membantu saya untuk masuk mencari pekerjaan,” ujarnya.

Kendati sampai saat ini belum mendapat pekerjaannya. Mira akhirnya mengambil pelatihan akuntansi dasar, tujuannya agar dia bisa melakukan pembukuan usaha dengan baik dan benar. Selain itu, pelatihan Teknik Berbicara di depan umum membantu Mira untuk mempromosikan produk jamunya.

“Saya detik-detik terakhir itu, saya ngambil latihan berbicara di depan umum dengan metode NLP. Nah itu sangat membantu saya juga untuk mempromosikan produk-produk saya ini,” katanya.

Adapun produk jamu yang dia jual diantaranya jamu kunir asem, jamu beras kencur, jamu gula asem, ada juga sirup jahe merah dan sirup temulawak jahe.

Berkat mengikuti pelatihan dalam program Kartu Prakerja, Mira bisa mempromosikan produk jamunya melalui media sosial seperti Instagram dan WhatsApp.

“Saya iklankan saya bikin status di WA terus saya bikin story di Instagram, saya foto, saya bikin kemasan-kemasan packaging botolnya itu terus saya foto yang menarik terus saya panjang di status di Instagram,” ujar Mira.

Penjualan jamunya, selain dijual online melalui Instagram dan WhatsApp, dia juga menitipkan produk-produknya di toko oleh-oleh dan di warung-warung makan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Barista Jamu

[Fimela] jamu
ilustrasi jamu | unsplash.com/@fauzanazhima

Lebih lanjut, Mira menjelaskan, insentif sebesar Rp 600 ribu dia gunakan untuk membeli bahan-bahan jamu, seperti membeli kemasan, tambah modal usaha, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Setelah dapat sertifikat itu insentif masuk tuh Rp 600.000 selama 4 bulan, di bulan pertama itu saya tambah untuk isi kuota terus saya tambah untuk beli kemasan, terus untuk menambah modal beli bahan baku sama sisanya untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Berlanjut, setelah Mira sudah mulai fokus di jamu maka dia mengambil pelatihan lain, yaitu pelatihan barista jamu. Waktu itu pelatihan barista jamu belum ada dalam program Kartu Prakerja.

“Jadi saya cari di tempat lain. Barista jamu itu meracik jamu dengan proses seperti meracik kopi.  Jadi mengolah mengolah jamu itu seperti racikan kopi,” jelasnya.

Selain itu, saat ini Mira juga berkeinginan bisa mendapatkan legalitas dari BPOM untuk usaha jamunya. Dia pun optimis, dengan adanya penjualannya semakin banyak maka dia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar.

Diakhir Mira menyarankan agar orang-orang yang masih bingung mencari pekerjaan agar bisa memanfaatkan program Kartu Prakerja. Menurutnya banyak pelatihan-pelatihan yang sangat bermanfaat meskipun tidak bekerja.

“Jangan khawatir kartuprakerja.com itu banyak sekali pelatihan-pelatihan semuanya ada di sana, ilmunya sangat bermanfaat. Walaupun tidak bekerja teman-teman bisa berusaha sendiri seperti saya untuk membuka usaha sendiri, memajukan usaha sendiri bekerja untuk diri sendiri,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya