Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang dari London, Inggris. Seorang perempuan asal Indonesia masuk dalam daftar BBC 100 Women 2021. Ia adalah aktivis lingkungan, terutama persampahan, asal Bali bernama Mia Karisna Pratiwi.
"Awalnya saya juga tidak tahu bagaimana bisa masuk dalam kategori ini, reporter BBC Indonesia menghubungi saya untuk meminta profil saya dan Griya Luhu. Posisi saya sebagai manajer operasional di Griya Luhu yang bertanggung jawab untuk membangun sistem bank sampah digital di desa-desa Bali," kata Mia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, 100 Women adalah serial multi-format BBC yang dibentuk pada 2013. Serial ini menampilkan peran perempuan pada abad ke-21 dan melibatkan sejumlah aktivitas.
"Tentu senang, apalagi sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia. (Ini) sekaligus tanggung jawab besar untuk terus berkontribusi menyelesaikan masalah persampahan di Bali khususnya dan sebagai media aktualisasi diri agar terus berkembang dan peka terhadap isu lingkungan, terutama persampahan," tutur Mia.
Mia adalah aktivis lingkungan yang bekerja untuk menyelesaikan krisis sampah plastik di Bali, melalui Griya Luhu, sebuah organisasi nirlaba. Mereka ingin menangani masalah pengelolaan limbah yang tidak tepat.
Bersama masyarakat setempat, organisasinya mengembangkan bank sampah digital, sebuah sistem berbasis aplikasi untuk mengumpulkan dan memproses sampah dengan lebih baik. Juga, untuk mengumpulkan data guna mendukung perubahan lebih lanjut dalam pengelolaan sampah.
"Dalam semangat filosofi Bali Tri Hita Karana, mari kembalikan keseimbangan dan harmoni ke Bumi Pertiwi kita. Mungkin kita adalah penyebab masalah polusi, tapi kita juga bisa menjadi solusinya," komentar Mia dalam laman BBC.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
21 Perempuan
Menurut kanal Global Liputan6.com, dalam daftar BBC 100 Women, Mia masuk kategori science and health, fokus di bidang pengetahuan dan kesehatan. Ia bersanding dengan 21 perempuan dari sejumlah negara.
Sementara dari total 100 wanita dalam daftar tersebut, Mia ada di posisi ke-46. Saat ini Mia menempati posisi Operational Manager Griya Luhu.
"Saya bergabung di Griya Luhu sejak awal 2019. Setelah saya menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung," terang Mia.
Advertisement
Griya Luhu
Griya Luhu merupakan start-up di bidang ecopreneurship yang bertujuan mengubah perilaku dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan menggunakan teknologi digital. Mereka berkantor di Gianyar, Bali.
Griya Luhu mendorong integrasi teknologi digital dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pemilahan sampah dari rumah. Masyarakat tidak lagi dipandang sebagai objek, melainkan subjek penggerak sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.
"Sejujurnya saya ingin menjadi orang yang berguna, berkontribusi untuk membangun sistem dan habit pengelolaan sampah yang lebih baik, transparan, dan mudah diaplikasikan masyarakat," kata Mia.
" Ke depan saya akan mengajak lebih banyak desa/kelurahan/kabupaten untuk berkolaborasi. Bahwa masalah persampahan adalah tanggung jawab kita bersama. Masyarakat berhak dan punya kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkannya,"Â tandasnya.
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Advertisement