Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Natal tahun ini dibayang-bayangi penyebaran varian Omicron di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS). Jumlah kasus di negeri Paman Sam bahkan kembali mencetak rekor. Hal itu berimbas pada operasional maskapai AS, United Airlines.
Maskapai tersebut berencana membatalkan lebih dari 100 jadwal penerbangan pada malam Natal menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di AS. "Lonjakan kasus Omicron secara nasional minggu ini berdampak langsung pada kru penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasional kami," kata juru bicara maskapai itu kepada People, dikutip Jumat (24/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
"Kesimpulannya, kami terpaksa membatalkan beberapa penerbangan dan memberitahukan pelanggan yang terdampak segera sebelum mereka datang ke bandara," imbuh dia.
Juru bicara maskapai mengatakan mereka akan berusaha memesankan kembali kursi bagi penumpang agar konsumen tetap bisa berlibur. Meski begitu, mereka menyatakan tak bisa menjanjikan pembatalan khusus untuk kota-kota pelanggan.Â
"Cara terbaik untuk mendapatkan tanggal untuk area pelancong adalah dengan melihat situs Flight Aware," kata dia.
Awal bulan ini, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengeluarkan pernyataan tentang potensi peningkatan infeksi varian Omicron secara cepat di AS. CDC menekankan cara terbaik melindungi warga dari penyakit kritis, perawatan rumah sakit, dan kematian akibat infeksi Omicron ini adalah dengan divaksinasi dengan salah satu vaksin Covid-19.
Â
Vaksin yang Diizinkan
Pada Desember 2021, Komite Penasihat untuk Praktek Imunisasi merekomendasikan warga yang bisa divaksinasi untuk divaksin Pfizer atau Moderna. Sementara, vaksin Johnson & Johnson tidak demikian.
Rekomendasi itu datang setelah CDC mengonfirmasi 54 kasus pasien yang mengalami penggumpalan darah sembari menunjukkan kadar trombosit yang rendah. Kondisi langka itu dikenal dengan sebutan Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS).
Laporan New York Time menyebutkan kasus positif Covid-19 di seluruh AS meningkat 38 persen pada 23 Desember 2021. Total yang dirawat di rumah sakit mencapai 11 persen.
Situasi ini tak ubahnya seperti awal pandemi. Gelombang baru pandemi berdampak pada banyak industri, termasuk sektor teater, pertunjukan, dan konser terpaksa dibatalkan. Restoran yang tetap buka juga diminta menyesuaikan diri dengan peraturan baru untuk aturan makan di dalam ruang.
Advertisement
Produksi Obat Covid
Di sisi lain, Pfizer Inc segera memproduksi obat COVID-19 Paxlovid setelah Food and Drug Administration (FDA) AS mengizinkan pil untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas sebagai salah satu upaya menangkal varian Omicron. Pfizer menaikkan proyeksi produksi Paxlovid pada 2022 menjadi 120 juta dari sebelumnya hanya 80 juta pil, dan mengatakan siap untuk memulai pengiriman di Amerika Serikat.
Dikutip kanal Global Liputan6.com, obat antivirus Paxlovid diklaim hampir 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian pada pasien dengan risiko tinggi penyakit parah, menurut data dari uji klinis perusahaan. Data lab terbaru menunjukkan bahwa Paxlovid tetap efektif melawan Omicron, menurut pihak Pfizer pada Kamis, 23 Desember 2021.
FDA hanya mengizinkan Paxlovid untuk penggunaan darurat pengobatan penyakit ringan hingga sedang pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas yang berisiko tinggi untuk berkembang menjadi COVID-19 yang parah. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis COVID-19 dan dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala, kata FDA. Pil dimaksudkan untuk diminum setiap 12 jam selama lima hari.
Antisipasi Pasca-Temuan Kasus Pertama Varian Omicron
Advertisement