Sejarah Lontong Cap Go Meh, Makanan Perpaduan 2 Budaya

Lontoh jadi makanan yang wajib ada saat perayaan Cap Go Meh.

oleh Komarudin diperbarui 15 Feb 2022, 20:16 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 20:07 WIB
Lontong Cap Go Meh merupakan sajian yang diberikan usai merayakan Imlek.
Lontong Cap Go Meh merupakan sajian yang diberikan usai merayakan Imlek. (www.indonesia.travel)

Liputan6.com, Jakarta - Lontong salah satu sajian yang identik dengan perayaan Cap Go Meh. Oleh karena itu, kata tersebut seperti tak terpisahkan sehingga disebut sebagai lontong Cap Go Meh.

Meski perayaan Imlek sudah di belakang kita, namun tetap menarik untuk membicarakan tentang signature dish yang wajib disajikan di meja makan keluarga untuk Cap Go Meh, hari ke-15 sekaligus hari terakhir perayaan di awal Imlek, dikutip dari Indonesia Travel, Selasa (15/2/2022).

Biasanya keluarga Tionghoa peranakan berkumpul pada tanggal 15 bulan pertama Tahun Baru Imlek. Mereka dengan gembira berbagi masakan khas yang dikenal sebagai lontong Cap Go Meh ini.

Ini adalah hidangan fusion yang diadaptasi dari masakan Jawa. Penyebarannya terdiri dari banyak lauk pauk dan bahan-bahan yang disatukan menjadi satu kesenangan yang meriah dan nikmat.

Secara historis, ada beberapa versi sejarah tentang hidangan ini. Imigran Tionghoa pada abad ke-14 tidak diperbolehkan membawa perempuanl. Oleh karena itu kemudian, mereka menikahi perempuan Jawa sehingga menciptakan budaya peranakan Tionghoa-Jawa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Asimilasi Budaya

Lontong Cap Go Meh merupakan sajian yang diberikan usai merayakan Imlek.
Lontong Cap Go Meh merupakan sajian yang diberikan usai merayakan Imlek. (Merdeka.com)

Saat mereka menetap di Jawa, mereka juga menjadi terbiasa dengan masakan tradisional buatan istri mereka. Sejak saat itu, setiap Tahun Baru Imlek Yuanxiao tradisional diganti dengan lontong, kue beras lokal yang kemudian disajikan dengan berbagai masakan Jawa.

Lontong Cap Go Meh dengan demikian diyakini melambangkan asimilasi dua budaya.  Suasana kemeriahan Tahun Baru dan simbol keberuntungan.

Bentuk lontong Cap Go Meh yang memanjang dikatakan sebagai simbol umur panjang. Telur yang dimasak sebagai melambangkan keberuntungan dan kuah santan kunyit melambangkan emas sebagai simbol kekayaan.

Sam Po Khong

Mengunjungi Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang
Suasana Kelenteng Sam Poo Kong di kawasan Simongan, Semarang, Jumat (20/7). Kelenteng Gedung Batu Sam Poo Kong sebuah petilasan yaitu bekas tempat persinggahan pertama Laksamana Tiongkok beragama islam Zheng He/Cheng Ho. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Nama Lontong Cap Go Meh sendiri memiliki sejarah yang melegenda. Terutama sejak tahun ketika Sam Po Kong yang lebih dikenal dengan Laksamana Zheng He pertama kali menjejakkan kaki di Semarang di Jawa Tengah.

Dia mengumumkan bahwa dia akan mengadakan kompetisi untuk perayaan Cap Go Meh, siapa yang bisa membuat sup terbaik untuk hari yang baik itu.

Ketika pemenang akan ditentukan, Datuk bertanya bagaimana dengan supnya. Sam Po Kong kemudian meminta salah satu pasukannya untuk mencatat prestasi Datuk sebagai “Luang Tang Shiwu Ming”, artinya sup dengan berbagai macam bahan ini berada di peringkat 15. 

Infografis Pasang Surut Cap Go Meh di Indonesia

Infografis Pasang Surut Cap Go Meh di Indonesia
Infografis Pasang Surut Cap Go Meh di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya