Liputan6.com, Jakarta - Asupan nutrisi yang tercukupi sangat penting menunjang kondisi para pejuang kanker. Medical Nutritionist PT. Kalbe Farma Tbk dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi mengungkapkan panduan pemilihan nutrisi bagi pejuang kanker terbagi atas tiga, yakni jumlah, jenis, dan jadwal.
"Untuk jumlah itu kalau saya mengacu pada rekomendasi panduan nutrisi untuk pejuang kanker, energi untuk pejuang kanker itu sekitar 30--35 Kkal/kgBB," kata dr. Dedy dalam bincang virtual "Peringatan World Cancer Day 2022, Pentingnya Dukungan Emosional dan Mental Bagi Pejuang Kanker" pada Minggu, 20 Februari 2022.
Advertisement
Baca Juga
dr. Dedy menjelaskan bahwa asupan kalori pejuang kanker secara jumlah lebih tinggi dibandingkan kondisi orang yang sehat, yakni biasanya 25--30 Kkal/kgBB. Lalu, jumlah protein sekitar 1,2--2 gr/kgBB tergantung dari kondisi pasien.
"Semakin pasiennya kurus atau semakin tinggi risiko malnutrisinya, biasanya asupan protein jadi semakin besar," tambahnya.
Berlanjut pada jenis, dr. Dedy menyebut pejuang kanker harus memilih makanan yang memiliki bobot energi dan protein yang tinggi. Selain itu, pilih pula sajian yang disukai pejuang kanker.
"Pilih jenis makanan yang disukai pasien pastinya, sehingga mau makan. Lalu, kalau bisa disajikan jenis-jenis makanan yang segar," terangnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asupan Kalori dan Protein
Dikatakan dr. Dedy, pejuang kanker disarankan untuk menghindari makanan yang memiliki bobot kalori yang kosong, misalnya air soda. "Atau terlalu banyak minum air putih sebelum makan," lanjutnya.
Poin ketiga adalah jadwal. dr. Dedy menyampaikan frekuensi makan sering, namun porsinya memang harus kecil.
"Tujuannya supaya pasien tidak terlalu kembung atau kenyang sehingga melewatkan jadwal makan berikutnya," kata dr. Dedy.
dr. Dedy juga menjelaskan untuk memastikan jadwal makan tidak kaku. "Kalau pasien lagi ingin makan, langsung makan saja," ungkapnya.
"Ada keinginan makan langsung, jangan tunda untuk menambah masuknya kalori maupun protein ke tubuh pasien," tambah dr. Dedy.
Advertisement
Malnutrisi
dr. Dedy juga menerangkan, masalah malnutrisi dapat menjadi hambatan saat pasien menjalani terapi kanker. "Salah satu kunci sukses terapi sebetulnya pasien itu memiliki kesiapan gizi yang baik karena saat terjadi malnutrisi, sering kali terapi menjadi terhambat," tuturnya.
Ketika pejuang kanker mengalami malnutrisi, terapi kanker dapat ditunda atau dikurangi dosisnya karena tubuh pasien tidak dapat menerima paparan terapi yang diberikan. "Sering kali juga harus dihentikan (terapi kanker) kalau kondisi gizi buruk tentu tubuh pasien saat mendapat terapi sering kali tidak dapat menerima atau menahan efek samping yang terjadi," tambahnya.
"Pastinya malnutrisi sendiri akan meningkatkan komplikasi yang lain, misalnya infeksi tentunya hal itu akan menurunkan kualitas hidup dari pasien," terang dr. Dedy.
Penyebab Malnutrisi
dr. Dedy menyebut ada banyak faktor penyebab terjadinya malnutrisi pada pejuang kanker. Pertama, sel kanker itu sendiri karena kanker mengubah karakteristik dari kebutuhan energi atau metabolisme di badan pasien.
"Sel kanker merangsang pelepasan zat-zat yang bersifat inflamasi namanya sitokin. Dampaknya secara umum ada dua. Pertama, menyebabkan tubuh pasien kanker membutuhkan energi atau makan lebih banyak, tetapi di satu sisi sitokin itu menekan nafsu makan, jadi menyerang keduanya," jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa faktor kedua adalah faktor terapi. "Kemoterapi atau radioterapi mungkin dapat menimbulkan gejela samping timbulnya mual muntah, adanya sariawan, kondisi-kondisi itu akan menghambat asupan makan," tambahnya.
Advertisement