Harga Kamar Hotel di Labuan Bajo Disebut Mahal, Begini Respons Badan Otorita Labuan Bajo

Sementara harga kamar hotel di Bali cenderung turun, harga kamar di Labuan Bajo tetap bahkan cenderung naik.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Mar 2022, 09:02 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2022, 09:02 WIB
Harga Kamar Hotel di Labuan Bajo Disebut Mahal, Begini Respons Badan Otorita Labuan Bajo
Ilustrasi Labuan Bajo. (dok. BPOLBF)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bereaksi atas isu yang berkembang terkait harga kamar hotel yang mahal di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Isu tersebut berkembang setelah wisatawan membandingkan kondisi kamar hotel di Bali yang cenderung turun harga, sedangkan di Labuan Bajo cenderung tetap bahkan lebih mahal.

Menurut Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina, perbedaan harga hotel itu disebabkan adanya perbedaan standar biasa operasional antar-wilayah. Ia mengakui bahwa biaya operasional hotel di Labuan Bajo lebih tinggi karena masih banyak produk atau material pendukung yang diambil atau harus didatangkan dari daerah lain. 

"Kita mencoba membantu dengan program rantai pasok, membangun sentra-sentra supplier lokal, sehingga mengurangi biaya produksi. Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga akan dilakukan sehingga pengelolaan layanan bisa efektif dan efisien dengan hospitality yang tinggi," kata Shana dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 4 Maret 2022.

Dia mengatakan fokus BPOLBF saat ini adalah meningkatkan standar kualitas layanan dan fasilitas menjadi semakin baik agar wisatawan tidak kecewa dengan besaran spending yang dibelanjakan saat berkunjung ke Labuan Bajo. "Standar yang digunakan adalah standar internasional, diharapkan agar hotel, kapal, dan restoran berlomba meningkatkan kualitan pelayanan mereka sesuai standar yang ada sehingga ada kepastian standar layanan dengan dunia pariwisata internasional," katanya.

Ia mengatakan saat ini pihaknya bersama pemda dan para pemangku kepentingan lainnya sedang mengevaluasi masalah tersebut. "Kami sedang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas hotel yang ada di Labuan Bajo agar dapat memenuhi standar pelayanan sesuai dengan kelasnya," ujarnya

Ia juga menyebut Labuan Bajo masih memerlukan lebih banyak investor untuk menanam modalnya di sektor perhotelan. Sebagai destinasi pariwisata super prioritas, ia mengatakan Labuan Bajo masih membutuhkan lebih banyak hotel berbintang, khususnya untuk kebutuhan MICE skala internasional dan acara kenegaraan.

Tidak hanya ketersediaan kamar dengan spesifikasi khusus, lanjut Shana, tetapi juga fasilitas minimum pelaksanaan kegiatan juga harus menjadi perhatian, misalnya ruang rapat dengan dukungan standar keamanan dan keselamatan memadai. "Target kami Labuan Bajo bisa menjadi tuan rumah utama event internasional kenegaraan untuk kapasitas 20.000 peserta di waktu yang sama," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

100 Lebih Hotel

Wisata NTT
Bukit Sylvia di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat, Silvester Wanggel mengatakan ada 100 lebih hotel tersebar di Labuan Bajo. Ratusan akomodasi itu menawarkan banyak pilihan bagi wisatawan, dari harga termurah sampai yang termahal, dari kelas homestay sampai kelas hotel bintang 5.

Soal harga kamar, lanjutnya, masing-masing hotel punya Standar Operating Procedure (SOP). Ia juga menyebut saat sepi seperti sekarang, banyak hotel memberikan diskon besar-besaran.

"Soal super premium adalah istilah Bapak Presiden Jokowi karena alamnya yang begitu indah, sedangkan dalam konteks amenitas seperti hotel dan restoran, dan lain-lain adalah hal biasa saja, tidak harus harga super premium," ujar Silvester.

 

Tolak Standardisasi Harga

Ayana Komodo Resort
Ayana Komodo Resort, salah satu hotel bersertifikat CHSE di Labuan Bajo (dok. Instagram Ayanakomodo/ https://www.instagram.com/p/CFem9sfjTQ5/?igshid=1nvdr7vv86ul7/ Brigitta Bellion)

Sementara itu, Ketua ASITA Manggarai, Evodius Gonsomer mengakui bahwa hotel dengan jenis yang sama di tempat lain, tergolong lebih mahal di Labuan Bajo. Namun, ia menolak ide standardisasi harga kamar hotel.

"Ide untuk buat harga standar hotel tidak memungkinkan, karena setiap hotel berhak untuk menentukan harga jualnya dan pengguna diberi hak untuk memilih hotel yang sesuai dengan kemampuannya," ia beralasan.

Ia meminta agar istilah super premium yang disematkan untuk Labuan Bajo tidak dijadikan alasan untuk menaikkan harga-harga kebutuhan menjadi tidak masuk akal, padahal tidak semua masyarakat bagian dari pelaku pariwisata.

"Faktanya semua harga barang di Labuhan Bajo lebih mahal jika dibandingkan harga barang di Kabupaten tetangga lainnya, seperti Ruteng, Manggarai. Hal ini semoga menjadi perhatian kita bersama untuk menjual harga barang dan harga kamar hotel atau apapun dengan harga yang sewajarnya, " ucap Evodius.

Evodius juga sepakat dengan Shana perihal jumlah hotel berbintang di Labuan Bajo yang perlu ditambah karena akan membuat harga semakin bersaing dan wisatawan punya lebih banyak pilihan tempat untuk menginap. Selain itu, dengan adanya investasi akan berimbas kepada pertumbuhan ekonomi setempat dan membuka lapangan kerja baru.

Layanan Eksklusif

Hotel Inaya Bay Komodo
Hotel Inaya Bay Komodo, salah satu hotel bersertifikat CHSE di Labuan Bajo. (dok. https://inayabaykomodo.com/ Brigitta Bellion)

Sementara itu, Shana menjelaskan, sebagai destinasi wisata super premium, Labuan Bajo menawarkan jaminan kualitas pengalaman yang diberikan kepada wisatawan terjaga dengan baik. Layanan itu, sambung dia, ada yang eksklusif karena berbayar dan khusus, ada pula yang bisa diakses oleh semua orang

"Namun, konteks super premium yang ingin ditekankan kedepankan utamanya adalah bagaimana berwisata ke Labuan Bajo wajib melestarikan dan menjaga lingkungan, serta menghargai kearifan budaya setempat sebagai bagian dari warisan dunia," ujarnya.

Tetapi, sambung dia, semuanya harus ditunjang dengan penanganan keamanan dan keselamatan yang berkualitas, aktivitas pariwisata dengan pengalaman premium, kemudahan mencari informasi, keterlibatan konten dan konteks kelokalan, serta fasilitas publik yang standar menjadi salah satu keharusan dari kelengkapan destinasi Labuan Bajo. Pihaknya juga berupaya mendapatkan investor yang perhatian dengan isu lingkungan dan kearifan lokal.

"Penting bagi setiap investasi yang masuk ke Labuan Bajo, untuk bisa membantu pelaksanaan konservasi, mendorong aktivitas ramah lingkungan, dan memperkuat masyarakat lokal untuk bisa berpartisipasi dan bermitra membangun Labuan Bajo," ujarnya.

Proyek Jurassic Park di TN Komodo

Infografis Komodo dan Proyek Jurassic Park. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Komodo dan Proyek Jurassic Park. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya