Liputan6.com, Jakarta - Qantas, maskapai asal Australia mengumumkan rencana untuk membuka rute Melbourne - Dallas per 2 Desember 2022. Rute yang menghubungkan Australia dan Amerika Serikat itu diklaim akan menjadi rute penerbangan langsung terpanjang di dunia yang dioperasikan maskapai berjuluk kangguru terbang itu.
Dikutip dari laman CNN, Senin (28/3/2022), Qantas akan mengoperasikan rute tersebut dengan menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliners. Bandara Internasional Dallas Fort Worth dipilih sebagai destinasi lantaran tempat itu merupakan hub utama yang bisa menghubungkan penumpang dengan berbagai penerbangan lanjutan di kawasan Amerika Utara.
Advertisement
Baca Juga
Qantas bukan pertama kalinya menjalankan rute penerbangan yang panjang ke Amerika Serikat. Namun, ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi maskapai komersial melayani penerbangan tanpa henti antara Dallas dan Melbourne.
Kabar ini menambah berita baik tentang Dallas yang saat ini disebut sedang mengalami 'momen'. Informasi ini juga kabar bagus untuk Melbourna yang harus mengalami enam kali penguncian selama sembilan bulan masa pandemi Covid-19.
"Tidak ada kota di dunia yang melakukannya lebih keras selama pandemi Covid daripada Melbourne, tetapi tidak ada kota yang bisa bangkit kembali secepat itu," kata Kepala Layanan Pelanggan Qantas, Stephanie Tully, dalam rilis yang diterima.
Ia mengatakan bahwa pihaknya melihat minat yang tinggi dari warga Melbourne yang ingin bepergian keluar negeri untuk liburan maupun perjalanan bisnis setelah dua tahun beraktivitas di rumah. Australia secara perlahan telah membuka kembali perbatasannya untuk pelancong internasional yang telah divaksinasi penuh sejak Februari 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tambah Daftar
Rute Melbourne-Dallas diperkirakan akan ditempuh dalam 17 jam, yang menambah daftar penerbangan terlama di dunia. Tiket untuk penerbangan inagurasi mulai dijual saat ini.
Bulan lalu, Air New Zealand lebih dulu menambahkan rute penerbangan baru dalam klub penerbangan ultra-panjang. Maskapai asal Selandia Baru itu akan meluncurkan penerbangan langsung Auckland - New York, sekaligus rute terpanjang pertama bagi maskapai tersebut.
Penerbangan itu akan ditempuh dalam 17 jam 35 menit. Durasi itu belum mampu mengalahkan rute yang dicetak Singapore Airlines yang melayani penerbangan Singapura - Bandara JFK dengan waktu tempuh 18 jam di udara dan melalui 9.534 mil.
Advertisement
Mimpi Ultah ke-100
Maskapai nasional Australia itu merayakan ulang tahun ke-100 pada 2020. Sepanjang sejarah berdirinya, maskapai itu tak menutupi keinginan untuk mencetak berbagai rekor perjalanan terpanjang.
Project Sunrise, misalnya, adalah rencana Qantas untuk mengoperasikan penerbangan langsung antara Sydney dan London yang tertunda karena situasi pandemi. Maskapai itu berencana untuk mewujudkan agenda itu seiring situasi dunia yang kembali membuka diri.
Selama pandemi, seperti banyak maskapai lainnya yang terdampak pandemi, Qantas harus menciptakan terobosan kreatif agar bisa tetap bertahan dan mempertahankan pekerja mereka. Maskapai itu sempat menawarkan paket terbang ke mana-mana, yang di antaranya ke Uluru atau beroperasi selama supermoon, untuk memberikan warga Australia kesempatan berpelancong di dalam negeri dengan cara baru.
Penerbangan ke Indonesia
Dalam kesempatan berbeda, penerbangan langsung Denpasar, Indonesia, - Australia akhirnya dibuka kembali. Maskapai Jetstar Australia kembali mendarat di Bali setelah vakum selama dua tahun karena efek pandemi Covid-19.
Dalam penerbangan pertama mereka pada Rabu, 16 Maret 2022, maskapai membawa 300 penumpang yang di antaranya adalah 26 jurnalis Australia dan operator tur wisata dari Australia. Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penerbangan perdana tersebut. Ia menyebutnya sebagai momentum kebangkitan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk mengenalkan kembali destinasi Bali dengan program Un-Bali-Vable yang diinisiasi oleh Jetstar Australia. Program tersebut menggandeng 15 pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Mereka menampilkan berbagai produk, seperti tatakan gelas, papan surfing, tas belanja, handuk pantai, poster, dan payung-payung hias.
"Kami menyambut baik inisiasi Jetstar yang melibatkan UMKM dalam kampanye mereka untuk menarik wisatawan Australia kembali ke Bali," kata Sandiaga dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 17 Maret 2022.
Advertisement