Sandiaga Uno Raih Penghargaan Halal Travel Personality of The Year 2022 dari CrescentRating

Apa alasan Sandiaga Uno dinobatkan sebagai Halal Travel Personality of The Year 2022 oleh CrescentRating?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 01 Jun 2022, 18:02 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2022, 18:02 WIB
Sandiaga Uno Raih Penghargaan Halal Travel Personality of The Year 2022 dari CrescentRating
Menparekraf Sandiaga Uno dinobatkan sebagai Halal Travel Personality of The Year 2022 dari CrescentRating. Penghargaan diterima di Singapura, Rabu (1/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dinobatkan sebagai Halal Travel Personality of The Year oleh Crescentrating & Halaltrip 2022. Penghargaan itu diserahkan langsung pendiri dan CEO CrescentRating & Halaltrip, Fazal Bahardeen, dalam Halal in Travel Global Summit 2022 di Singapura pada Rabu (1/6/2022).

Dikutip dari laman resmi mereka, CrescentRating merupakan perusahaan penyedia layanan akreditasi dan pemeringkatan untuk para pelaku wisata halal. Tujuan utamanya adalah memungkinkan wisatawan muslim menjelajahi dunia dengan tenang melalui panduan resmi tentang semua aspek perjalanan ramah halal.

Fazal menerangkan alasan Sandiaga berhak mendapatkan penghargaan tersebut. Menurut dia, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu merupakan sosok penggerak dalam pengembangan wisata halal di Indonesia. Hal itu juga memengaruhi kesadaran global atas besarnya pasar muslim dunia.

"Sejak beliau mengambil alih Kementerian (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI) dan berada di garis depan dalam meningkatkan kesadaran pasar pariwisata halal, kebijaksanaan dan kontribusinya telah membantu para pemangku kepentingan perjalanan di Indonesia lebih memahami dan merangkul segmen pasar ini," ujar Fazal dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

"Upayanya juga telah meningkatkan kesadaran global untuk merangkul pasar Muslim sebagai pasar strategis yang harus menjadi fokus semua organisasi pariwisata," imbuh dia.

Sementara, Sandiaga berharap penghargaan tersebut bisa membantu memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), serta membuka lapangan kerja melalui wisata halal. Ia optimistis akan hal itu merujuk besarnya potensi pasar halal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Peluang Usaha

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan. (Dok Kemenparekraf)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan. (Dok Kemenparekraf)

Data 2019 menunjukkan umat Islam di seluruh dunia menghabiskan 2,02 triliun dolar AS untuk makanan, kosmetik, farmasi, fesyen, perjalanan, dan rekreasi. Pasar muslim global pun diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada 2021. Pengeluaran terbesar konsumen muslim adalah makanan dan minuman halal.

"Menurut saya, kita harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis halal tourism. Ada beberapa destinasi (wisata) yang kita unggulkan seperti Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Lombok, dan Kalimantan Selatan," ujar Sandiaga.

Kemenparekraf, kata dia, telah menyusun kebijakan terkait wisata halal. Langkah itu diharapkan bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan berdampak pada kebangkitan ekonomi.

Ia menekankan bahwa wisata halal yang dimaksud bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan terkait fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim. Layanan tambahan tersebut di antaranya jasa akomodasi dan transportasi, penyediaan makanan halal, paket wisata halal, dan keuangan halal.

"Masyarakat dunia sudah menanti Indonesia untuk mengibarkan lebih banyak peluang sebagai destinasi yang memberikan layanan tambahan, mulai dari akomodasi, makanan, sampai layanan lain dan kemudahan untuk beribadah. Menurut saya, ini adalah peluang yang baik," ia mengatakan.


Global Muslim Travel Index

Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik 2021, Menparekraf Dukung Penguatan Digitalisasi di  Desa Saribu Gonjong Sumbar
Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik 2021, Menparekraf Dukung Penguatan Digitalisasi di Desa Saribu Gonjong Sumbar. foto: dok. Kemenparekraf

Dalam kesempatan berbeda, Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat dua dunia. Ini adalah peningkatan peringkat yang cukup signifikan, setelah tahun sebelumnya Indonesia berada pada urutan empat.

Secara akumulatif poin, Indonesia hanya kalah dari Malaysia yang menempati urutan pertama. Berada di posisi kedua bersama Arab Saudi dan Turki, namun mengungguli UEA dan Qatar.

"Dengan pembenahan serius, saya percaya, mengejar Malaysia bukanlah hal yang mustahil," kata Taufan Rahmadi, pengamat pariwisata nasional, dalam keterangan pada Liputan6.com.

"Ini artinya kita sangat representatif untuk traveler muslim, dan itu baik," kata dia. 

Ia menyatakan, pelayanan dan fasilitas yang ramah terhadap pelancong muslim menjadi salah satu kunci utama. Terlebih, Taufan mengingatkan ceruk pasar wisatawan muslim tidaklah kecil. Proyeksi pertumbuhan pasarnya mencapai 230 juta pelancong, dengan perputaran uang hingga 225 miliar dolar AS pada 2028.

"Data menunjukkan pelancong muslim terus bertambah, dengan perputaran uang yang signifikan. Kita berada di jalur yang tepat saat ini," ia mengatakan.

 


Penilaian

Biro Wisata yang Bawa Turis China China ke Sumbar Mengaku Rugi Ratusan Juta
Masakan Padang. (dok. foto ADEK BERRY / AFP)

Taufan melanjutkan, pemeringkatan itu melibatkan proses penilaian terhadap setidaknya tiga kelompok besar pelancong muslim, yakni traveler milenial muslim, traveler wanita muslim, dan traveler Gen Z. "Karena mereka adalah ceruk utama, kita harus fokus melihat kebutuhan utama kelompok-kelompok ini," ujar dia.

Misalnya, pelancong muslimah yang menyumbang 45 persen atau setara 72 juta orang pada 2019. Mereka mengutamakan privasi, fasilitas, hingga keamanan. Sedangkan, kalangan milenial menyukai hal yang disebut sebagai 3A, yaitu autentic, affordable, dan accessible.

Sementara, Gen Z menyumbang angka 20 persen total pelancong muslim. Karakteristik mereka hampir serupa dengan kelompok milenial, tetapi ditambah poin adaptable.

"Variabel-variabel penilaian ini harus kita terus pelajari, tingkatkan yang masih kurang, dan pertahankan yang sudah lebih," imbuhnya.

Taufan meyakini peringkat atas yang diraih Indonesia akan membawa semakin banyak pelancong muslim ke Tanah Air. "Mau makanan halal ada, mau ibadah gampang, wisata yang nyaman bebas embel-embel negatif bertebaran, itu kelebihan kita," ujarnya.

Infografis lokasi wisata religi di Indonesia
Infografis lokasi wisata religi di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya