Bisnis Penyewaan Pria Tua di Jepang Makin Eksis, Bisa Minta Dibantu Apapun atau Sekadar Curhat

Bisnis penyewaan pria tua di Jepang itu mampu bertahan hingga satu dekade.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Jun 2022, 03:01 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2022, 03:01 WIB
Bisnis Penyewaan Pria Tua di Jepang, Bisa Minta Ditemani atau Sekadar Curhat
Ilustrasi pria tua. (dok. Bruno Martins/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia lagi bila demografi Jepang kini didominasi generasi tua. Namun, keberadaan mereka dilihat sebagai peluang bisnis yang bisa menghasilkan oleh Takanobu Nishimoto. Ia mendirikan Ossan Rental pada 2012.

Seperti namanya, bisnis itu menawarkan layanan penyewaan pria tua. Mereka bisa diminta untuk membantu melakukan sesuatu, ditemani ke suatu tempat, atau sekadar menjadi tempat curhat. 

Kata 'ossan' pada dasarnya berarti pria paruh baya. Tapi, kata itu sering kali dikonotasikan negatif oleh masyarakat Jepang. Kata itu sering disampaikan dengan nada sedikit menghina untuk mengejek ketimpangan usia yang tak terhindarkan. Namun, demografi 'tidak keren' itulah yang menjadi dasar bisnis Ossan Rental.

Takanobu, dikutip dari laman Japan Today, Senin, 13 Juni 2022, menuturkan ide membuka bisnis itu terpikir setelah ia mendengar beberapa siswa sekolah menengah mengolok-olok ossan, terutama rambut hidung mereka, di kereta. Dia terpicu untuk mengembalikan resputasi ossan dengan menunjukkan bahwa mereka itu keren dan menyenangkan.

Saat berada di sebuah toko persewaan, dia menyadari akan menarik jika ossan bisa disewa orang lain. Istrinya ikut menyempurnakan ide itu dengan nama bisnis dan usulan harga sewa, yakni 1.000 yen per jam (sekitar Rp109 ribu) untuk membayar biaya makan siang.

Sepuluh tahun lalu, bisnis sewa orang sudah ada, tetapi baru terbatas untuk pacar sewaan. Muncul dengan konsep unik, layanan penyewaan orang tua Ossan pun menyebar dengan cepat. Selama dua tahun pertama, Takenobu hanya mempekerjakan dirinya sendiri. Kini, 69 pria dengan berbagai latar belakang, keterampilan, dan kepribadian, bergabung di daftar pria sewaan miliknya. Usianya mulai dari 38 hingga 69 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Beragam Keahlian

Bisnis Penyewaan Pria Tua di Jepang, Bisa Minta Ditemani atau Sekadar Curhat
Ilustrasi jasa sewa pria tua. (dok. Jack Finnigan/Unsplash)

Masing-masing ossan memiliki julukan sendiri, seperti 'ossan konsultasi' atau 'ossan pendengar.' Banyak pula ossan yang memiliki latar belakang profesional dengan bakat unik untuk menarik perhatian, misalnya 'ossan profesor universitas.' Ia menyediakan keterampilan untuk mengoreksi esai dan membuat wawancara tiruan yang membantu klien agar lebih sukses dalam karier.

Lain lagi dengan Ken Sasaki. Ossan berusia 51 tahun itu dijuluki IT yang ahli bermain biola. Ia telah bergabung dengan Rental Ossan selama enam tahun dan belum bosan. Keahlian gandanya dalam bermusik dan IT menjadikannya populer di antara klien. 

Dengan keterampilannya bermain musik, ia kerap diminta klien untuk memainkan lagu dari masa lalunya, termasuk memainkan biolanya di pesta ulang tahun, bersenandung di acara kumpul-kumpul gadis, atau menampilkan lagu-lagu Natal di rumah. Sementara dengan keahlian IT-nya, ia bisa dimintai bantuan memperbaiki komputer, membeli perangkat elektronik, dan beberapa saran tentang perubahan karier di bidang itu.

Ia bahkan melayani permintaan klien untuk tampil di video YouTube, menjadi subjek untuk pembuat film pemula, dan berpidato sebagai teman palsu di upacara pernikahan seseorang. Ia juga pernah menemani seseorang naik ke Menara Tokyo, hingga memindahkan bidak catur untuk orang difabel di turnamen shogi atau catur Jepang.

Aturan Main

Bisnis Penyewaan Pria Tua di Jepang, Bisa Minta Ditemani atau Sekadar Curhat
Ilustrasi jasa sewa pria tua. (dok. Amos Bar Zeev/Unsplash)

Takanobu mengatakan, ada aturan tegas tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dengan ossan sewaan. Seberapa lama klien bisa menyewanya tergantung pada usianya. Namun, tak dijelaskan lebih detail soal aturan ini.

Hanya saja, menurut Takanobu, bukan uang yang utamanya dikejar para ossan yang bergabung denganya. Mereka merasakan kepuasan luar biasa karena bisa terkoneksi dengan orang-orang yang mungkin tidak akan pernah bisa berinteraksi bila tak bergabung dalam bisnis penyewaan tersebut.

Awalnya, ia menargetkan klien yang datang adalah para pria muda yang mencari mentor. Nyatanya, 80 persen pelanggan Ossan Rental adalah wanita. Banyak faktor pendorong mereka menyewa ossan, sebanyak 70 persen ingin berkonsultasi tentang sesuatu (misalnya, cinta, pekerjaan, keluhan umum), dan 30 persen ingin bantuan melakukan sesuatu (misalnya, masalah komputer maupun memperbaiki lampu dan kabel).

Sementara, laki-laki muda yang menyewa ossan cenderung mencari nasihat tentang masa depan atau pekerjaan mereka. Saat mereka lebih mengenal satu sama lain melalui pertemuan berulang, klien sering mulai meminta agar ossan menemani mereka ke tempat berbeda. Saat ini, jumlah permintaan jarak jauh juga meningkat karena pandemi.

Meluasnya Bisnis Sewa Orang

Kisah Pria Asal Jepang yang Menyewakan Dirinya Untuk Tidak Melakukan Apa-apa.
Sumber: Shoji Morimoto

Bisnis sewa orang itu bahkan menyebar ke budaya pop. Seorang seniman manga, Katsuhisa Minami, mendasarkan pekerjaan karakter utama dalam manga "The Fable" di Ossan Rental, bahkan mencari Takanobu untuk riset karakter manganya.

Di luar itu, bisnis menyewa seseorang di Jepang telah berkembang secara pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ada penyewaan kepala pelayan, pacar, adik perempuan, hingga keluarga. Layanan itu bahkan pernah dicoba oleh seorang komedian asal Amerika Serikat, Conan O'Brien.

Ia menyewa sebuah keluarga untuk dirinya di Jepang. Dalam video yang diunggah Asian Boss dalam YouTube, 5 Januari 2019 lalu, O'Brien terlihat kumpul bersama keluarga sewaannya itu dengan riang.

CEO perusahaan rental keluarga Family Romance, Yuichi Ishi, menceritakan bisnis penyewaan anggota keluarga dan teman itu telah dijalani sejak 2010 lalu. Menurut Ishi, orang Jepang selalu peduli dengan apa yang orang lain pikirkan dan memiliki rasa hormat yang sangat kuat kepada orang lain.

"Ada banyak alasan orang ingin menyewa keluarga. Sebagai contoh, beberapa orang tiba-tiba membutuhkan orangtua sewaan untuk upacara pernikahan mereka, karena orangtua mereka sendiri sudah menolak mereka. Jadi, orangtua mereka tidak akan pernah muncul (dalam pernikahan)," papar Ishi.

Dalam situasi seperti itu, mereka memutuskan menggunakan jasa penyewaan bapak dan ibu, menghadiri acara makan malam pranikah, juga acara pernikahan. Saat karyawan Family Romance ditugaskan ke pertemuan keluarga, mereka disewa lebih dari sekali.

INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia
INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia (Ilustrasi: Tri Yasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya