Ibu di Amerika Paksa Bayinya Jalani Diet Vegan, Berakhir dengan Dakwaan Pembunuhan

Ibu di Amerika Serikat hanya memberi makan bayinya yang berusia 18 bulan dengan sayur dan buah-buahan mentah disertai dengan ASI.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 04 Jul 2022, 13:03 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 13:03 WIB
Gunakan Beragam Jenis Sayuran Segar
Ilustrasi sayuran/credit: pexels.com/engin

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu bernama Sheila O'Leary didakwa melakukan pembunuhan oleh juri pada Rabu, 29 Juni 2022. Ia dianggap telah memperlakukan bayinya, Ezra O'Leary, secara kejam hingga meninggal dunia pada September 2019, berdasarkan laporan Fort Myers News Press.

Ezra ditemukan orangtuanya berhenti bernapas. Beratnya saat itu hanya 17 pon atau hanya 7,7 kilogram, yakni tujuh pon lebih ringan dari bayi lain seusianya.

"Anak ini tidak makan. Dia kelaparan hingga meninggal dunia pada usia 18 bulan," kata Francine Donnorummo, kepala unit korban kejahatan khusus di Kantor Kejaksaan Negeri Amerika Serikat, dikutip dari laman Metro.co.uk, Senin (4/7/2022).

Sheila dan suaminya, Ryan O'Leary, mengaku kepada polisi bahwa Ezra menjalani diet vegan yang ketat sambil tetap disusui ibunya. Namun, Ezra disebut tak mau makan selama seminggu sebelum meninggal dan mengalami kesulitan tidur. 

"Dia (Sheila) membuat keputusan yang membunuh anaknya," sambung Donnorummo.

"Egonya harus dibayar dengan nyawa Ezra. Ini adalah pengabaian yang sembrono terhadap kehidupan manusia," kata dia lagi.

Laporan autopsi mendapati bahwa penyebab kematian Ezra disebabkan komplikasi akibat malnutrisi. Ibu bayi itu hanya memberinya sayuran dan buah-buahan mentah, menu makanan yang disantap Sheila sebagai penganut vegan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Menunggu Vonis

Ilustrasi
Ilustrasi bayi. (dok. unsplash @zelleduda)

Jaksa menuduh Sheila gagal mencari perawatan medis untuk Ezra ketika dia menyadari bahwa dia sakit. "Dia memilih untuk mengabaikan tangisannya," kata Asisten Jaksa Negara Sara Miller, yang ikut menuntut kasus ini, selama argumen penutup.

"Dia tidak membutuhkan timbangan untuk melihat tulangnya. Dia tidak membutuhkan timbangan untuk mendengar tangisannya."

Ketika Ezra meninggal, keluarga O'Leary juga menelantarkan tiga anak mereka yang lain, yang semuanya berusia di bawah 11 tahun, menurut jaksa. "Kami di sini karena anak-anak mereka sangat kelaparan sehingga yang termuda mati kelaparan," kata Miller.

Sheila, dari Cape Coral, Florida, Amerika Serikat, akan menjalani sidang vonis pada 25 Juli 2022. Suaminya, Ryan, yang berada di Lee County Jail, dijadwalkan untuk diadili atas tuduhan yang sama yang dihadapi Sheila.

Apa itu diet vegan? Mereka yang disebut vegan menghindari semua produk hewani dan turunannya. Pola makan vegan dapat dipandang sebagai bentuk vegetarianisme yang paling keras.

Veganisme saat ini didefinisikan oleh Vegan Society sebagai cara hidup yang berupaya untuk mengeluarkan segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan sebanyak mungkin. Ini termasuk eksploitasi untuk makanan dan tujuan lain apa pun.


MPASI

Ibu di Amerika Paksa Bayinya Jalani Diet Vegan, Berakhir Tragis di Penjara
Ilustrasi bayi makan. (dok. avitalchn/Pixabay)

Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis anak dr. Harun Albar M.Kes, SpA, menekankan bahwa bayi berusia 6 bulan ke atas membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan itu didefinisikan sebagai makanan padat maupun cair, selain ASI.

"Jadi, bukan berpikir sufor, tapi MPASI," kata dia, dalam peluncuran Twistshake oleh Mothercare Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

MPASI diperlukan, kata dia, karena zat gizi yang terkandung dalam ASI tidak cukup lagi memenuhi nutrisi yang dibutuhkan bayi. Umumnya, kata dia, MPASI di Indonesia kurang mengandung protein, zat besi, kalsium, zinc, vitamin B, dan asam folat, melainkan lebih fokus pada kandungan karbohidrat yang tinggi. 

"MPASI itu yang diutamakan adalah protein yang bersumber dari hewani untuk imunitas. Kemudian, lemak karena (perkembangan) otak butuh lemak. Selanjutnya, karbohidrat sebagai bahan bakar," ia menerangkan.

Albar menjelaskan kebutuhan protein pada bayi, khususnya pada 1.000 hari pertama kelahiran sangat besar, dibandingkan nutrisi yang lain. Ia mengizinkan pemberian protein hewani dan nabati kepada bayi, tetapi lebih menganjurkan agar bayi diberi asupan protein hewani lebih banyak.

"Kita ini ada di animal kingdom. Penyerapan protein hewani itu 20 kali lipat lebih useful daripada protein nabati. Dalam beberapa saat udah terserap kalori di sel tubuh, sementara jamur (contoh protein nabati), baru dua tiga hari terserap," ia menjelaskan.


Sayur dan Buah

Ibu di Amerika Paksa Bayinya Jalani Diet Vegan, Berakhir Tragis di Penjara
Ilustrasi MPASI. (dok. 泊悦 枫美/Pixabay)

Albar juga mengimbau agar orangtua membatasi pemberian jus buah pada bayi karena akan membuat mereka lebih cepat kenyang, sementara asupan lain yang dibutuhkan belum sempat dimakan. Begitu pula dengan konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya serat.

"Serat boleh diperkenalkan sesekali, tidak boleh berlebihan. 1000 hari pertama kelahiran itu fokus ke otak, jangan sampai asupan terganggu," ujar Albar.

Pemberian makanan tinggi serat bisa berakibat kontraproduktif pada tumbuh kembang anak. Misalnya, kata dia, susu yang tinggi kalsium diberikan bersama dengan zat besi yang banyak terkandung dalam sayuran hijau, kalsiumnya malah tidak bisa terserap karena terhalang zat besi.

MPASI harus diberikan secara tepat waktu, adekuat alias cukup, aman, dan higienis. dr. Albar juga meminta agar bayi tidak diberikan makanan yang manis. Tidak perlu juga gula dan garam tambahan. "Yang disarankan itu gula dan garam alami, bukan ditambahkan. Gula bisa merusak insulin bayi, garam juga tidak dianjurkan," ujarnya.

Yang terpenting dari itu, kata Albar, adalah tidak memaksa bayi untuk makan. Bila kapasitas anak makan hanya dua tiga sendok saja, jangan dipaksa untuk makan lebih.

"Bayi makan untuk have fun, bukan tertekan. Kalau dia enggak nyaman, ke depan bisa bikin GTM (gerakan tutup mulut). Kuncinya, ibu bersabar. Bapaknya harus bisa nyenengin ibu," ucap dia.

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya