Cara Food Bank Cegah Donasi Makanan Dijual atau Dibuang

Pengawasan ketat dilakukan food bank atau bank makanan guna mencegah donasi makanan berujung pada yang tak semestinya.

oleh Putu Elmira diperbarui 18 Jul 2022, 03:02 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 03:02 WIB
Ilustrasi Donasi Makanan
Ilustrasi donasi makanan. (dok. Unsplash.com/Linda Söndergaard)

Liputan6.com, Jakarta - Pendistribusian kembali makanan berlebih kepada mereka yang membutuhkan saat ini telah banyak difasilitasi oleh food bank atau bank makanan. Prosesnya pun tak sekadar mendonasikan semata, namun ada alur guna mencegah makanan terbuang sia-sia atau jatuh ke tangan yang salah.

"Kita ingin menghindari atau tidak mau sampai terjadi, ternyata (donasi makanan) dijual atau dibuang oleh penerima manfaat untuk mencegah itu yang kita lakukan, FoodCycle kalau bagi makanan itu dialokasikan," kata Co-Founder FoodCycle Indonesia Astrid Paramita di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Juli 2022.

Astrid menjelaskan pihaknya akan menghitung berdasarkan berapa banyak orang yang ada di agensi atau Front Line Organization (FLO) tersebut. Dengan cara demikian, pihaknya berusaha untuk mendistribusikan donasi makanan dengan jumlah yang cukup.

"Jadi enggak kurang atau terlalu banyak eksesif itu yang menjadi PR kita," tambah Astrid.

Ia menambahkan, jika memberi terlalu banyak, hal yang dihindari adalah penerima manfaat ternyata tidak membutuhkan produk tersebut dan justru menjual donasi makanan. Selain itu, pihak FoodCycle Indonesia juga memantau redistribusi donasi makanan dengan pelaporan.

"FoodCycle setiap kali kirim minta foto dan tanya terus, itu bukti ini memang dikonsumsi oleh teman-teman yang membutuhkan. Setiap kali makanan itu kita minta pertanggungjawaban yang paling mudah dengan foto," terang Astrid.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pelaporan hingga Kunjungan

Ilustrasi Donasi Makanan
Ilustrasi donasi makanan. (dok. Unsplash.com/Anna Hill)

Pihak FoodCycle Indonesia juga telah memulai kembali kunjungan-kunjungan. Namun, hal ini sebelumnya sempat terhenti karena pandemi Covid-19 melanda seantero dunia, termasuk Indonesia.

"Waktu pandemi memang sangat terbatas, kita juga enggak terlalu berani mengunjungi karena risiko Covid tersebut, tapi sekarang kita lakukan kunjungan," lanjutnya.

Astrid kembali menegaskan, pengawasan yang ketat terhadap redistribusi donasi makanan juga sebagai bentuk jaminan kepada donor makanan dan mereka juga menanyakan hal tersebut. "Tapi semoga semua bisa mengerti, sehingga eventually tercipta lingkungan yang aman," tambahnya.

Astrid menyebut, "Ada trust bahwa semua food donation itu semua orang percaya, we are doing this for good. Tapi gimana supaya bisa achieve trust tersebut dari daily activities of alocating, makanannya tepat alokasinya, reporting-nya tepat."

General Manager FoodCycle Indonesia Cogito Ergo Sumadi menjelaskan FoodCycle menjalankan kegiatan sosial dengan orang berdonasi makanan. Aktivitas donasi ini juga dibagi kembali dalam beberapa program yang pihaknya miliki.

Salah satunya adalah food rescue, yakni menyelamatkan produk yang tadinya bisa terbuang cuma-cuma karena sudah dekat masa kedaluwarsa atau produknya surplus atau berlebih. Pihaknya menerima donasi makanan dengan kategori tersebut.

"Kalau kita yang bukan butuh donasi, kita beli dan stok untuk bulanan. Tapi buat mereka yang membutuhkan, once mereka mendapatkan donasi hari itu atau dalam beberapa hari ke depan itu langsung diolah, jadi make sure itu langsung dikonsumsi," ungkap Cogi.

Alur Redistribusi

Ilustrasi Donasi Makanan
Ilustrasi donasi makanan. (dok. Unsplash.com/Conor Brown)

Maka dari itu, dikatakan Cogi, ketika pihaknya telah mendapat donasi makanan dari donor yang near expired date products, saat diterima, mereka langsung mengirimkannya ke FLO atau yayasan penerima manfaat. "Mereka langsung segera konsumsi karena mereka butuh dan sangat memerlukan bantuan," tambahnya.

Cogi menjelaskan proses redistribusi itu semua juga dibuatkan perjanjian, termasuk kepada perusahaan. Di dalamnya, tertera keterangan kegiatan yang dilakukan donor adalah bagian dari CSR perusahaan, memastikan produk yang diberikan adalah produk yang masih edible, near expired date products atau surplus products.

"Lalu ketika sudah ada diberikan untuk FoodCycle Indonesia itu akan menjadi tanggung jawab FoodCycle Indonesia make sure itu near expired date products. Kita ada food assessment dulu sebelum kita kirim ke para FLO, nanti di FLO juga sebelum dikonsumsi oleh para penerima manfaatkan, oleh pengurus akan dites lagi memang layak untuk dikonsumsi, jadi kita menjaganya seperti itu," terang Cogi.

Ia menambahkan, "Once sudah keluar dari donor itu menjadi tanggung jawab FoodCycle Indonesia, ketika FoodCycle Indonesia sudah berikan ke FLO itu akan menjadi tanggung jawab FLO jadi ada MoU antara FoodCycle Indonesia dengan donor, ada MoU antara FoodCycle Indonesia dengan FLO."

Kotak Pengumpul Donasi Makanan di Mal

Kotak Pengumpul Donasi Makanan di Mal, Bisa Sumbang Saus Sachet hingga Sembako
FoodCycle point, kotak pengumpulan donasi makanan yang disebar di pusat perbelanjaan dan mal. (dok. FoodCycle Indonesia)

FoodCycle Indonesia juga menyebar kotak pengumpul donasi makanan di mal-mal. Para pendonor dapat ikut menyumbang di kotak FoodCycle yang tersebar di FX Sudirman Mall, IKEA FoodAid - Jakarta Garden City, IKEA FoodAid - Sentul, IKEA Alam Sutera, Hero Kemang Villa, Jakarta Selatan, Hero Kamala Lagoon, Bekasi Selatan, Hero Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Hero Taman Anggrek, Jakarta Barat, Hero Puri Indah, Jakarta Barat, dan Hero Kota Wisata, Bekasi.

"Masyarakat bisa membawa makanannya untuk didonasikan kepada FoodCycle di kotak yang telah kami sediakan," kata Kukuh Napaki, Business Development FoodCycle Indonesia secara tertulis kepada Liputan6.com, Sabtu, 26 Maret 2022.

Program ini adalah satu dari sederet upaya FoodCycle menekan jumlah sampah makanan yang terus bertambah. Menurut kajian Kementerian PPN/Bappenas, sampah makanan yang terbuang di Indonesia pada 2000--2019 mencapai 23--48 juta ton per tahun atau setara 115--184 kilogram per kapita per tahun.

Pusat perbelanjaan sengaja dipilih sebagai titik pengumpulan karena menjadi pusat keramaian. Menurut Kukuh, mereka ingin menumbuhkan kesadaran dan menarik masyarakat yang berkunjung ke mal untuk tidak hanya menghabiskan uang bagi diri sendiri, tetapi juga menyisihkan makanan yang dibelinya ke poin pengumpulan.

Tidak semua jenis makanan diterima. Hanya yang bersifat tahan lama dan tidak mudah rusak dengan minimal masa pakai satu bulan menuju kedaluwarsa yang bisa didonasikan. 

"Makanan dan minuman yang di donasikan harus dalam kondisi utuh, tidak terbuka bungkus dan segelnya, belum pernah dikonsumsi, dan tidak dalam keadaan rusak/kedaluwarsa," ujar Kukuh. "Kami juga tidak menerima frozen food, telur, sayuran atau buah, makanan matang alias siap saji, dan makanan atau minuman apapun yang cepat rusak."

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya