Liputan6.com, Jakarta - Sebuah surat berisi kemarahan John Lennon kepada Paul McCartney diperkirakan akan terjual hingga 40.000 dolar AS (Rp593 juta) di pelelangan. Pemenang lelang, yang diselenggarakan oleh GottaHaveRockandRoll.com, akan menjadi pemilik baru "jawaban pedas Lennon atas wawancara Paul McCartney yang diterbitkan dalam Melody Maker edisi 20 November 1971, yang Paul berbagi pemikirannya tentang John dan Yoko (Ono), pembubaran kemitraan bisnis The Beatles dan banyak lagi."
"John sangat marah ketika membaca wawancara itu sehingga dia mengirim surat tiga halaman yang ditandatangani dan diberi catatan tangan ini, ditujukan kepada Paul, kepada Melody Maker, untuk diterbitkan, meminta mereka dengan tulisan tangannya sendiri untuk waktu yang sama," bunyi keterangan yang mencatat surat itu diterbitkan dalam Melody Maker edisi 4 Desember 1971, dikutip People, Rabu, 10 Agustus 2022.
Advertisement
Dalam sanggahannya -yang ditujukan Lennon kepada "the wee McCartneys," termasuk Paul dan istri pertamanya Linda McCartney- Lennon mulai dengan menyentuh keuangan seputar Apple Records. Ia melanjutkan dengan menggambarkan percakapan telepon terkait bisnis di antara mereka dan tuduhan bahwa McCartney pergi "di belakang (Lennon)" untuk membeli saham Northern Songs.
Di akhir surat, Lennon menegaskan dia tidak kesal karena merasa kita menginginkan hal yang sama. Lennon juga siap bertemu Paul McCartney.
Ia menambahkan, "Yang membuat saya bingung adalah dia meminta kita bertemu tanpa Linda dan Yoko. Saya pikir dia sudah mengerti kalau sekarang John dan Yoko itu satu."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemarahan Lennon
Surat itu akan dilelang hingga pukul 9 malam Eastern Time pada 19 Agustus 2022, dengan tawaran tertinggi saat ini ditetapkan pada 33.000 dolar AS (Rp489 juta). Rumah lelang memperkirakan bahwa uang itu pada akhirnya akan mencapai 40.000 dolar AS (Rp593 juta).
Pasang surut hubungan Lennon dan McCartney dari pembentukan The Beatles pada 1960 hingga kematian Lennon pada 1980 telah dicatat dalam banyak wawancara selama bertahun-tahun. Proses hukum untuk membubarkan kemitraan The Beatles dimulai setahun sebelum wawancara Melody Maker-McCartney dan tanggapan Lennon selanjutnya, pada Desember 1970.
Pada bulan yang sama, Lennon yang sakit hati dan emosional merilis pernyataan solo skala penuh pertamanya, John Lennon/Plastic Ono Band. Tak lama setelah album itu laris, Lennon duduk bersama pemimpin redaksi Rolling Stone Jann Wenner untuk memberi pembaca pandangan pertama mereka tentang urusan band yang tidak ingin dipublikasikan. Ia meluapkan kemarahan ke McCartney karena dugaan sikap bossy-nya di studio, jelas tidak menghormati istri barunya Yoko Ono, dan debut solo yang dianggap tidak menarik.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Curahan Hati McCartney
Dalam "Lyrics: 1956 to the Present" McCartney mengatakan Lennon "menjadi jahat" ketika The Beatles bubar. "Saya tidak begitu mengerti mengapa. Mungkin karena kami tumbuh di Liverpool, selalu bagus untuk mendapatkan pukulan pertama dalam sebuah pertarungan," tambahnya.
"John menembakkan rudal ke saya dengan lagu-lagunya, dan satu atau dua di antaranya cukup kejam. Saya tidak tahu apa yang dia harapkan, selain meninju wajah saya. Semuanya benar-benar mengganggu saya," kenang McCartney dalam Lyrics.
Terlepas dari ketidakstabilan sebelumnya, keduanya mampu berdamai sebelum Lennon ditembak dan dibunuh pada 8 Desember 1980, saat memasuki gedung apartemennya di New York City. McCartney menghormati ulang tahun ke-81 Lennon pada Oktober 2021, menulis di samping foto pasangan itu, "Selamat Ulang Tahun untuk John."
Tahun sebelumnya, McCartney memberi penghormatan kepada Lennon pada peringatan 40 tahun kematiannya. "Hari yang menyedihkan tetapi mengingat teman saya John dengan sukacita besar yang dia bawa ke dunia, saya akan selalu bangga dan senang telah mengenal dan bekerja dengan Scouser yang luar biasa ini! X love Paul," cuitnya.
Paul McCartney
Urusan susu nabatijuga menarik perhatian Sir Paul McCartney. Punggawa The Beattles itu baru mengetahui pada awal 2022 bahwa Starbucks, jaringan gerai kopi internasional, menambahkan biaya ekstra bagi konsumen mereka di Amerika Serikat yang membeli produk berbasis susu nabati, baik berbahan kedelai, oat, maupun almond.
McCartney tak terima dengan kebijakan itu. Ia lalu memutuskan membuat surat terbuka kepada CEO Starbucks, Kevin Johnson, dengan menyinggung organisasi PETA.
"Teman-temanku di PETA mengampanyekan hal ini," tulisnya dalam surat yang pertama kali dipublikasikan di Billboard.com. "Aku dengan tulus berharap untuk masa depan planet dan kesejahteraan hewan, Anda bisa mengimplementasikan kebijakan ini."
Dikutip dari PageSix, Jumat, 1 April 2022, ia mengaku terkejut gerai kopi itu menerapkan biaya tambahan bagi produk berbasis susu nabati. Dengan kata lain, hal itu tak sejalan dengan kampanye PETA yang giat mempromosikan konsumsi susu nabati daripada susu sapi yang dinilai kurang ramah lingkungan.
Kebijakan Starbucks AS itu berbeda dengan gerai mereka di Inggris Raya. Di negerinya, Starbucks lebih terbuka dengan beragam produk susu alternatif. Johnson dikabarkan akan pensiun pada 4 April 2022. Dengan tenggat waktu yang pendek, ia pun meminta agar McCartney menyusun pembelaan atas tuntutannya dalam 11 jam.
Advertisement