Peneliti Indonesia Kembali Diundang ke Perkumpulan Asosiasi Kosmetik Dunia IFSCC di London

Peneliti dari tim R&D Paragon kembali diundang ke Perkumpulan Asosiasi Kosmetik Dunia IFSCC.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 07 Okt 2022, 19:21 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2022, 19:10 WIB
Tim R& D Paragon
Tim peneliti dari Paragon kembali diundang gelaran Asosiasi Kosmetik Dunia IFSCC di London. (Dok: Liputan6.com dyah pamela)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, tim Research & Development (R&D) Paragon yang menaungi brand seperti Wardah, Make Over, Emina dan Kahf turut serta dalam forum kosmetik internasional, 32nd IFSCC Congress London 2022 yang berlangsung 18-22 September 2022. Berfokus pada riset dan inovasi, Paragon menjadi perusahaan kosmetik lokal Indonesia pertama yang menghadiri forum yang diikuti oleh 16 ribu brand dan lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Vice President Research & Development Paragon, dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK mengungkapkan, sejak awal berdiri 37 tahun lalu sebagai pionir kosmetik halal, Paragon selalu serius dalam pengembangan produk. Keseriusan ini diwujudkan lewat adanya tim R&D yang kini telah berkolaborasi dengan expert nasional dan global.

"Keikutsertaan tim R&D Paragon dalam IFSCC Congress di London merupakan perwujudan komitmen untuk memberikan kualitas terbaik kepada konsumen melalui teknologi yang mutakhir. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi riset ke dunia industri dapat dilakukan," ujar dr. Sari dalam acara Press Conference "Paragon Goes to 32nd IFSCC London" di Jatake, Tangerang, Kamis 6 Oktober 2022. 

IFSCC Congress sendiri merupakan forum yang diselenggarakan oleh The International Federation of Societies of Cosmetic Chemists. Di forum ini para expert bidang kosmetik dari seluruh dunia berkumpul untuk saling bertukar wawasan mengenai teknologi dan hasil riset terbaru di bidang kosmetik.

Peserta dapat mengikuti forum ini setelah lolos dalam pengiriman paper penelitian yang menjadi persyaratan. Tahun ini merupakan kali kedua Paragon mengikuti IFSCC Congress setelah sebelumnya berpartisipasi di IFSCC Congress 2021 dengan membawa dua hasil penelitian, sementara tahun ini tim yang berangkat kemarin mempresentasikan 10 penelitian.

Peneliti Muda

Para peneliti Paragon yang berangkat ke London.
Para peneliti Paragon yang berangkat ke London. (Dok: Paragon Liputan6)

Keikutsertaan Paragon dalam IFSCC Congress 2022 menunjukkan bahwa banyak talenta anak muda Indonesia yang tangguh, pembelajar, dan mau bekerja keras menghasilkan karya terbaik untuk menjadi brand kebanggaan masyarakat Indonesia. Paragon selaku perusahaan kosmetik nasional menciptakan inovasi produk sendiri, mulai dari merumuskan ide hingga formulasi. 

Inovasi yang menurut Sari digerakkan oleh sebagian besar anak muda di Paragon telah membawa Paragon saat ini menjadi pemimpin pasar kosmetik di Indonesia. Berdekatan dengan Bulan Sumpah Pemuda, Paragon berharap dapat menularkan semangat dan optimisme anak muda Indonesia untuk senantiasa berinovasi menghasilkan karya berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

"Keuntungan kita bisa ikut ajang IFSCC, jadi bisa meningkatkan R&D dibanding luar negeri apa, jadi bisa untuk belajar dan inovasi lagi, kurangnya apa plusnya apa dan kita dari Indonesia termasuk yang paling muda," ujar Anita Fajrin, Senior Scientist Divisi Skincare Paragon saat ditemui usai konferensi pers, Kamis 6 Oktober 2022.

Anita pun bersyukur sebagai peneliti di Paragon banyak mendapatkan kesempatan berkembang. Selama enam tahun menjadi peneliti sejak tahun kedua ia sudah diperbolehkan ikut dalam riset produk. Sebagian besar peneliti di luar negeri harus mencapai gelar tertentu untuk sampai di tahap itu.

Penelitian Kosmetik Berbahan Angrek

Kolaborasi Menggali dan Eksplorasi Potensi Anggrek Asli Indonesia
PT Martina Berto TBK dan BRIN menjalin kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan anggrek asli Indonesia. (dok. PT Martina Berto)

Sementara itu, Indonesia dengan kekayaan alamnya juga dieksplorasi untuk menjadi produk kosmetik. Seperti digencarkan oleh PT Martina Berto Tbk yang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Direktur PT Martina Berto Tbk, Kilala Tilaar dan Andes Hamuraby Rozak selaku Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama pada Selasa, 27 September 2022, di Kebun Raya Bogor.

Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan plasma nutfah Coelogyne. Perjanjian tersebut adalah kelanjutan penandatanganan MoU PT Martina Berto Tbk dengan BPPT (yang kini melebur dengan BRIN) mengenai kerja sama eksplorasi, identifikasi, dan domestikasi Anggrek Coelogyne marthae S.E.C Sierra. Bunga anggrek lokal khas Kalimantan itu dinamai berdasarkan pendiri Martha Tilaar.

Kolaborasi ini juga sebagai tindak lanjut dari penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan 2012 yang diberikan oleh BPPT kepada Martha Tilaar. Andes Hamuraby Rozak menyebut anggrek Coelogyne marthae S.E.C. Sierra adalah salah satu spesies dari genus Coelogyne yang informasi distribusi alaminya masih sangat terbatas.

Genus Coelogyne

Kolaborasi Menggali dan Eksplorasi Potensi Anggrek Asli Indonesia
PT Martina Berto TBK dan BRIN menjalin kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan anggrek asli Indonesia. (dok. PT Martina Berto)

Selanjutnya kolaborasi ini juga sebagai tindak lanjut dari penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan 2012 yang diberikan oleh BPPT kepada Martha Tilaar. Andes Hamuraby Rozak menyebut anggrek Coelogyne marthae S.E.C. Sierra merupakan salah satu spesies dari genus Coelogyne yang informasi distribusi alaminya masih sangat terbatas.

Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Irni Furnawanthi Hindaningrum menjelaskan kerja sama ini meliputi aktivitas eksplorasi, konservasi, domestikasi, dan penyusunan database Plasma Nutfah Coelogyne spp hasil eksplorasi 2013 sampai 2015. Selain itu propagasi dan breeding Plasma Nutfah Coelogyne spp, kajian bioprospeksi Plasma Nutfah Coelogyne marthae dan kajian eksperimental botani Plasma Nutfah Coleogyne dan tumbuhan potensial lainnya.

Direktur PT Martina Berto Tbk, Kilala Tilaar mengungkapkan, program penelitian Coelogyne marthae ini direncanakan akan berlangsung selama lima tahun. Kilala juga berharap kerja sama ini dapat berkontribusi signifikan pada upaya pelestarian alam Indonesia.

"Khususnya anggrek asli Indonesia dan mengembangkannya menjadi produk-produk yang berbasis tanaman khas Indonesia, serta meningkatkan kerja sama yang lebih erat lagi antara akademisi, institusi pemerintah, dan perusahaan swasta," sebutnya.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya