Atraksi Wisata Batu Berbentuk Penis di Sukabumi Disorot Media Asing

Ada mitos yang mengelilingi atraksi wisata "batu penis" di Sukabumi, Jawa Barat.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Jan 2023, 03:02 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 03:02 WIB
Sukabumio
Atraksi wisata batu berbentuk mirip penis di Sukabumi, Jawa Barat disorot media asing. (dok. tangkapan layar ViralPress)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah jadi rahasia umum bahwa pesona alam Indonesia seolah tiada habisnya. Tidak semata memesona, ada juga tempat-tempat yang memperlihatkan lanskap tidak biasa, seperti batu yang bentuknya dinilai mirip penis di Sukabumi, Jawa Barat.

Atraksi wisata ini pun diulas media asing New York Post. Melansir situs webnya, Selasa, 17 Januari 2023, media itu melaporkan bahwa batu tersebut ramai dikunjungi pelancong dengan harapan "meningkatkan vitalitas seksual" bagi pria atau membantu para wanita "menemukan belahan jiwa."

"Penduduk lokal dan turis di Indonesia menjejali sepanjang ceruk berbatu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk melihat 'batu penis' yang terkenal itu," sambung mereka. Disebutkan pula bahwa erosi dan pelapukan selama puluhan tahun membentuk formasi batu alam jadi bentuk yang menyerupai alat kelamin pria, katanya.

Batu aneh itu terlihat menonjol keluar dari sebuah pulau kecil di kawasan UNESCO Global Geopark Ciletuh, dekat Pantai Cikepuh. "Batu ini sudah ada sejak lama. Mungkin sudah terbentuk ribuan tahun lalu dan masyarakat setempat menyebutnya batu penis," kata Andri Hidayana, anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.

Ia menyambung, "Ada mitos yang mengelilinginya. Mungkin seminggu atau sebulan sekali, banyak pengunjung di sana melakukan semacam ritual. Dikatakan bahwa pria yang berkunjung ke sana akan jadi 'pria perkasa' di tempat tidur."

"Batu penis" hanya dapat diakses dengan perjalanan "perahu berbahaya" selama 30 menit di sepanjang bebatuan bergerigi. Rekaman yang diambil pada 15 Januari 2023 menunjukkan sebuah perahu penuh turis pria yang menjulurkan leher mereka untuk melihat formasi alam yang langka tersebut.

Tidak Hanya di Indonesia

Penuhi Kriteria,Geopark Ciletuh Ditetapkan Menjadi Taman Dunia
Kawasan Geopark Ciletuh (Sumber foto: sukabumi.go.org)

Kawsan tersebut terkenal tidak hanya karena "batu penis" yang tidak biasa, tapi juga berkat lokasi menyelam dan pemandangan bawah laut di sekitarnya, kata Andri.

Formasi batu di Indonesia ini bukanlah yang pertama menarik wisatawan. Batu berbentuk penis di Norwegia telah lebih dulu menggoda orang pergi ke negara Skandinavia itu dan jadi berita utama pada 2017.

Di tengah kepopulerannya, formasi batu berbentuk penis di Norwegia itu ditemukan rusak parah pada Juni 2017. Saat itu, penduduk setempat mengumpulkan 10 ribu dolar AS untuk memulihkan formasi batu tersebut.

Pihak pengelola menggunakan irisan besi dan beton untuk memasang kembali tanjung yang rusak setelah menariknya ke dalam perancah setinggi 10 meter. Pelari menemukan lubang bor di batu di selatan batu yang menunjukkan bahwa itu sengaja dirusak. 

Penyiar NRK mengatakan pengunjung harus menunggu setidaknya seminggu agar formasi batu benar-benar siap sebelum menaikinya. Tidak ada penangkapan yang dilakukan atas dugaan vandalisme tersebut.

Pemulihan Sektor Pariwisata di Indonesia

Ilustrasi
Ilustrasi pariwisata Indonesia. (dok. Pexels/Artem Beliaikin)

Seperti banyak negara di dunia, sektor pariwisata Indonesia juga tengah berupaya bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Perjalanan spontan dan bisnis menjelma jadi tren utama yang mempercepat pemulihan industri pariwisata, khususnya perhotelan, menurut laporan OYO Travelopedia Indonesia 2022.

Tercatat lebih dari 2,4 juta pemesanan dilakukan satu hari sebelum perjalanan atau pada hari perjalanan dengan peningkatan sejumlah 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, perjalanan bisnis juga turut meningkat di Indonesia sejak pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan diberlakukan pada Mei 2022.

Permintaan akomodasi oleh tamu korporasi atau skala besar tumbuh sebesar 274 persen dibandingkan 2021. Pertumbuhan ini didukung usaha kecil dan menengah (UKM) yang mulai memilih interaksi secara langsung dibandingkan pertemuan virtual.

Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga disebut sebagai angin segar bagi wisatawan, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Ia mengatakan, keputusan itu "sangat berpengaruh pada psikologi (wisatawan), dengan anggapan bahwa COVID-19 di Indonesia terkendali."

"Pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pun akan dikebut," ia menyebut dalam online weekly press briefing, 2 Januari 2023.

Wisata Berkualitas dan Berkelanjutan

Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di jumpa pers akhir tahun yang terselenggara secara hybrid pada Senin, 26 Desember 2022. (dok. tangkapan layar YouTube Kemenparekraf)

Namun demikian, Sandi berkata, pihaknya tetap mendorong masyarakat untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam berkegiatan wisata. Salah satu implementasinya adalah tetap menggunakan aplikasi PeduliLindungi di sektor parekraf.

Ia berkata, "Barcode PeduliLindungi masih akan dipasang, (termasuk) di restoran dan hotel. Kami bahkan mengharapkan efektivitasnya meningkat, mengingat kewaspadaan tetap jadi perhatian demi menuju endemi."

"Saya berharap, perilaku yang sudah tertanam selama pandemi jangan sampai hilang (pindai kode QR di PeduliLindungi)," tuturnya. "Kami akan koordinasikan dengan Kemenkes dan seluruh stakeholders agar budaya baik dan bersih diteruskan. Sekarang sudah saatnya juga masyarakat ambil peran (dalam rangka pemulihan menuju endemi)."

Sandi juga mengimpau pelaku sektor parekraf untuk secara sukarela mengikuti sertifikasi Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, Safety atau keamanan, dan Environment Sustainability atau kelestarian lingkungan (CHSE). "CHSE ini merupakan lesson learned dari pandemi," sebut Menparekraf.

Di samping itu, Sandi mengatakan bahwa sertifikasi CHSE merupakan salah satu cara untuk mendorong tingkat kepercayaan masyarakat dalam berwisata. Sertifikat CHSE, kata Sandi, juga merupakan bagian dari standar emas dalam upaya wisata lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya