Liputan6.com, Jakarta - Drama Pangeran Harry dan Meghan Markle masih berlanjut. Kali ini giliran sutradara film dokumenter Netflix mereka yang bersuara. Liz Garbus menuding Istana Buckhingham telah 'mendiskreditkan' proyeknya.
Garbus yang mengarahkan enam episode dari serial Harry & Meghan mengklaim bahwa pejabat istana telah berbohong perihal mereka tidak dihubungi lebih awal sebelum perilisan serial tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Istana Buckingham mengatakan kami tidak menghubungi mereka untuk menanggapi soal itu meski kami melakukannya. Mereka melakukannya untuk mendiskreditkan kami, dan dengan mendiskreditkan kami, mereka dapat mendiskreditkan konten serial itu," ujarnya pada Vanity Fair, dikutip dari NZ Herald, Jumat (27/1/2023).
Perang kata-kata antara pembuat dokumenter itu dan istana pecah seiring perilisan serial Harry & Meghan pada Desember 2022. Mereka saling klaim soal apakah diberikan hak jawab untuk banyak klaim pasangan Sussex yang menghebohkan.
Pada awal pembukaan serial dokumenter, pihak produser menyatakan bahwa istana 'menolak berkomentar' atas isi konten tersebut. Editor kerajaan The Daily Mail, Rebecca English, mencuit tak lama setelah pemutaran perdana serial untuk mengonfirmasi dari sumber istananya bahwa baik rumah tangga Raja Charles maupun Pangeran William tidak didekati untuk memberi tanggapan.
"Bertentangan dengan klaim pembuat serial dokumenter Netflix, saya mengerti baik Buckingham maupun Istana Kensington atau anggota keluarga kerajaan mana pun didekati untuk mengomentari konten serial tersebut," tulisnya. "Saya tidak mengharapkan komentar apa pun dari rumah tangga kerajaan."
Pihak Ketiga
Dalam serial tersebut, Harry menuduh Pangeran William 'meneriaki dan bersuara kencang' padanya selama 'Sandringham Summit' setelah ia dan Meghan mengumumkan rencana mundur dari tugas kerajaan. Secara tak langsung, William dituding 'merisak' pasangan itu sebelum mereka benar-benar keluar dari Istana.
Harry juga mengklaim ayahnya mengatakan 'sejumlah hal yang tidak benar.' Sumber Istana Buckhingham mengonfirmasi melalui sejumlah media Inggris bahwa mereka telah menerima permintaan komentar via 'perusahaan produksi pihak ketiga' yang gagal diverifikasi ulang pada Netflix maupun Archewell Production.
Editor kerajaan Sunday Times, Roya Nikkah, juga mencuit, "Sumber mengatakan tidak ada email (ke Istana Buckingham dan Istana Kensington) yang menyertakan informasi substansial tentang serial tersebut terkait hak yang memadai untuk membalas."
Variety kemudian mengonfirmasi bahwa 'pihak ketiga' yang dimaksud adalah Story Syndicate, perusahaan produksi yang ikut didirikan Garbus. Perusahaan itu juga ikut memproduseri serial Harry & Meghan bersama Archewell Productions.
Advertisement
Dianggap Reaksi Sangat Mengejutkan
Dalam wawancara dengan Vanity Fair, Garbus juga menanggapi kritik bahwa Duke dan Duchess of Sussex hanya mengulang masalah lama. "Orang-orang sangat senang membaca segala sesuatu tentang Harry dan Meghan ketika ada orang lain yang menulis tentang mereka," katanya.
"Tapi ketika Harry dan Meghan ingin menceritakan kisah mereka dengan kata-kata mereka sendiri, itu tiba-tiba jadi masalah. Orang tidak dipaksa untuk menonton film dokumenter. Itu tidak akan diperlukan di sekolah. Itu adalah pilihan apakah Anda akan menontonnya atau tidak."
"Ada lebih banyak film dokumenter dan buku yang ditulis tentang Harry dan Meghan daripada yang diproduksi sendiri oleh Harry dan Meghan. Jadi, menurut saya ini adalah jenis reaksi sangat mengejutkan yang tidak sesuai dengan selera publik untuk membaca hal-hal tentang mereka dari orang lain," tutur Garbus.
Sebelumnya, tak lama setelah perilisan serial dokumenter di Netflix itu, pasangan Sussex menuntut permintaan maaf dari keluarga Kerajaan Inggris. Itu merupakan tanggapan dari undangan penobatan Raja Charles III pada Mei 2023.
Tuntuan tersebut muncul setelah perilisan bagian terakhir serial Netflix mereka pada 15 Desember 2022. Pasangan tersebut disebutkan dibayar sekitar 88 juta pound sterling atau sekitar Rp1 triliun dengan harapan berdamai dengan keluarga Kerajaan Inggris.
Reaksi Kerajaan Inggris
Terkait hal ini, juru bicara kerajaan menyatakan bahwa keluarga kerajaan bingung atas keinginan mereka untuk bertemu. Keluarga Kerajaan Inggris menolak menanggapi hal tersebut sampai Pangeran Harry dan Meghan mengakui kesalahan mereka.
Melansir The Sun, 19 Desember 2022, Harry dan Meghan menginginkan permintaan maaf mereka setelah Lady Susan Hussey, mantan dayang Ratu Elizabeth II, bertemu Ngozi Fulani untuk berekonsiliasi di Istana Buckingham. Lady Susan meminta maaf secara pribadi pada Fulani, sebelum pernyataan yang disepakati Harry dan Meghan menyebut keduanya ingin membangun kembali hidup mereka dengan damai setelah cobaan menyedihkan.
Salah satu sumber dekat dengan kedua pasangan tersebut menyebutkan, "Tidak ada hal yang seperti itu yang dilakukan ketika Harry dan Meghan hidup dalam kekhawatiran. Tidak ada pertemuan, permintaan maaf resmi, atau mengambil tanggung jawab atau pertanggungjawaban."
"Itu sulit untuk diterima 100 persen, mereka ingin mengadakan pertemuan," imbuhnya. Penulis biografi, Cawthorne, menambahkan, "Angka penonton untuk serial Harry & Meghan sangat fenomenal, tapi orang-orang belum bersimpati pada mereka."
Advertisement