Food Vlogger China Nekat Santap Hiu Putih Langka, Kini Didenda Hampir Rp280 Juta

Aksi food vlogger China memasak dan menyantap hiu putih itu mengundang hujatan dari sejumlah aktivis lingkungan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 31 Jan 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 14:02 WIB
Ilustrasi mimpi, ikan hiu
Ilustrasi mimpi, ikan hiu. (Photo by David Clode on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang food vlogger asal China yang dikenal dengan nama Jin akhirnya mendapat ganjaran. Ia merekam dirinya sendiri saat memasak dan menyantap daging ikan hiu putih besar untuk kepentingan konten di media sosialnya.

Pada Sabtu, 28 Januari 2023, pejabat di Kota Nanchong mengumumkan bahwa mereka telah menghukum pemakan hiu langka itu dengan denda sebesar 125 ribu yuan atau sekitar Rp277 juta. Menurut laporan Fortune, Jin telah membeli dan memakan hewan liar secara ilegal.

Kontroversi bermula pada Juli 2022 lalu setelah influencer yang populer dengan nama Tizi mengunggah video dirinya memasak dan mengonsumsi hiu putih sepanjang enam kaki. Di dalam unggahan tersebut, perempuan itu menyayat-nyayat daging hiu, kemudian melumurinya dengan bumbu, sebelum memanggangnya di atas bara api.

Ia bahkan sempat memotret dirinya yang berbaring di samping ikan hiu yang sudah mati, untuk menunjukkan seberapa besar ikan yang akan disantapnya. "Mungkin terlihat ganas, tapi dagingnya benar-benar sangat empuk," seru Jin dalam klip tersebut, yang membuat heboh di Douyin, sebutan untuk platform Tiktok di Tiongkok

Jin awalnya mengklaim telah membeli hiu putih besar di toko Nanchong, tetapi sebenarnya dibeli seharga 7.700 yuan (sekitar Rp17 juta) di situs belanja milik Alibaba, Taobao, lapor CBS. Menurut laporan pada pekan lalu, para pejabat dapat mengidentifikasi daging terlarang itu sebagai daging putih besar dengan menguji DNA dari sisa makanannya.

Dengan memakannya, blogger makanan tersebut telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar Tiongkok, yang melarang perdagangan komersial spesies satwa liar tertentu. Bersamaan dengan denda yang disebutkan di atas, pihak berwenang juga menangkap dua orang yang terlibat dalam penangkapan dan pengiriman hiu yang dimakan Tizi.

Penurunan Minat

Food Vlogger China Nekat Santap Hiu Putih Langka, Kini Didenda Hampir Rp280 Juta
Food vlogger Tiongkok Tizi menyantap daging ikan hiu putih besar yang dilarang. (dok. Screeshoot Youtube 小影娱乐)

Jin sebelumnya dihujat massal di media sosial sebelum mendapat sanksi setimpal atas perbuatannya. "Sungguh mengherankan bahwa seorang selebritas internet dapat memakan hewan yang dilindungi di depan jutaan orang di siang hari bolong!" komentar seorang warganet yang geram atas perilaku Jin.

Yang lain menulis, "Penjual perhatian yang tidak berbudaya ini akan membungkuk sangat rendah untuk menarik perhatian!"

Terlepas dari popularitasnya di kalangan pecinta makanan di China, konsumsi hiu sebagian besar telah menurun di Tiongkok. Laporan pada 2014 menyatakan bahwa konsumsi sirip hiu - hidangan perjamuan tradisional - anjlok lebih dari 80 persen di hub sirip hiu negara itu. Sementara, 85 persen pelanggan di China yang disurvei mengklaim bahwa mereka tak lagi memakan sirip hiu dalam 10 tahun terakhir, menurut Oceana .

Ini merupakan reaksi dari undang-undang China yang melarang konsumsi sirip hiu dalam jamuan resmi pada 2013. Upaya untuk membatasi santapan sirip tidak terbatas di China. Musim panas lalu Senat AS meloloskan Undang-Undang Penghapusan Penjualan Sirip Hiu, "RUU yang akan melarang pembelian dan penjualan sirip hiu di Amerika Serikat."

Terancam Punah

Kawanan Hiu Serbu Laut Mediterania
Penyelam bebas berenang di samping hiu Sandbar di laut Mediterania dekat kota pesisir Israel utara Hadera, pada 30 Desember 2022. Lusinan hiu Sandbar dan Dusky berkumpul di lepas pantai Israel utara, di mana perairan Mediterania lebih hangat karena dampak pembangkit listrik Orot Rabin. (Photo by JACK GUEZ / AFP)

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), hiu putih besar rentan terhadap kepunahan. Namun, manusia dengan sengaja membunuh mereka sebagai bagian dari program perlindungan pantai di Australia dan Afrika Selatan, meskipun terkadang hiu ditangkap dan dilepaskan hidup-hidup.

Sejumlah peneliti pun mencoba menyelamatkan keberadaan hewan laut di puncak rantai makanan itu dengan menguji teori bahwa hiu menyerang manusia karena mereka mengira manusia sebagai mangsa. Hal penelitian mereka kemudian diterbitkan di Journal of Royal Society Interface pada 26 Oktober 2021.

"Hiu putih sering digambarkan sebagai 'pembunuh yang tidak berakal' dan menyukai daging manusia, namun, hal ini tampaknya tidak terjadi, kami hanya terlihat seperti makanan mereka," kata penulis utama studi, Laura Ryan, seorang ahli saraf dan peneliti pasca doktoral di Macquarie University di Australia, dikutip dari Live Science, Senin, 1 November 2021.

Para peneliti merekam video seekor anjing laut dan manusia di dalam air, meskipun dapat menimbulkan risiko terbesar bagi peselancar manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan gerakan manusia terlihat sama seperti anjing laut dari sudut pandang hiu.

 

Serangan Hiu Putih

Kawanan Hiu Serbu Laut Mediterania
Seorang Kayakers dan penyelam bebas mengamati hiu Sandbar di laut Mediterania dekat kota pesisir Israel utara Hadera, pada 30 Desember 2022. Fenomena khusus ini menarik orang untuk kesempatan langka mengamati dari dekat hewan liar. (Photo by JACK GUEZ / AFP)

Menurut File Serangan Hiu Internasional Universitas Florida, hiu putih besar (Carcharodon carcharias) memiliki lebih banyak kasus kematian manusia daripada spesies hiu lainnya. Diketahui hiu putih besar telah membunuh enam orang pada 2020, meskipun risiko manusia digigit hiu relatif sangat rendah.

Hiu putih besar berburu anjing laut sepanjang sekitar 2,5 meter. Hewan ini mengembangkan gambar pencarian mangsanya dan menggabungkannya dengan informasi sensorik lainnya, seperti penciuman, untuk mengetahui apa yang harus dimakan. Namun, hiu putih tidak memiliki penglihatan warna dan tidak dapat melihat detail halus seperti mata manusia.

Para peneliti memproses video yang mereka rekam untuk mencerminkan bagaimana retina hiu mendeteksi gerakan dan bentuk anjing laut, dan membandingkan gerakan itu dengan manusia yang berenang atau mendayung di atas papan selancar. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada skenario yang berbeda secara visual untuk hiu putih besar remaja yang berenang di bawah.

"Secara khusus, saya pikir perenang mungkin tidak sama seperti peselancar dan anjing laut, karena mereka biasanya tidak mengalami banyak gigitan hiu. Namun, perenang juga sulit dibedakan dari anjing laut." kata Laura Ryan.

Penelitian ini hanya berlaku untuk hiu putih besar, dan hiu lain yang terkadang juga menggigit manusia, seperti hiu banteng dan hiu macan. Tetapi, menurut Laura Ryan, hiu putih besar dewasa menjadi pemburu yang berpengalaman, sehingga mereka membuat lebih sedikit kesalahan daripada hiu putih remaja.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya