Apa Saja yang Kurang Disukai Turis Asing di Indonesia? Salah Satunya Diminta Foto Bareng

Seorang turis asing mengungkap tentang kebiasaan orang Indonesia yang kurang disukainya selama ia liburan.

oleh Henry diperbarui 11 Feb 2023, 09:27 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 22:21 WIB
Potret Turis China Berdatangan, Penyeberangan di Bali Ramai
Turis China berjalan untuk menaiki kapal cepat untuk perjalanan dari Pulau Serangan ke Pulau Lombok di Denpasar, Bali, Rabu (25/1/2023). Sebelum pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, turis China yang datang ke Serangan jumlahnya lumayan banyak. Dari puluhan sampai seratusan per hari. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan keindahan alam yang luar biasa. Tak heran kalau banyak turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) berdatangan demi melihat cantiknya alam Indonesia secara langsung.

Meski begitu, ternyata ada beberapa hal yang paling tidak disukai wisatawan mancanegara saat traveling di Indonesia. Pendapat tiap orang tentu berbeda. Tapi setidaknya apa yang dialami dan dirasakan seorang turis asing bernama Ania Tomczak bisa mewakili turis aisng yang berkunjung ke Indonesia.

Ia melakukannya bukan karena tidak suka, ia justru sangat sering traveling ke Indonesia dan bahkan sudah cukup lancar berbahasa Indonesia. 

Dilansir dari videonya di akun Youtube miliknya, ‘Globe in the Hat ‘ pada Senin, 1 Agustus 2021, Ania menjawab pertanyaan seorang pengikutnya di media sosial tentang kebiasaan orang Indonesia yang kurang disukainya selama ia liburan. Ada enam hal yang ternyata kurang disukai Ania. Apa saja?

1. Tanya Hal Pribadi

Kebiasaan orang Indonesia yang paling tidak disukai oleh Ania adalah sering ditanyakan hal-hal personal. Orang Indonesia dianggap suka menanyakan hal yang terlalu personal, misalnya umur dan status pernikahan pada orang asing.

"Kamu bisa bayangkan berapa banyak orang yang bertanya soal umur, makanan, atau tentang negara ini dan lainnya," ungkap Ania. Meski memahami rasa penasaran warga lokal atas turis asing, pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat mereka merasa lelah karena dilakukan berulang-ulang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Minta Foto Bareng

KTT G20
Turis mancanegara memilih dan berbelanja barang kerajinan di salah satu toko di Bali. Ajang Presidensi G20 Indonesia memberikan dampak maksimal dan langsung bagi masyarakat seperti peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta. (Foto: Kemenparekraf)

Hal selanjutnya yang dianggap menganggu adalah banyak warga lokal yang meminta foto bersama pada turis asing. Menurut Ania, mereka bahkan sering tak mengenal tempat dan waktu yang tentunya terasa sangat mengganggu.

Contohnya, saat sedang makan di sebuah warung, ia mengatakan terkadang ada orang yang meminta foto. Ada juga yang memfoto dirinya secara diam-diam seperti paparazzi. "Ada juga yang suka bicara, hai ada bule ada bule, ayo foto dong. Bukannya saya tidak suka difoto tapi lihat momen dan tempatnya dulu, apalagi saya ini bukan selebriti," ujarnya.

3. Macet dan Jam Karet

Selain itu, hal lain yang menjadi sorotan turis asing seperti Ania adalah transportasi publik di Indonesia yang dinilai masih kurang memadai. Banyak yang mengeluhkan kemacetan yang sering terjadi. Ania mengeluhkan keberadaan motor dan mobil pribadi yang lebih banyak, sehinga membuat polusi udara meningkat.

Masalah kemacetan menurut Ania, juga berujung pada kebiasaan orang Indonesia yang suka datang terlambat saat ada janji untuk bertemu. "Saya tahu itu istilahnya, jam karet. Kalau terlambat, alasannya biasanya karena macet," ujarnya.

4. Masalah Sampah

Di video unggahannya, Ania juga menyoroti masalah sampah di Indonesia. Ia mengatakan kerap menemukan sampah berserakan saat mengunjungi sejumlah kawasan wisata alam.

Walaupun begitu, Ania mengaku senang dengan apa yang dilakukan Bali dan diikuti beberapa daerah lainnya, karena telah melarang penggunaan plastik sekali pakai. Ia pun tetap ingin liburan lagi ke Indonesia.

 

 


5. Masalah Parkir yang Membingungkan

6 Hal yang Kurang Disukai Turis Asing Saat Liburan di Indonesia
Ania Tomczak, turis asing dari Polandia. foto: Youtube ;Globe in the Hat'

Tak hanya soal macet, sistem parkir di Indonesia merupakan hal yang sangat melelahkan bagi turis asing. Alasannya, mereka harus membayar beberapa kali hanya untuk parkir di tempat yang tidak begitu jauh. Ania mencontohkan ketika pergi berbelanja dan bepergian ke supermarket, akan dikenakan biaya parkir.

"Kamu harus membayar Rp2 ribu atau Rp3 ribu tergantung dengan kendaraan yang kamu bawa (motor atau mobil)," ucapnnya. Ania juga membagikan pengalamannya saat traveling di Bali dan kota lain di Indonesia. "Di Bali kamu harus membayar parkir, tetapi di kota lain seperti di Jawa, di Malang, kamu harus membayar setiap waktu," terangnya.

6. Makanan Berminyak dan Minuman Terlalu Manis

Terakhir, sebagian turis asing juga tak suka makanan Indonesia yang kadang terlalu berminyak dan pedas. Kata Ania, ia pernah membeli makanan di warung makan yang menurutnya cukup berminyak.

Sedangkan saat memesan minuman, kerap ditambahkan gula yang sangat banyak. Padahal, tak semua turis asing suka minuman manis. Meski begitu, Ania juga mengakui cita rasa makanan Indonesia sangat lezat dan ada beberapa yang jadi favoritnya.


Wisman di Bali

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Sementara itu, di hari pertama tahun 2023, wisatawan mancanegara (wisman) telah datang ke Indonesia. Dua wisman yang pertama kali datang di tahun ini disambut langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menpaekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.

"Atas nama pemerintah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif mendapatkan kehormatan menerima kunjungan wisatawan mancanegara. Mereka ini adalah pasangan dari Toronto," kata Menparekraf Sandiaga Uno di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu, 1 Januari 2023 dini hari, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

"Mereka ini akan tinggal sekitar satu bulan di Indonesia, mengunjungi Bali di beberapa tempat dan mereka akan diving. Setelah itu mereka juga akan ke Yogyakarta dan sejumlah destinasi lainnya," sambung Sandiaga Uno. Dua orang turis asing itu berasal dari Toronto, Kanada. Mereka tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali, menggunakan pesawat Korean Air dari Incheon, Korea Selatan.

Selain itu ada beberapa wisatawan dari Korea Selatan yang disambut dengan hangat. Sandiaga yang didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberikan kalungan bunga dan suvenir. "Jadi 1 Januari 2023 ini mudah-mudahan setelah PPKM diakhiri akan menjadi lembaran baru dari pariwisata Indonesia," harap pria yang akrab disapa Sandi ini

Sementara itu, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau biasa disapa Cok Ace ikut menyambut dengan penuh suka cita. "Mudah-mudahan ini jadi awal yang baik, length of stay yang sementara sekarang ada sekitar 5 hari sampai 1 pekan. Tapi kita harapkan bisa lebih dan kembali lagi ke masa-masa kejayaan kita dulu di atas 10 hari," harap Cok Ace.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya