Liputan6.com, Jakarta - Thrift shop yang menjual pakaian bekas Shuhua (G)I-DLE di media sosial dikritik para penggemar. Menanggapi hal tersebut, agensi pun bertindak tegas.
Melansir KBIZoom, Selasa (21/2/2023), penjualan pakaian yang dikenakan idol K-pop itu diketahui setelah sebuah unggahan Instagram tersebar di berbagai komunitas online pada Sabtu, 18 Februari 2023. Unggahan yang dimaksud mengungkap bahwa sebuah toko online menjual gaun yang dikenakan sebagai pakaian panggung Shuhua (G)I-DLE.
Thrift shop itu menyebutkan "(G)I-DLE" dan "Shuhua" di akun media sosial resminya untuk tujuan promosi, "Anda dapat menemukan produk one-piece yang dikenakan (G)I-DLE Shuhua di toko online kami," tulis pihaknya.
Advertisement
Baca Juga
Seorang konsumen bertanya apakah produk ini dikenakan (G)I-DLE atau hanya mirip dengan kostum (G)I-DLE. Toko online itu pun menjawab, "Produk tersebut dipakai (G)I-DLE."
Namun, karena fakta ini menyebar di berbagai komunitas dan kritik dari penggemar meningkat, thrift shop itu menjelaskan, "Itu adalah pakaian dari merek yang sama dengan yang dikenakan grup idol K-pop. Itu tidak ada hubungannya dengan agensi atau stylist."
Mengenai hal ini, agensi (G)I-DLE, Cube Entertainment, mengumumkan posisinya atas kontroversi tersebut pada Minggu, 19 Februari 2023. Pihaknya menjelaskan, "Kami mengonfirmasi bahwa dalam proses pembuangan pakaian yang disimpan di gudang eksternal, semua pakaian yang seharusnya dibuang telah didaur ulang dan dialirkan ke toko vintage ekspor dan domestik karena kesalahan perusahaan pengumpul pakaian perantara."
Cube melanjutkan, "Dalam kasus thrift shop, kami berencana mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap penjualan nama dan foto (G)I-DLE untuk mendapatkan keuntungan, terlepas dari bagaimana pakaian itu diperoleh."
Jaket Mingyu Seventeen?
Sebelum ini, sebuah thrift shop di Blok M Square, Jakarta Selatan, sempat bikin heboh karena diduga menjual jaket bekas milik Mingyu SEVENTEEN. Cuitan yang ramai dikomentari warganet itu diunggah akun Twitter @cudble, Jumat 3 Februari 2023, menulis, "thrift blok m."
Sang pemilik akun sepertinya sangat yakin jaket hitam tersebut pernah dikenakan idol berusia 25 tahun tersebut. Alasannya, merek jaket itu tertulis Pledis Entertainment, agensi yang menaungi Seventeen. Lalu, ada tanda huruf M yang diyakini sebagai inisial nama Mingyu, bukan merujuk pada ukuran pakaian tersebut.
Alasan lainnya, yakni ada tulisan 8:59 PM yang menurutnya singkatan dari Pledis Mingyu. Meski begitu, sang pemilik akun tidak mengungkap di toko mana ia melihat jaket tersebut.
Dalan cuitannya, ia juga membagikan foto hasil tangkapan layar mengirim pesan ke akun Twitter Mingyu untuk memastikan apakah jaket tersebut memang miliknya atau pernah dipakai olehnya. Sebagian warganet percaya dengan klaim si pemilik akun, ada yang membagikan pengalaman serupa, sementara ada sedikit pula yang skeptis atas klaim tersebut.
Advertisement
Penemuan Ajaib
Masih soal "penemuan ajaib" di thrift shop, akun Twitter @taexas kedapatan membagikan ulang unggahan seorang temannya. "Nemu di twitter gara gara lagi cari info tempat thrift di jepang. Ini jaket pdip ada muka megawati dijual 1500 yen," cuitnya pada 3 Februari 2023.
Si pemilik akun tidak mengungkap apa merek jaket tersebut. Yang jelas, busana itu berwarna hitam dengan empat kantong, dua di bagian atas dan dua di bagian bawah jaket. Di sisi kiri atas terlihat logo PDIP berwarna merah dan hitam, sedangkan di sisi kanan ada gambar Megawati berbentuk segilima dengan latar merah putih.
Harganya 1.500 yen (sekitar Rp168 ribu). Unggahan itu mendapat beragam tanggapan dari warganet. Banyak yang tidak mengira ada jaket partai politik di Indonesia dijual di thrift shop di Jepang.
Konsep thrift shop bukanlah satu yang asing bagi banyak orang. Dalam beberapa tahun, kulturnya bahkan kian menjamur di kalangan anak muda, entah dengan alasan ingin mencapat potongan fesyen unik dengan harga miring atau menolak beli baju baru karena alasan lingkungan.
Pergeseran Pola Pikir
Rani, pemilik thrift shop Belong To Thrift Shop di kawasan Jakarta Barat, berkata pada 13 Januari 2023, "Kalau kita nge-thrift itu biasanya harus mengobok-obok barangnya, dan buat aku rasanya asyik saja. Soalnya bisa dapat baju-baju branded dengan model-model yang unik dan enggak pasaran, plus harganya lumayan miring."
Melihat thrifting jadi hobi anak muda zaman sekarang, Rani merasa mantap membuka thrift shop sejak dua tahun lalu. Meski belakangan semakin banyak thrift shop, baik online maupun offline, Rani merasa tidak khawatir karena peminat barang bekas, terutama pakaian, diyakini akan makin bertambah dalam beberapa tahun ke depan.
"Kita dulu beli barang bekas dilarang sama orangtua karena takut pakaian bekas orang gitu kan. Katanya ada bakteri atau penyakit dari orang yang sebelumnya, nanti takut tertular," tutur Rani. "Kalau melihat sekarang anak-anak muda yang gen Z dan milenial enggak malu nge-thrift dan pakai baju second. Hal itu tidak lagi dianggap buruk, bahkan dianggap keren dan mengikuti tren."
Advertisement