Kasus COVID-19 di Thailand Naik Tajam Usai Festival Songkran

Peningkatan tajam pasien rawat inap COVID-19 dan kematian terkait dilaporkan di Thailand pada Minggu, 23 April 2023, setelah Festival Songkran.

oleh Asnida Riani diperbarui 24 Apr 2023, 22:01 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 22:01 WIB
Serunya Basah-basahan dalam Perang Air Tahunan di Thailand
Warga menghujani pengendara sepeda motor dengan air saat merayakan Festival Songkran atau Tahun Baru Thailand di Narathiwat, Thailand, 13 April 2019. Festival ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 13-15 April setiap tahunnya. (Madaree TOHLALA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Peningkatan tajam pasien rawat inap COVID-19 dan kematian terkait dilaporkan di Thailand pada Minggu, 23 April 2023, setelah Festival Songkran. Melansir The Thaiger, Senin (24/4/2023), angkanya melonjak 150 persen dibandingkan minggu sebelumnya, menurut Departemen Pengendalian Penyakit negara itu.

Antara 16 dan 22 April 2023, jumlah pasien rawat inap COVID-19 melonjak jadi 1.088, meningkat tajam dari 435 pasien pada minggu sebelumnya pada 9--15 April 2023. Selain itu, kematian terkait COVID-19 juga meningkat dari dua jadi lima selama periode yang sama.

Secara khusus, kasus peradangan paru-paru yang dilaporkan mengalami peningkatan dramatis sebesar 143 persen, dengan 73 pasien dibandingkan dengan 30 pasien pada minggu sebelumnya. Selain itu, terjadi pula peningkatan 84 persen jumlah pasien yang mengandalkan ventilator, dari 19 jadi 35.

Lonjakan angka COVID-19 yang signifikan diyakini sebagai akibat langsung dari Festival Songkran, yang secara tradisional dirayakan di seluruh Thailand. Ini melibatkan berbagai kompetisi olahraga, konser, dan bentuk hiburan lain yang menyatukan orang-orang dari berbagai daerah.

Karena perayaan ini mendorong nyanyian dan teriakan dalam waktu lama, sayangnya risiko penularan COVID-19 meningkat. Dampak Festival Songkran 2023 sejauh ini mencatat total 6.571 pasien rawat inap kasus COVID-19 dan 278 kematian terkait.

Dr Atthapol Kaewsamrit, wakil direktur jenderal Departemen Kesehatan Thailand, mendesak penyelenggara acara untuk terus mematuhi langkah-langkah pengendalian penyakit yang ketat, termasuk jarak sosial dan pembatasan jumlah pengunjung. Tindakan pencegahan tersebut sangat penting di ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk.

 

Acara Masih Dapat Berlangsung di Thailand, tapi ...

Serunya Basah-basahan dalam Perang Air Tahunan di Thailand
Warga menyemprotkan air ke seorang wanita saat merayakan Festival Songkran atau Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2019. Warga Thailand mengisi Festival Songkran dengan bersenang-senang, salah satunya perang air. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Dr Kaewsamrit menekankan bahwa acara masih dapat berlangsung jika tetap mematuhi dan mengikuti pedoman yang diperlukan. Ia mendesak penyelenggara mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan para peserta, dengan menyatakan bahwa perbaikan situasi terkait COVID-19 tidak hanya bergantung pada tindakan yang dilakukan, tapi juga pada kerja sama dari masing-masing penyelenggara dan peserta.

Lebih lanjut, Dr Kaewsamrit mengimbau masyarakat untuk waspada dan bertanggung jawab saat berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Ia menyoroti bahwa praktik kebersihan menyeluruh, penggunaan masker, dan menjaga jarak sosial sangat penting dalam mencegah penularan COVID-19 lebih lanjut.

Peningkatan pesat kasus COVID-19 dan kematian terkait setelah Festival Songkran dianggap sebagai pengingat nyata akan ancaman virus yang sedang berlangsung. Karena sistem perawatan kesehatan menghadapi tekanan dari meningkatnya jumlah kasus, sangat penting bagi penyelenggara acara dan anggota masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi langkah-langkah pengendalian penyakit.

Hanya melalui upaya kolaboratif dan kepatuhan yang ketat terhadap langkah-langkah ini penyebaran virus dapat ditahan, yang pada akhirnya memastikan lingkungan lebih aman dan mengurangi tekanan pada layanan kesehatan. Meski festival adalah tentang kegembiraan dan perayaan, penting untuk diingat bahwa tindakan pencegahan yang diperlukan harus dilakukan guna mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Kasus COVID-19 Juga Meningkat di Indonesia

FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Sebanyak 5.110 pasien COVID-19 di Indonesia sembuh, membuat total pasien sembuh mencapai 4.148.804 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara di Indonesia, di tengah libur Lebaran Idul Fitri, tetap terjadi penambahan kasus COVID-19. Per Minggu, 23 April 2023 hingga pukul 12.00 WIB bertambah 384 kasus virus corona baru dengan akumulasi 6.763.940, lapor kanal Health Liputan6.com.

Tiga provinsi dengan sumbangan kasus baru terbanyak adalah:

  • DKI Jakarta: 131 kasus
  • Jawa Barat: 83 kasus, dan
  • Jawa Timur: 62 kasus.

Dari data Satgas COVID-19, tercatat spesimen yang diperiksa ada 5.653 orang. Sementara itu, kasus aktif per kemarin berada di angka 10 ribu-an. Artinya, 10.576 orang di Tanah Air sedang menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit karena kondisinya membutuhkan perawatan tim medis.

Kasus sembuh kemarin jauh lebih tinggi dibandingkan kasus baru COVID-19. 948 kasus sembuh pada Minggu, 23 April 2023 membuat akumulasi jadi 6.592.187. Sementara, kasus meninggal bertambah satu. Maka. akumulasi meninggal selama tiga tahun pandemi COVID-19 menjadi 161.177.

Mengenai vaksinasi COVID-19, tidak ada tambahan data suntikan vaksin baik satu, dua, tiga, maupun keempat. Libur Lebaran membuat aktivitas vaksinasi di sentra vaksinasi dan fasilitas layanan kesehatan setop sementara.

Kembali Pakai Masker Saat Beraktivitas

FOTO: Pemerintah Umumkan Pelonggaran Pemakaian Masker di Luar Ruangan
Sejumlah warga menyeberang jalan di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker karena situasi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah menunjukkan perbaikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Beberapa waktu terakhir, kenaikan kasus COVID-19 memang tercatat di Indonesia. Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan kembali meminta masyarakat, terutama kelompok berisiko, untuk memakai masker saat beraktivitas.

"Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik," kata Juru Bicara Kemenkes RI, dokter Mohammad Syahril, dalam keterangan resmi, baru-baru ini.

Ia menyambung, "Kita wajib menjaga kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular COVID-19 dan masuk rumah sakit."

Kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir dipicu COVID Arcturus atau subvarian XBB 1.16 yang sangat menular. Sebelum masuk Indonesia, COVID Arcturus sudah lebih dulu terdeteksi di India. Bila menilik kasus di sana, terjadi lonjakan yang tajam.

"Subvarian ini memang banyak ditemukan di India. Jika ditilik dari sejarah naik dan turunnya kasus COVID Indonesia selalu mengikuti pola yang terjadi di India yang saat ini mengalami lonjakan kasus yang tajam," kata Syahril.

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya