Liputan6.com, Jakarta - Adidas memiliki stok sneaker Yeezy senilai 1 miliar pound sterling (sekitar Rp18,5 triliun) setelah berpisah dengan rapper Kanye West. Alhasil, merek alas kaki Jerman ini berpotensi menghadapi kerugian tahunan 611 juta pound sterling (sekitar Rp11,3 triliun) jika tidak bisa menjualnya.
Adidas berpisah dengan rapper, yang sekarang dikenal sebagai Ye, pada Oktober 2022 setelah ia membuat komentar anti-Semit di media sosial. Menjual alas kaki akan memberinya royalti, sesuatu yang tidak disukai perusahaan, lapor The Sun, dikutip Sabtu, 6 Mei 2023.
CEO Adidas, Bjorn Gulden, menolak mengesampingkan penghancuran sneaker Yeezy, menyebut bahwa pihaknya "mencoba menghindari itu." Menyumbangkannya untuk amal bisa jadi bumerang dan menyebabkan penjualan kembali secara terburu-buru.
Advertisement
Gulden menambahkan, perusahaan "semakin dekat untuk membuat keputusan." Sneaker Yeezy diluncurkan pada 2015 dan menghasilkan penjualan sebesar 1,3 miliar pound sterling pada 2020.
Di tengah dilema, Adidas menghadapi gugatan dari investor yang mengklaim mengabaikan potensi masalah atas "perilaku ekstrem" Ye. Dirangkum kanal Bisnis Liputan6.com dari BBC, 1 Mei 2023, investor itu menuduh Adidas gagal membatasi kerugian finansial dan mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan eksposur mereka.
"Kami langsung menolak klaim yang tidak berdasar ini," kata Adidas menanggapi tuntutan tersebut.
Pihaknya menyambung, "Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri dengan penuh semangat melawan mereka." Namun, investor yang mengajukan gugatan di AS mengklaim bahwa Adidas sudah mengetahui tentang perilaku buruk Kanye West sebelum bekerja dengan sang rapper.
Adidas Merugi Setelah Putus Hubungan dengan Kanye West
Investor menyebut bahwa hal itu telah dibahas mantan kepala eksekutif Adidas, Kasper Rorsted, serta manajemen lain. Wall Street Journal menerbitkan rincian dugaan pertemuan pada 2018 antar Adidas dan Kanye West.
Laporan tersebut mengklaim bahwa eksekutif senior Adidas berbicara tentang bagaimana mengurangi risiko staf berinteraksi dengan West, serta kemungkinan perusahaan memutuskan hubungan dengan rapper tersebut.
Sejak memberhentikan hubungan bisnisnya dengan West, Adidas telah merugi hingga 700 juta euro, dengan produk Yeezy senilai ratusan juta euro tercatat tidak terjual. Dikutip dari CNN, 10 Februari 2021, Adidas mengungkap pada 9 Februari 2023, bahwa mereka diperkirakan akan kehilangan pendapatan 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp19,7 triliun) tahun ini.
Hal tersebut dikarenakan tidak dapat menjual pakaian dan sepatu desainer Yeezy. Dalam sebuah pernyataan, Adidas mengatakan pedoman keuangannya untuk 2023 "menyumbang dampak buruk yang signifikan dari tidak menjual stok yang ada."
Jika perusahaan tidak dapat "menggunakan kembali" koleki West yang tersisa, Adidas mengatakan, hal itu dapat merugikan perusahaan sebesar 534 juta dolar AS (setara Rp8 triliun) dalam laba operasi tahun ini.
Â
Advertisement
Prahara Adidas dan Kanye West
Adidas mengatakan segera setelah kemitraan dibubarkan, mereka akan mencoba menjual pakaian tersebut, tanpa nama dan merek Yeezy. Adidas menyebut, menjual sneakers dengan mereknya sendiri akan menghemat sekitar 300 juta dolar AS dalam pembayaran royalti dan biaya pemasaran.
Terlepas dari upaya itu, pihaknya akan mengalami masalah dalam menggunakan kembali pakaiannya, kata seorang analis pada CNN. "Benar-benar tidak ada pilihan yang baik untuk merek yang tertekan ini, yang berada di antara prestise dan kemewahan," kata Burt Flickinger, pakar ritel dan direktur pelaksana di konsultan ritel Strategic Resource Group.
Pilihan lain termasuk menghancurkan atau menyumbangkan pakaian Yeezy yang tidak terjual. "Angka-angkanya berbicara sendiri. Kami saat ini tidak melakukan sebagaimana mestinya," kata Gulden dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Adidas juga telah merilis penyelidikan atas tuduhan perilaku tidak pantas oleh West. Hal itu dilakukan setelah label asal Jerman itu mengakhiri kemitraan dengan rapper dan perancang fesyen tersebut.
Pada 24 November 2022, Adidas mengatakan pihaknya memulai penyelidikan setelah menerima surat anonim yang membuat beberapa tuduhan terhadap Ye. Penyelidikan tersebut menelusuri laporan majalah Rolling Stone yang merinci dugaan insiden perilaku tidak pantas oleh Ye terhadap staf dan calon karyawan.
Tuduhan terhadap Kanye West yang Dimuat Rolling Stone
Rolling Stone memuat wawancara dengan lebih dari dua lusin mantan staf Yeezy dan Adidas. Publikasi itu juga mengklaim bahwa West memperlihatkan materi pornografi pada staf Adidas dalam pertemuan, serta membahas pornografi dan menunjukkan foto intim mantan istrinya, Kim Kardashian, dalam wawancara kerja.
Mengutip keterangan mantan staf yang tidak disebutkan namanya, laporan Rolling Stone juga menuduh rapper itu menggunakan taktik intimidasi dengan karyawan, yang sering ditujukan pada wanita. Dikatakan mantan anggota tim yang terlibat dalam Yeezy, mereka telah merilis surat yang menuduh eksekutif Adidas mengetahui perilaku tersebut.
Hal itu bahkan dikatakan telah berlangsung selama bertahun-tahun, tapi petinggi merek itu "menutup mata" dan "mematikan moral mereka." Dalam surat itu, mantan karyawan Yeezy mendesak Adidas mengatasi lingkungan beracun dan kacau yang diciptakan West.
"Saat ini tidak jelas apakah tuduhan yang dibuat dalam surat anonim itu benar," kata Adidas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNA, 25Â November 2022. "Kami telah mengambil keputusan untuk meluncurkan penyelidikan independen atas masalah ini guna menindaklanjut tuduhan tersebut."
Advertisement