Klaim Keberlanjutan dari Produsen dalam Mengelola Sampah

Setiap produsen ditargetkan bisa menarik sekitar 30 persen sampah plastiknya pada 2029 sehingga diharapkan mampu mempengaruhi jumlah polusi plastik di lingkungan.

oleh Henry diperbarui 24 Jun 2023, 10:37 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 10:02 WIB
Perubahan Kecil Demi Kelestarian Bumi Bisa Dimulai dari Bijak Kelola Sampah Plastik
Unilver melalui #GerakanPilahPlastik mengajak masyarakat pilah sampah plastik untuk hidup yang lebih bersih dan lestari. (Foto: Unsplash.com/Sigmund).

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai usaha yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah. Selain masyarakat, para produsen berbagai produk juga berkomitmen untuk mengurus sampah secara berkelanjutan. Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan yang melibatkan produsen berperan aktif. Melalui Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak produsen mengelola sampah post consumer yang dihasilkan.

Setiap produsen ditargetkan bisa menarik sekitar 30 persen sampah plastiknya pada 2029 sehingga diharapkan mampu mempengaruhi jumlah polusi plastik di lingkungan. Salah satu produsen berupaya mengimplementasikan Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 adalah Yakult dalam bentuk penarikan sampah plastiknya sendiri melalui ibu-ibu Yakult Lady dan Sales Force.

Sampah plastik Yakult seperti plastik pembungkus, tutup botol, dan botol Yakult yang dikumpulkan pelanggan akan ditarik oleh Yakult Lady ketika berkunjung ke rumah-rumah pelanggan serta Sales Force di setiap kunjungan toko atau outlet.Sampah plastik yang telah dikumpulkan kemudian akan dirapikan, didata, dan diberikan kepada pihak ketiga untuk didaur ulang menjadi barang siap pakai.

"Ibu-ibu Yakult Lady dan Sales Force akan berkomunikasi dengan pelanggan kami termasuk mengampanyekan program pemerintah terkait Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 supaya pelanggan mau membantu kami mengumpulkan sampah kemasan kami," terang Spv Dep. PR Science Yakult Indonesia, Ni Putu Desy Aryantini, dalam Dialog Sirkular Ekonomi dan Kewajiban Produsen dalam Pengurangan Sampah Festival Hari Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Rabu, 14 Juni 2023.

Ia menambahkan, pelanggan rumah yang bersedia berperan dalam upaya pelestarian lingkungan ini akan diberikan tas khusus guna menyimpan sampah plastik Yakult. Begitupun dengan toko atau outlet yang ingin berperan akan diberikan tong sampah khusus sampah plastik Yakult.

"Sampai tahun ini kami sudah mendata hampir 3.000 outlet ready to drink dan sekitar 600 di antaranya bisa kami ajak kerja sama dalam melakukan penarikan sampah plastik kami," sebutnya.  Untuk mencapai penarikan 30 persen sampah plastiknya di seluruh Indonesia pada 2029 nanti, Yakult Indonesia melakukan perencanaan secara bertahap. Selain memperluas area penarikan, pada 2023 ditargetkan sebanyak 4,2 persen sampah Yakult dapat ditarik dan didaur ulang.

 

Sampah Didaur Ulang

Sampah di Pesisir Marunda Kepu
Sampah-sampah yang didominasi bungkus makanan dan minuman plastik ini tampak seperti lautan. (merdeka.com/imam buhori)

Sampah plastik Yakult seperti plastik pembungkus, tutup botol, dan botol Yakult yang dikumpulkan pelanggan akan ditarik oleh Yakult Lady saat berkunjung ke rumah-rumah pelanggan serta Sales Force di setiap kunjungan toko atau outlet. Sampah plastik yang telah dikumpulkan kemudian akan dirapikan, didata, dan diberikan kepada pihak ketiga untuk didaur ulang menjadi barang siap pakai.

Dimulai pada 2021 di tiga cabang, penarikan sampah Yakult diperluas sampai ke seluruh Pulau Jawa, Sumatera dan Bali, serta wilayah Nusa Tenggara pada 2023. Pada FPSN 2023 yang berlangsung 13-16 Juni 2023 tersebut, Yakult Indonesia membuka booth yang berisi edukasi mengenai peran Yakult dalam pengelolaan sampah plastik serta pengetahuan produk.

Seberapa besar klaim dan konsistensi produsen dalam mengelola sampah juga bisa dilihat dalam kerja sama mereka dengan lembaga atau organisasi yang mengurus pengelolaan sampah mereka. Salah satunya adalah Waste4Change yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.

Menurut Waste4Change dalam pesan pada Liputan6.com, Sabtu (24/6/2023), para produsen yang merupakan klien mereka melakukan program keberlanjutan dengan semakin banyak variasi yang dilakukan. Beberapa tidak hanya melakukan pengelolaan sampah sisa produksi dan konsumsi dari masyarakat dalam bentuk pertanggungjawaban produsen sesuai Permen KLHK No 75, tapi juga melakukan pengelolaan sampah dengan lebih ramah lingkungan di kawasan kantor mereka.

Jasa Pengelolaan Sampah

Sampah plastik.
Ilustrasi sampah plastik cemari lautan. (Foto: Shutterstock)

Klien Waste4Change menurut mereka cukup konsisten dalam menerapkan pengelolaan sampah di area perusahaan dengan bekerjasama dengan kami dalam memastikan sampah terpilah sejak di sumber, melakukan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh staf/pengunjung area mereka, dan melakukan diskusi untuk peningkatan keberhasilan pengelolaan sampah berdasar data laporan yang kami berikan.

Waste4Change memberikan jasa pengelolaan sampah bertanggungjawab dengan melakukan riset dan edukasi persampahan, mengadakan pengangkutan sampah terpilah, memproses material organik dan daur ulang, hingga menghubungkan rantai pasok bahan daur ulang. Semua ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA dan lingkungan.

Kedepannya, mereka berharap agar klien dapat menjalankan pengelolaan sampah bertanggung jawab bersama jasa Waste4Change dan mencapai misi keberlanjutannya bersama-sama.

Selain itu, semakin banyaknya klien yang bekerja sama artinya semakin banyak orang yang telah melakukan pengelolaan sampah untuk mencapai target Jakstranas 2019, yaitu 30 persen pengurangan di sumber dan 70 persen sampah terolah.Jika para produsen sudah menyatakan komitmennya pada pengelolaan sampah terutama sampah plastik yang berkelanjutan, bagaimana dengan temuan fakta di lapangan?

Hal itu setidaknya bisa kita lihat melalui audit sampah yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat Sungai Watch sepanjang 2022. Mereka merilis hasilnya dalam daftar 10 perusahaan penghasil sampah plastik terbanyak 2022 yang mencemari lingkungan, khususnya sungai-sungai di Bali.

Hasil Audit Sungai Watch

Daftar 10 Perusahaan Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Bali 2022 Versi Audit Sungai Watch
Daftar 10 perusahaan pencemar sampah plastik 2022 versi audit Sungai Watch. (dok. Sungai Watch Impact Report 2022)

Dikutip dari 2022 Impact Report yang dipublikasikan di laman resmi Sungai.Watch, hasilnya, produk Danone berada dalam 10 besar pencemar sampah plastik terbesar bersama Coca Cola, PepsiCo, Unilever dan Nestle.

Urutan teratas ditempati oleh Danone dengan total 10 persen dari sampel sampah yang diaudit. Posisinya tidak berubah dari hasil audit pada 2021. Urutan selanjutnya ditempati oleh Orang Tua (OT), Wings Group, Unilever, Mayora, Indofood, Budi Daya, Garuda Food, PT Santos Jaya Abadi dan Ultra Jaya.Untuk tahun ini mereka belum mengeluarkan hasil audit karena memang hanya merilis data per tahun.

"Kita publish datanya tiap akhir tahun. Jumlah data yang keluar setiap bulan dari setiap wilayah dimana kami punya cabang kami kumpullkan sampai dengan akhir tahun," terang Gary Benchegib selaku co-founder Sungai Watch pada Liputan6.com, Jumat, 23 Juni 2023.

Berdasarkan laporan Sungai Watch, tim mereka berhasil mengeluarkan 535,246 kg sampah non-organik dari sungai dan laut di Pulau Bali dan pesisir Jawa Timur pada 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 235,218 item diaudit dan dipilah berdasarkan merek. Salah satu teknik pengumpulan yang mereka lakukan adalah dengan memasang penghalang sampah di permukaan sejumlah sungai untuk mencegah sampah plastik agar tidak terus mengalir ke lautan.

 

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah
Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya