Liputan6.com, Jakarta - Adalah Fan-Pei Koung, seorang influencer yang dikirim untuk membantu Ukraina di tengah perang berdarah dengan Rusia telah menemukan ceruknya membantu tentara dan sukarelawan sebagai "penari telanjang pendukungan emosional."
Mengutip NY Post, Senin, 24 Juli 2023, perempuan asal Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) ini membuat akun OnlyFans gratis untuk tentara dan sukarelawan Ukraina. Di sana, Koung menggambarkan dirinya sebagai "pacar berkeliling dunia, sekarang jadi sukarelawan di Kharkiv."
Baca Juga
Perempuan berusia 33 tahun, yang kontennya mencakup video striptis saat sirene serangan udara meraung dan foto bertelanjang dada dengan peluncur roket, melakukan segalanya mulai dari "mendukung emosional tentara dan sukarelawan secara gratis," hingga mendistribusikan sumbangan uang tunai pada orang Ukraina dan sukarelawan.
Advertisement
Menurut profil OnlyFans-nya, "keuntungan" akun tersebut digunakan untuk upaya kemanusiaan. Jadi, siapa Koung? Menurut bio akun Behance-nya, ia adalah Miss Taiwanese American Princess 2015, artis, dan model.
Ia telah menunda berkuliah di Universitas Yale dan telah mencapai prestasi penting, seperti memenangkan tempat pertama di hackathon NASA dan menerima komisi melukis 2.500 dolar AS. "Saya gadis seksi di Ukraina yang ingin jadi sukarelawan, dan mungkin akan bertahan," katanya pada The Daily Beast.
Koung pertama kali pergi ke Ukraina pada November 2022 untuk jadi sukarelawan dan membantu para pengungsi. Ia dilaporkan bekerja di tempat penampungan wanita dan panti asuhan di Lviv, sebuah kota di bagian barat negara itu, jauh dari garis depan.
Pindah ke Ukraina
Pekerjaan itu, bagaimanapun, tidak jauh berbeda dari pengalamannya di AS, yang mendorong Koung membantu militer secara langsung. Koung pindah penuh waktu ke Ukraina pada Februari 2023.
Sejak itu, ia membantu dengan jadi sukarelawan di wilayah Donbas timur yang bergejolak, membawa air bagi mereka yang masih tinggal di kota-kota yang dibom. Ia juga menawarkan dukungan emosional pada tentara berbahasa Inggris, sementara ia belajar bahasa Ukrania.
"Ini sedikit diplomasi soft core yang saya bawa,” kata Koung pada The Post. "Semua orang mengirimkan (sukarelawan) terkuat dan terbaik, saya masuk, dan berkata, 'Hei ada apa, mau bicara? Saya akan memijat Anda.'"
Melalui kerja sukarelanya di lapangan, Koung memulai berbagai hubungan romantis dengan pria yang ditemuinya. Ia saat ini "berkencan" dengan operator pesawat tidak berawak Ukraina, pekerja pembangkit listrik, dan dua pekerja teknologi informasi.
Tentara internasional juga ada di dalam daftar "pacarnya." Koung menjalin hubungan dengan seorang pejuang dari Inggris Raya yang pernah jadi anggota sekelompok tentara yang ia hibur ketika mereka jadi korban di Donbas.
Advertisement
Menuai Kecaman
Pada Daily Beasr, Koung berbagi, "Saya di sana berbicara dengannya selama enam jam tentang bagaimana ia mengatasi masalah hubungannya. Saya merasa sangat aman dengan pria ini. Pada suatu saat, saya menggendongnya dan membelai rambutnya, dan ia berkata, 'Saya merasa berharga seperti anak kucing. Saya belum pernah disentuh dalam dua tahun.'"
Apa yang dilakukan Koung belum diterima dengan hangat oleh semua orang, dengan beberapa sukarelawan Barat dalam obrolan grup mengecam Koung karena bercanda tentang mencari "waktu yang baik" dengan pria Ukraina. "Orang-orang ini 'mencabik-cabik' saya selama tiga hari berturut-turut!" sebutnya.
"Saya pikir ada beberapa ratus orang di grup ini, dan mereka berkata, 'Anda ingin membuat pornografi dari kuburan massal?'" Namun tetap saja, Koung yakin ia memberi layanan vital pada tentara yang sering diabaikan.
"Orang tidak membicarakan kebutuhan seksual orang-orang di negara yang sedang berperang," katanya sambil tertawa.
"Pikirkan tentang satu bagian dari diri Anda yang perlu memiliki seseorang yang dapat Anda percayai," tambahnya. "Saya mencoba melakukan itu untuk siapa saja yang berbicara bahasa Inggris, atau Ukraina pada level anak usia tiga tahun."
Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina sendiri sudah memasuki hari ke-516 invasi sejak Februari 2022. Di waktu ini, Rusia menyerang kota Odesa di Laut Hitam Ukraina lagi dan terus melancarkan serangan yang telah merusak infrastruktur pelabuhan penting di Ukraina selatan, kata pejabat Ukraina, dikutip dari Guardian.
Sedikitnya satu orang tewas dan 22 lainnya luka-luka dalam serangan pada Minggu pagi, 23 Juli 2023. Kota itu berulang kali diserang sejak Moskow menarik diri dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina, pekan lalu.
Empat anak termasuk di antara yang terluka dalam ledakan Odesa, yang merusak parah Katedral Transfigurasi yang bersejarah, sebuah katedral Ortodoks yang terkenal di kota itu, kata gubernur daerah Odesa, Oleh Kiper. Diakon agung katedral, Andrii Palchuk, menyesali kehancuran gereja yang katanya disebabkan serangan langsung dari rudal Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan serangan balasan Ukraina "gagal" saat ia menjamu pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu dekatnya, untuk pembicaraan di St Petersburg. "Tidak ada serangan balasan," kantor berita Rusia mengutip perkataan Lukashenko pada Minggu, 23 Juli 2023.
Sementara Putin menjawab, "Ada, tapi gagal." Ukraina memulai serangan balasan yang telah lama diantisipasi bulan lalu, tapi sejauh ini hanya memperoleh kemenangan kecil.
Advertisement