Liputan6.com, Jakarta - Tertib berlalu lintas bisa diajarkan oleh orangtua sejak dini ke anak. Dengan begitu, nantinya setelah dewasa, anak-anak pun akan secara otomatis memahami pentingnya menaati peraturan saat berkendara motor maupun mobil untuk menghindari kecelakaan.
Memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara yang jatuh pada Jumat (22/9/2023), Toys Kingdom bersama PMB Toys dan Korps Lalu Lintas Polri pun meluncurkan mainan mobil serta motor polisi bertenaga aki untuk anak-anak. Peluncuran ini sejalan dengan program "Polisi Sahabat Anak" yang mendukung edukasi dini untuk tertib berlalu lintas.
Baca Juga
Stephanus Bart Nureka, General Manager Merchandising PT Toys Games Indonesia mengatakan peluncuran mainan mobil serta motor polisi untuk anak-anak sejalan dengan misi Toys Kingdom untuk memberikan pengalaman menyenangkan bermain sekaligus mengedukasi anak.
Advertisement
"Karena pada saat anak bermain, orangtua maupun pengasuh bisa menyisipkan edukasi tentang tertib berlalu lintas, seperti pengenalan rambu lalu lintas, fungsi zebra cross, juga aturan lalu lintas lainnya. Tentunya hal ini membuat pembelajaran menjadi jauh lebih menyenangkan," ungkap Stephanus, saat peluncuran di Living World Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu, 20 September 2023.
Menyediakan koleksi lengkap mainan dan hobi untuk segala usia, Toys Kingdom secara eksklusif meluncurkan tiga model yang terdiri dari satu motor dan dua mobil bertenaga aki, semuanya diproduksi secara lokal oleh PMB Toys. Dimulai dari motor aki polisi model Honda PCX, dengan kapasitas baterai 6V7A dan shockbreaker yang membuat nyaman anak saat berkendara.
Koleksi Mainan Berlisensi Resmi dan Standar SNI
Kemudian hadir mobil polisi model Toyota Fortuner Legender, dengan 2 baterai 6V4.5A, sabuk pengaman, remote control, dan pintu yang dapat dibuka. Terakhir, ada mobil polisi model Mitsubishi Triton yang dilengkapi 2 baterai 6V4.5A, sabuk pengaman, remote control, pintu yang dapat dibuka, serta bagasi.
Seluruh model juga dilengkapi lampu LED strobo, walkie talkie, sirine, dan konektor USB sehingga mirip dengan aslinya. Ketiga model hadir dalam dua varian warna sesuai dengan kendaraan polisi saat ini, yaitu warna dasar abu-abu dengan aksen kuning khas tim Sabhara (Samapta Bhayangkara), dan warna dasar putih dengan aksen biru dan garis putih, khas mobil Polantas (Polisi Lalu Lintas).
Mengenai keamanan dan bagaimana mainan anak-anak ini dibuat, Christina Tanumulia, Sales Manager PT Pangeran Maju Bahagia (PMB Toys) mengungkapkan, semua produk mainan sudah berstandar SNI. Semua mainan polisi yang diperuntukan untuk anak usia 1--7 tahun ini telah lulus uji dan memiliki berat sekitar 35 kg sehingga aman digunakan anak dengan pengawasan orangtua.
Secara model, mainan polisi buatan PMB Toys juga sangat mirip dengan aslinya sebab memiliki keakuratan desain. "Ketiga model juga sudah mengantongi lisensi resmi dari Honda, Toyota, dan Mitsubishi," tutupnya.
Advertisement
Pertimbangan Memilih Mainan Anak Menurut Psikolog
Memberikan mainan ke anak bukan hanya sekadar untuk mengalihkan perhatian saat rewel atau menangis. Mainan pun bisa dijadikan sebagai media pembelajaran untuk stimulasi tumbuh kembang anak. Jadi, bagaimana cara memilih mainan yang tepat untuk anak?
Pemilihan mainan tentunya bisa dilihat dari berbagai aspek, tapi utamanya adalah kesesuaian karakteristik mainan dengan usia perkembangan anak. Menurut psikolog dari Universitas Pancasila Putri Langka, mainan dibutuhkan untuk memberikan stimulasi pada anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif, motorik dan juga afektif.
Misalnya permainan puzzle cocok untuk diberikan pada anak-anak untuk menstimulasi kemampuan kognitifnya dalam mengingat, membuat perencanaan, berpikir sistematis, mempertahankan konsentrasi dan lain-lain. Mainan juga dapat menstimulasi anak mengembangkan keterampilan motorik halus, dan juga membantu anak melatih kesabaran dan daya tahan dalam menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memahami guna/ karakteristik mainan sebelum memberikan kepada anak. "Pemilihan mainan juga perlu mempertimbangkan faktor keamanan, misalnya apakah bisa berbahaya bagi anak atau tidak. Kita perlu mewaspadai bahan yang digunakan untuk membuat mainan, juga bentuknya seperti adakah sudut yang tajam, apakah terlalu kecil sehingga bisa tertelan, dan lain sebagainya," sebut Putri yang juga seorang dosen pada Liputan6.com, Sabtu, 3 Desember 2022.
Mengasah Keterampilan Kognitif dan Kreatif Anak
Pertimbangan berikutnya dalam memilih mainan tentunya dari segi harga. Menurut Putri, tidak perlu membelikan mainan yang sangat mahal kalau tujuannya untuk memberi stimulasi pada anak.
Walaupun orangtua perlu tahu tren permainan anak, namun bukan berarti harus selalu mengikuti tren. Mainan juga bisa diciptakan dari benda-benda yang ada di sekitar. Saat ini sudah banyak video tutorial atau video DIY, yang dapat dipelajari orangtua untuk menciptakan mainan anak.
Kemajuan teknologi yang pesat membuat banyak permainan dapat diciptakan dan dimainkan melalui gawai, sehingga gawai sudah menggantikan banyak sekali mainan karena anak-anak serta remaja cenderung tertarik dengan hal-hal yang dinamis. "Hal ini membuat pamor mainan menjadi berkurang, tapi menyodorkan gawai terlalu dini pada anak bukanlah sebuah keputusan yang bijak," kata Putri.
Permainan dalam gawai memang dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak, namun perlu diingat bahwa stimulasi motorik dan afektif juga penting. Oleh karena itu tidak akan maksimal pertumbuhan anak apabila hanya bermain gawai.
"Anak perlu mempelajari motorik kasar seperti berlari, melompat, memanjat dan lain-lain. Bermain bersama anak-anak yang lain juga akan membantu anak mengasah keterampilan sosial dan regulasi emosinya," papar Putri yang merupakan Psikolog Klinis sekaligus Konsultan SDM ini.
Jadi, orangtua pun perlu mendorong diri untuk lebih aktif dan kreatif. Orangtua harus memahami bahwa gawai dan mainan hanyalah sebuah sarana anak untuk belajar. Hal yang lebih penting yakni bagaimana orangtua bermain bersama anak dan cara orangtua mengarahkan anak saat bermain.
Advertisement