Liputan6.com, Jakarta - Ada yang menarik dari momen kunjungan bakal calon presiden Ganjar Pranowo ke Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat. Di antara antusias mahasiwa bertemu dengan mantan Gunernur Jawa Tengah itu, ada satu yang memilih jalur anti-mainstream.
Di sebuah video dibagikan akun TikTok @arthur12041995, yang sekarang jadi viral, ada perempuan diduga mahasiswi yang terlihat cuek walau berada semeja dengan Ganjar. Alih-alih ikut heboh berfoto seperti mahasiwa di sekitarnya, perempuan berkemeja putih itu terlihat fokus makan.
Baca Juga
Di rekaman berdurasi 24 detik tersebut, ia tampak menunduk, fokus menyuap makanan di depannya. Sementara kolom komentar unggahan ini dinonaktifkan, videonya banyak dibagikan ulang akun media sosial lain, bahkan sampai menyeberang ke X, sebelumnya Twitter.
Advertisement
Salah satu cuitan populer dibagikan @BanyuSadewa, menulis, "Mbak itu adalah guweh, 'Ni orang rambut putih sape sik gw cuma pengin makan!" seraya menyertakan video tersebut. "She's truly Unbothered Queen and just minding her own bussines 👑."
"Gw ngeliat mbaknya kok malah kek kesian yah 🥺 Dia duduk di situ cuman pengen nikmatin makanannya sampe abis 🥺🥺🥺🥺🥺," ia menyambung. Cuitan ini disepakati banyak warganet. "Kaget juga sih kalo cuma lagi pengin makan tiba-tiba didatengin rombongan," sahut salah satu warganet.
"Mbaknya kepedesan," kata yang lain, kemudian disahut si pengunggah, "Udahlah kepedesan, dijejelin banyak orang kepanasan lagi apa gak bikin tambah emosik? 😭"
Isi Kuliah Umum
Sementara di akun Instagram-nya, Ganjar menulis, "Ngecharge energi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Semangat dan pemikiran mahasiswanya luar biasa. Progresif tapi tetap romantis 🫰🏻."
Di kesempatan itu, merujuk laporan kanal Pemilu Liputan6.com per 12 Oktober 2023, Ganjar mengungkap gagasan menghadirkan satu keluarga miskin, satu sarjana. Hal ini dilakukannya dalam rangka memberantas kemiskinan di Indonesia.
Ia berbicara mengenai akses pendidikan secara merata tanpa terkecuali, begitu juga bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. "Kalau satu keluarga miskin, satu sarjana kita programkan, apa yang terjadi? Dia akan jadi penolong upah tulang punggung kekuarganya," tutur Ganjar saat mengisi kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Oktober 2023.
Ia mengaku senang karena sekarang ini banyak kepala daerah yang memperhatikan akses pendidikan gratis, terutama bagi siswa yang kurang mampu. Menurut Ganjar, langkah ini pun bisa menghadirkan satu keluarga, satu sarjana. "Maka, penuntasan kemiskinan akan secara sistematis. Itu membutikan negara hadir," klaimnya.
Advertisement
Optimis Jadi Program Nasional
Ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar menghadirkan sekolah SMKN gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. "Mereka langsung siap bekerja dan kini menjadi tulang punggung keluarga," ujar Ganjar.
Ia mengaku optimis bisa mewujudkan hal tersebut jadi program nasional. Namun diperlukan sistem pemerintahan yang harus saling mendukung satu sama lain. "Anggaran negara bisa dioptimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya," tukas dia.
Sebelumnya, Ganjar sempat mengungkap andil dalam menghapus diskriminasi terhadap warga minoritas atau keturunan Tionghoa. Menurutnya, hal itu dilakukan sewaktu menjabat sebagai Anggota DPR RI tahun 2004 saat membidani lahirnya Undang-Undang No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
Ganjar bercerita, saat itu aturan kewarganegaraan masih mendiskriminasi warga minoritas. Sebab, berdasarkan UU No.62 Tahun 1958 terdapat perbedaan bagi warga negara Indonesia dan keturunan.
"Saya menyerap kegelisahan ini bersama teman-teman di DPR kala itu saat membidani lahirnya UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan," kata Ganjar saat mengisi Kuliah Umum bertema Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Rabu, 11 Oktober 2023.
Menguatkan Status Anak pada 3 Kelompok Rentan
Ganjar Pranowo beranggapan, ketika payung hukum anyar tentang kewarganegaraan muncul, masyarakat menyambutnya dengan suka cita. Pasalnya, itu mengusung prinsip kesetaraan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, kesetaraan gender, dan hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.
"Tidak ada lagi pemisahan WNI dan keturunan. Yang ada hanya WNI dan warga negara asing," ungkap politikus PDIP tersebut.
Ganjar menyebut, Undang-Undang (UU) itu juga menguatkan status anak pada tiga kelompok rentan, yakni anak dari perkawinan campur sah orangtua asing dan indonesia, anak di luar perkawinan sah orangtua asing dan indonesia, dan pengukuhan status WNI anak yang lahir di Indonesia walau status orangtuanya tidak diketahui atau meninggal.
"UU ini menguatkan bahwa anak dengan status rentan akan diakui, dilindungi, dan diperlakukan sebagai WNI," tegas Ganjar.
Advertisement