Liputan6.com, Jakarta - Brand yang kuat akan mendominasi benak konsumen. Itu modal yang kuat agar konsumen bisa membeli produk yang ditawarkan. Begitu pula dengan logo halal yang berfungsi sebagai jaminan konsumen muslim mendapatkan produk sesuai syariat Islam.
Lebih dari itu, logo halal yang tercantum semestinya tidak sekadar diupayakan untuk memenuhi kewajiban. "Saat ini, halal masih hanya sebagai bemper pemenuhan mandatori kebijakan pemerintah. Ke depan, logo halal ini harus jadi faktor penguat daya saing," kata Executive of Steering Committee of Top Halal Award 2023, Anang Ghozali, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023.
Baca Juga
Karena itu, pihaknya kembali menggelar survei Halal Index pada tahun ini. Survei digelar untuk mendorong produsen menciptakan brand halal yang berada di top of mind konsumennya.
Advertisement
Survei yang melibatkan 1.300 responden itu digelar di lima kota, yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Metodologinya dilakukan dengan pertanyaan terbuka, responden tidak diberi pilihan melainkan langsung mencetuskan apa yang ada di benaknya.
"Kami libatkan responden milenial karena segmen milenial itu merupakan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, dan daya belinya besar pula," sambung Anang.
Pihaknya menggunakan dua elemen besar, yakni elemen brand dan halal. Ada tiga parameter yang dipakai untuk mengukur brand indeks, yakni Top of Mind Halal Brand Awareness, Last Usage Brand Halal, dan Future Intention Brand Halal.
Para Pemenang Top Halal Award
Sementara, ada empat parameter yang digunakan dalam mengukur elemen halal. Keempatnya terdiri dari persepsi terhadap komunikasi kehalalan produk, persepsi kehalalan terhadap bahan baku, persepsi kehalalan terhadap proses produksi dan persepsi kehalalan pada kemasan produk.
"Untuk dapat indeks kehalalan, kami kolaborasikan brand indeks dan indeks halal sehingga dapat indeks halal dari setiap brand. Indeks brand dan indeks halal harus berada di atas rata-rata indeks kategori produknya. Kalau penuhi kriteria pertama dan kedua, baru ditetapkan jadi Top Halal Awards," ia menjelaskan.
Ada temuan menarik selama survei dilakukan. Menurut Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika, ada sejumlah brand, khususnya restoran, yang masuk dalam jajaran teratas di benak konsumen. Namun, brand tersebut nyatanya belum bersertifikasi halal sehingga tidak masuk kriteria.
"Tapi, hanya 10 persen. Sebenarnya produk makanan minuman (di Indonesia) 80--90 persen itu sudah bersertifikasi halal," imbuh Anang.
Berikut ini daftar merek yang memenangkan TOP HALAL AWARD 2023: ABC (Sirup, Saus Sambal, Kecap dan Sarden), Wall's (Es krim), Lux (Sabun Mandi), Waroeng Steak & Shake (Restoran Steak), Oriflame (Parfum), Regal (Biskuit Marie), Coca Cola (Soft Drink), Kopi Kenangan (Kafe Kopi), Aqua (AMDK), SGM (Susu Bubuk), Aice (Es Krim), Sajiku (Bumbu Instan), Masako (Penyedap Rasa), Azarine (Sunscreen), Kanzler (Sosis), McDonald's Indonesia (Restoran Cepat Saji), Garuda (Kacang Atom dan Kacang Kulit), Super Bubur (Bubur Instan), Asahi (Sarden). Kemudian ada Top Coffee (kopi bubuk), Koko Krunch (Sereal), Esteh Indonesia (Gerai Minuman), Bimoli (Minyak Goreng), Holland bakery (Bakery), Marugame Udon (Restoran Ramen & Sushi), Listerine (Mouthwash)
Advertisement
Kendala Para Produsen Urus Logo Halal
Anang berharap gelar sebagai Top Brand Halal yang diraih para pemenang bisa semakin menguatkan kesan brand tersebut di mata konsumen. Ia menerangkan mereka bisa menggunakan logo Top Halal pada produk dan kemasan yang diharapkan bisa semakin mendorong merek diterima konsumen.
"Pergunakan logo Top Halal sebagai Endorser dan lambang pilihan konsumen sebagai merek halal terbaik," kata Anang.
Sementara, Evrin mengakui bahwa mayoritas brand yang meraih Top Halal adalah brand-brand papan atas yang usianya puluhan tahun, bahkan ada yang mencapai satu abad. Namun, brand-brand baru tak menutup kemungkinan, meski dilihat dari eksistensi, mereka minimal sudah berusia 20 tahun.
Di sisi lain, masih banyak produsen yang mengalami kesulitan saat mengurus sertifikasi halal. Tantangannya beragam, tetapi pada umumnya adalah kesiapan bahan baku.
"Bahan bakunya sendiri, BPJPH mewajibkan sertifikat halal. Karena masih peralihan, belum semua (bahan baku), apalagi impor, yang memiliki sertifikat halal karena melibatkan pihak ketiga," jelas Evrin.
Berikutnya adalah fasilitas produksi yang harus bebas babi. Faktor ketiga adalah sumber daya. "Mereka kan harus menyiapkan penyelia, auditor internal, dan itu butuh waktu. Setelah training, mereka ada gambaran," katanya.
Daya Tarik Wisata Ramah Muslim
Penghargaan itu juga dimaksudkan membantu misi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia. Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyebutkan dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu 236 juta jiwa atau 12 persen dari total populasi dunia, Indonesia memiliki kebutuhan produk halal yang besar dan menjadi pendorong untuk pertumbuhan industri halal.
Ekspor Indonesia ke negara OKI sebesar 10,7 persen dan ekspor ke pasar global 3,8 persen atau 7,6 miliar dolar. Selain itu, pihaknya juga menekankan pentingnya implementasi industri halal yang diharapkan dapat mendorong nilai tambah dan juga dapat terintegrasi dengan traceability halal system dan halal assurance system, mulai dari ristek, distribusi, sampai ke konsumen.
Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong agar produk-produk halal lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Bicara mengenai halal food, Indonesia juga terbesar di dunia hampir 150 miliar USD, merupakan pasar Indonesia," katanya.
Pada 2023, Indonesia mendapatkan peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia pada The Global Muslim Travel Index 2023. Menurut Sandiaga, Indonesia mampu dan perlu terus terus meningkatkan posisinya untuk menjadi destinasi wisata terbaik.
"Pariwisata ini sifatnya inklusif. Konsep dari pariwisata halal adalah layanan tambahan, bagaimana bisa menyediakan kuliner yang tersertifikasi halal, tempat shalat yang baik, dan beberapa fasilitas lainnya. Bukan untuk mengislamisasi, melainkan untuk memberikan kenyamanan saat berwisata," jelas Sandiaga Uno.
Advertisement