Aktivis Palestina Ahed Tamimi Ditangkap Israel, Dituduh Menghasut Terorisme

Aktivis Palestina Ahed Tamimi ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki. Perempuan berusia 22 tahun tersebut ditahan semalaman di Desa Nabi Saleh, kata Palestinian Prisoners' Society.

oleh Putu Elmira diperbarui 09 Nov 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 21:00 WIB
Senyum Tajam Ahmed Tamimi, Gadis Palestina Simbol Perlawanan Israel
Ekspresi gadis remaja asal Palestina, Ahed Tamimi saat tiba di pengadilan militer Israel di penjara Ofer, Israel (13/2). Ahed Tamimi dipenjara setelah ia memukul dua tentara Israel di daerah Tepi Barat, Israel. (AFP/Thomas Coex)

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis Palestina Ahed Tamimi ditangkap oleh pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat. Perempuan berusia 22 tahun tersebut ditahan semalaman di Desa Nabi Saleh, kata Palestinian Prisoners' Society.

Dikutip dari BBC, Selasa, 7 November 2023, militer Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Tamimi dicurigai "menghasut kekerasan dan kegiatan teroris". Media Israel melaporkan bahwa Tamimi ditangkap sehubungan dengan unggahannya di Instagram yang mengancam akan "membantai" pendatang Yahudi.

"(Sebagai perbandingan) Anda akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Hitler kepada Anda adalah sebuah lelucon," katanya, mengacu pada pembunuhan massal enam juta orang Yahudi dalam Holocaust oleh Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler, menurut surat kabar Haaretz.

Unggahan tersebut tidak lagi terlihat di online, begitu pula akun yang memuat nama dan foto Tamimi yang dipublikasikan minggu lalu. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunggah sebuah foto di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) yang menunjukkan seorang tentara Israel menahan Ahed Tamimi di kamar tidur.

Ia menuduhnya mengungkapkan "simpati dan dukungan terhadap umat Nazi di media sosial" dan bersumpah, "Tidak ada toleransi terhadap teroris dan pendukung terorisme!"

Namun, ibu Ahed Tamimi, Nariman, membantah bahwa dialah yang menulis unggahan tersebut. "Ada banyak akun (online) atas nama Ahed yang berisi fotonya, dan dia tidak ada hubungannya dengan itu," katanya kepada AFP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Serangan Kekerasan

Sepak Terjang Ahed Tamimi, Gadis Palestina Lawan Tentara Israel yang Jadi Viral
Ekspresi Ahed Tamimi saat ditahan di pengadilan militer, penjara Ofer milik Israel di Desa Betunia (20/12). Ahed Tamimi ternyata tak sendirian, tentara Israel juga menangkap sang ayah, Basem al Tamimi dan sepupunya, Nur. (AFP Photo/Ahmad Gharabli)

Palestinian Prisoners' Society mengatakan Tamimi adalah salah satu dari sedikitnya 70 warga Palestina yang ditangkap dalam penggerebekan Israel di Tepi Barat dan pendudukan Yerusalem Timur pada Minggu malam, 5 November 2023. Jumlah ini menambah total 2.150 orang yang dilaporkan ditahan di sana sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas dari Jalur Gaza menyerang Israel.

Israel terus membombardir Gaza sejak saat itu dan mengirimkan pasukan darat lebih dari seminggu yang lalu dengan tujuan menghancurkan Hamas. Lebih dari 9.700 orang tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Tepi Barat juga mengalami peningkatan kekerasan yang mengkhawatirkan. Menurut PBB, 141 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel, sebagian besar dari mereka dibunuh dalam konfrontasi setelah penggerebekan Israel atau selama protes solidaritas dengan Gaza.

Dikatakan delapan orang lainnya dibunuh oleh pemukim Israel, yang dituduh oleh kelompok hak asasi manusia meningkatkan kampanye serangan kekerasan terhadap komunitas Palestina. Dua warga Israel telah dibunuh oleh warga Palestina pada periode yang sama.

Sekitar 600.000 orang Yahudi tinggal di 140 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah pada 1967. Sebagian besar komunitas internasional menganggap pemukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.


Simbol Perlawanan

Ahed Tamimi saat dibawa ke ruang sidang di penjara militer Israel dekat Yerusalem
Ahed Tamimi saat dibawa ke ruang sidang di penjara militer Israel dekat Yerusalem. (AP Photo/Mahmoud Illean)

Ahed Tamimi menjadi simbol perlawanan internasional terhadap pendudukan Israel saat remaja. Pada 2015, ia yang saat itu masih remaja berusia 14 tahun, tertangkap kamera sedang menggigit seorang tentara Israel yang mencoba menahan adik laki-lakinya.

Dua tahun kemudian, dia ditangkap setelah terekam menampar dan menendang seorang tentara Israel saat terjadi adu argumen di luar rumahnya pada 15 Desember 2017. Pengadilan Israel kemudian menjatuhkan hukuman delapan bulan penjara padanya.

Dikutip dari Global Liputan6.com, Tamimi akhirnya bisa menghirup udara kebebasan setelah menjalani hukuman delapan bulan penjara. Ketika dibebaskan, sanak saudara telah menantinya. Tamimi tak kuasa menahan air mata ketika mereka menyambutnya di Desa Nabi Saleh pada Minggu, 29 Juli 2018, waktu setempat.

Nabi Saleh adalah sebuah desa kecil yang berada 20 kilometer barat laut Ramallah, Tepi Barat, Palestina. Ini menjadi tempat tinggal Tamimi beserta keluarganya.

Senasib dengan Tamimi, ibu kandungnya pun menjalani masa tahanan serupa dan dinyatakan bebas di hari yang sama. Nariman al-Tamimi dijatuhi hukuman delapan bulan penjara, tetapi mendapat remisi tiga minggu.


Ungkapan Tamimi

Ahed Tamimi Bebas
Per tanggal 1 Juni, ada lebih dari 290 anak di bawah umur yang ditahan oleh Israel. Angka ini menurut laporan dari kelompok-kelompok hak asasi manusia. (Nasser Shiyoukhi / AP Photo)

Saat ditemui para wartawan, Tamimi berterima kasih kepada para aktivis dan awak media atas dukungan mereka selama masa tahanannya. Dia mengungkapkan kebahagiaannya karena bisa memeluk anggota keluarga yang menantinya selama dia di penjara. Kendati demikian, perasaan bungah itu disebutnya masih "setengah hati" karena beberapa kawannya masih mendekam di balik jeruji Israel.

"Kebahagiaan saya tidak lengkap tanpa saudara-saudara saya (tahanan wanita Palestina), yang tidak bersama saya saat ini. Saya berharap mereka juga akan bebas," katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin, 30 Juli 2018.

Di sela-sela wawancara, Ahed Tamimi menyampaikan pesan dari tahanan politik wanita Palestina lainnya. Dia mengatakan, "Mereka menyerukan agar rakyat Palestina tetap kuat dan bersatu ketika melakukan perlawanan, dan agar semua orang mendukung hak-hak tahanan politik, serta mengupayakan pembebasan mereka."

"Pada akhirnya saya ingin mengatakan bahwa kebenaran bersama rakyat, dan orang-orang dapat memutuskan nasib dan masa depan mereka sendiri. Wanita merupakan bagian terpenting untuk kebebasan Palestina, dan peran mereka akan terus berkembang. Mereka akan menghasilkan generasi baru yang dapat melanjutkan perjuangan. Kami menyerukan: 'Singkirkan, singkirkan pendudukan!'"

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya