Musim Dingin di Finlandia dan Swedia Sebabkan Suhu di Bawah Minus 40 Derajat Celcius, Gara-Gara Perubahan Iklim?

Cuaca yang sangat dingin menyebabkan gangguan transportasi di Finlandia, Swedia dan Norwegia. Salju mempersulit lalu lintas kereta api dan jalur feri ditangguhkan.

oleh Putu Elmira diperbarui 05 Jan 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 04:00 WIB
Finlandia
Pejalan kaki berjalan di ibu kota Finlandia, Helsinki, pada 3 Januari 2024, saat cuaca dingin melanda negara tersebut. (ALESSANDRO RAMPAZZO / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca yang sangat dingin menyebabkan gangguan transportasi di Finlandia, Swedia dan Norwegia. Salju mempersulit lalu lintas kereta api dan jalur feri ditangguhkan.

Dikutip dari Euronews, Rabu, 3 Januari 2024, termometer di Finlandia dan Swedia turun hingga lebih rendah dari -40 derajat Celcius di beberapa tempat pada Selasa, 2 Januari 2024 dan Rabu, 3 Januari 2024 ketika kedua negara Skandinavia tersebut melaporkan suhu terdingin di musim dingin sejauh ini.

Di desa Nikkaluokta di Swedia utara, yang dihuni oleh masyarakat adat Sami, suhu mencapai -41,6 derajat Celcius pada Selasa pagi, 2 Januari 2024, menurut lembaga penyiaran Swedia SVT. "Ini adalah suhu terdingin yang pernah kami alami sejauh ini pada musim dingin ini, dan suhu akan terus dingin di wilayah utara," kata ahli meteorologi SVT, Nils Holmqvist.

Di Kvikkjokk-Årrenjarka, di Lapland Swedia, suhu turun menjadi -43,6 derajat Celcius pada Rabu, 3 Januari 2024. Ini adalah suhu terendah di Januari yang tercatat di Swedia dalam 25 tahun, menurut TT News Agency.

Suhu beku tersebut terjadi setelah musim gugur yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar Eropa, yang terjadi pada 2023 dan dilaporkan sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Hal ini secara luas dianggap terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim, karena konsentrasi karbon dioksida di atmosfer saat ini berada pada tingkat tertinggi selama setidaknya 2 juta tahun. Musim dingin yang dialami Finlandia dan Swedia saat ini telah menyebabkan gangguan dalam perjalanan.

Kondisi di Swedia

Swedia
Salju dan embun beku menutupi desa Vitangi di kota Kiruna di utara Swedia, di mana suhu turun hingga -38,9 derajat Celcius pada Rabu pagi, 3 Januari 2024. (EMMA-SOFIA OLSSON / TT NEWS AGENCY / AFP)

Begitu pula di Norwegia, di mana jalan raya utama di selatan ditutup karena cuaca dan jalur feri menghentikan operasinya. Di Swedia, operator kereta api mengatakan lalu lintas kereta api di wilayah utara Arktik juga mengalami masalah yang signifikan.

Swedia tengah dan selatan tetap berada dalam peringatan cuaca musim dingin sepanjang Rabu, karena pihak berwenang memperingatkan terkait salju dan angin. Di Finlandia, pihak berwenang memperingatkan bahwa suhu akan lebih rendah dari -40 derajat Celcius sepanjang minggu ini.

Polisi di Denmark mendesak pengemudi untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu karena angin dan salju kemungkinan besar akan membahayakan perjalanan di bagian utara dan barat negara tersebut. Beberapa sekolah di Skandinavia ditutup pada Rabu, 3 Januari 2024, sementara beberapa layanan kereta api dan feri ditangguhkan.

Meskipun negara-negara Nordik melaporkan suhu yang sangat dingin, Eropa Barat dilanda angin kencang dan hujan lebat. Di Inggris yang dilanda badai bernama 'Henk' oleh pihak berwenang dan eorang pengemudi meninggal setelah pohon tumbang menimpa mobilnya.

Dari Inggris hingga Mongolia

Suhu dingin yang memecahkan rekor melanda China Bagian Utara
Kantor cuaca nasional mengatakan suhu di bawah nol derajat Celcius memecahkan rekor di lima stasiun di provinsi dan wilayah Shanxi, Hebei dan Mongolia Dalam pada Rabu dini hari. (STR / AFP)

Polisi Gloucestershire mengatakan pria itu tewas dalam insiden di dekat kota Kemble pada Selasa sore, 2 Januari 2024. Badai ini telah menyebabkan gangguan yang meluas di seluruh Inggris, termasuk pemadaman listrik, kerusakan properti, penundaan transportasi, dan penghentian sementara.

Lebih dari 300 peringatan banjir diberlakukan di seluruh Inggris dan Wales pada Rabu, 3 Januari 2024, sementara 10.000 rumah masih tanpa aliran listrik. Di Belanda, polisi di dekat kota Eindhoven mengatakan angin kencang mungkin jadi penyebab kematian seorang pria berusia 75 tahun yang terjatuh dari sepedanya pada Selasa malam saat angin kencang menerjang sebagian besar wilayah negara tersebut.

Dampak lingkungan yang memburuk juga begitu terasa di Mongolia. Para penggembala di sana menghadapi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Seiring dengan semakin tidak menentunya iklim, mereka terpaksa bepergian semakin jauh untuk menangani kondisi ini.

Dikutip dari Business Insider, Minggu, 24 Desember 2023, penggembala nomaden merupakan sepertiga dari tiga juta orang di Mongolia. Namun, jumlah mereka berisiko menurun seiring dengan memburuknya cuaca dan semakin sulitnya lahan untuk merumput bagi hewan-hewan tersebut.

Dampak Lingkungan

Ilustrasi badai salju. Photo: Unsplash/Maksym Sirman
Ilustrasi badai salju. Photo: Unsplash/Maksym Sirman

Suhu di Mongolia telah meningkat sebesar 2,2 derajat Celcius sejak 1940. Sebanyak 90 persen padang rumput di Mongolia terdampak penggurunan karena pengelolaan yang buruk dan perubahan iklim.

Para penggembala juga kehilangan ternaknya pada tingkat yang mengkhawatirkan. Per Maret 2023, mereka telah melaporkan kehilangan lebih dari 500.000 hewan secara nasional, menurut situs web United Nations Development Program.

Kerugian ini sangat menyedihkan bagi keluarga-keluarga yang menerima 80 persen pendapatan mereka dari menjual hewan dan produk hewani. Saat bepergian, mereka tinggal di tenda yang disebut "ger", yang diisolasi dengan kulit domba dan memiliki lubang di langit-langit untuk menghilangkan asap dari tungku mereka.

"Ger" dapat dengan mudah diatur, didekonstruksi, dan mengikuti keluarga kemanapun mereka bepergian. Pada 2020, Agvaantagtokh, seorang penggembala di Mongolia, dan keluarganya bepergian sejauh 750 mil (1.207 km)untuk mencari lahan yang lebih baik setelah kehilangan sebagian besar hewan mereka karena musim dingin yang sangat buruk. Biasanya aliran sungai digunakan bersama oleh seluruh masyarakat sekitar dan satwanya dan ada 10 hingga 15 komunitas di suatu wilayah dan kumpulan 4.000 hingga 5.000 hewan.

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya