Penyakit Misterius di India Menewaskan 17 Orang, Korban Alami Otak dan Sistem Saraf Rusak

Kematian akibat penyakit misterius tersebut, termasuk 13 anak-anak, telah terjadi di desa terpencil Badhaal di daerah Rajouri, Jammu India sejak awal Desember 2024. Apa yang sebenarnya terjadi?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Jan 2025, 10:25 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 10:25 WIB
Arti Mimpi Melihat Jenazah yang Mengisyaratkan Datangnya Masalah
Ilustrasi jenazah penyakit misterius di India. (Credit: pexels.com/Pavel)... Selengkapnya

Liputan6.com, New Delhi - Sebuah penyakit misterius dilaporkan dari India.

"Pihak berwenang di Jammu dan Kashmir yang dikelola India sedang menyelidiki penyakit misterius yang telah merenggut nyawa 17 orang," demikian laporan media lokal pada hari Sabtu (25/1) seperti dikutip dari AFP.

Kematian tersebut, termasuk 13 anak-anak, telah terjadi di desa terpencil Badhaal di daerah Rajouri, Jammu sejak awal Desember 2024.

Desa tersebut dinyatakan sebagai containment zone (zona penahanan) awal minggu ini dengan sekitar 230 orang dikarantina, kantor berita Press Trust of India (PTI) melaporkan yang dikutip Minggu (26/1/2025).

Semua kematian tersebut mengalami kerusakan pada otak dan sistem saraf, kata Amarjeet Singh Bhatia, yang mengepalai perguruan tinggi kedokteran pemerintzah Rajouri.

"Liburan musim dingin juga telah dibatalkan untuk menangani situasi peringatan medis," kata Bhatia seperti dikutip PTI.

Para korban merupakan anggota dari tiga keluarga yang terkait.

Pemerintah federal India telah memulai penyelidikan, dengan Menteri Kesehatan Jitendra Singh mengatakan penyelidikan awal menunjukkan kematian tersebut "bukan karena infeksi, virus atau bakteri, melainkan racun."

"Ada serangkaian racun yang sedang diuji. Saya yakin solusinya akan segera ditemukan. Selain itu, jika ada kejahatan atau aktivitas jahat, itu juga sedang diselidiki," PTI mengutip pernyataan Singh.

Dalam insiden medis terpisah, pihak berwenang di Kota Pune bagian barat mencatat sedikitnya 73 kasus gangguan saraf langka.

Mereka yang terinfeksi Sindrom Guillain-Barre (GBS) termasuk 26 wanita, dan 14 pasien menggunakan ventilator, PTI mengutip pernyataan seorang pejabat.

Pada GBS, sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang saraf tepi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Sindrom ini dapat memengaruhi saraf yang mengendalikan gerakan otot, yang dapat menyebabkan kelemahan otot, hilangnya sensasi di kaki atau lengan, dan kesulitan menelan serta bernapas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya