Liputan6.com, Jakarta - Seorang komedian asal Meksiko bernama Yered Licona terpaksa kehilangan pantatnya setelah dokter memotongnya. Hal itu gara-gara filler ilegal yang disuntikkan ke tubuhnya demi mendapatkan bentuk badan ideal versinya.
Perempuan berusia 40 tahun itu sedang dalam penerbangan ke Kanada ketika merasa 'ada yang tidak beres' dengan pantatnya. "Rasanya mulai sakit dan saya pergi ke kamar mandi. Saya menyentuh pantat saya dan itu sangat keras. Saya berpikir 'apa yang terjadi?'," katanya, dikutip dari The Sun, Kamis, 11 April 2024.
Dokter akhirnya menemukan sumber masalahnya. Filler yang disuntikkan ke pantat Yered selama prosedur kosmetik telah bocor dan menginfeksi jaringan tubuhnya.Â
Advertisement
Yered diberitahu bahwa dia menderita kondisi langka yang dikenal sebagai sindrom ASIA, yakni sindrom autoimun/inflamasi yang disebabkan oleh bahan pembantu. Bahan pembantu adalah sesuatu - seperti obat atau metode - yang meningkatkan efektivitas perawatan medis.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli imunologi Israel Yehuda Shoenfeld yang mengatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh reaksi autoimun yang berlebihan terhadap zat-zat asing, termasuk silikon. Pasien dapat menderita nyeri akut, kelelahan, masalah kognitif, masalah neurologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Sindrom ASIA bisa muncul kapan saja, mulai dari dua hari hingga 23 tahun setelah terpapar zat pemicunya, seperti silikon. Ironisnya, Yered tidak bisa memastikan siapa yang harus bertanggung jawab karena tidak yakin kapan zat itu disuntikkan ke pantatnya selama menjalani sejumlah prosedur kosmetik.
Â
Mengaku Tak Tahu Disuntikkan Zat Asing
Yered meyakini bahwa dia tidak pernah menyetujui penyuntikan zat tersebut dan karenanya, ia terkejut karena dalam salah satu prosedur kecantikan, zat tersebut disuntikkan.
Yered berkata, "Saya memercayai dokter untuk memperbaiki tubuh saya, dan tanpa peringatan mereka menyuntikkan polimer ke bokong saya, suatu zat yang memberi saya Sindrom Asia, yang harus saya hadapi seumur hidup."
Komedian dengan dua juta pengikut Instagram itu sempat mengunggah dalam video yang diambil di dalam rumah sakit Mexico City untuk memperingatkan para pengikutnya soal bahaya prosedur kosmetik yang tidak benar. Rekaman media sosial tentang Yered menunjukkan dia tersenyum dengan berani saat dia didorong pergi dengan brankar.
Dia berkata, "Mereka hanya mengamputasi bagian atas, yang lebarnya sekitar empat jari dari kedua bokong. Makanya saya sangat terpukul, itu amputasi, ada sepotong daging yang diambil dari saya."
"Saya tidak bisa menunjuk seseorang yang bertanggung jawab karena saya tidak tahu. Tidak ada seorang pun yang mengatakan kepada saya 'Kami akan menyuntikkan ini ke tubuh Anda'. Bayangkan betapa terkejutnya saya, saya mencari tubuh impian dan berakhir dalam mimpi buruk medis."
Advertisement
Mantan Ratu Kecantikan Tak Bisa Tutup Mata
Bukan sekali prosedur kecantikan malah berujung malapetaka. Sebelumnya, mantan ratu kecantikan Rusia bernama Yulia Tarasevich mengaku tidak bisa memejamkan mata maupun tersenyum akibat dari prosedur operasi plastik senilai 3 ribu poundsterling atau setara Rp61 juta yang gagal.
Mengutip dari laman Mirror, Kamis, 4 April 2024, ibu dua anak asal Sochi ini mengalami "cacat" selama operasi facelift, blepharoplasty pada kelopak mata, dan pengurangan lemak di pipinya, katanya. Selama operasi di Krasnodar, Tarasevich mengatakan wajahnya menjadi bengkak dan meradang.
Dia menjalani operasi darurat lanjutan oleh dokter lain untuk menyelamatkan matanya dari nekrosis, katanya, dalam pengaduan yang memicu tindakan kriminal. "Saya memiliki bekas luka yang terbentuk di pipi saya ketika semua jaringan saya robek. Mata saya tidak bisa menutup dan saya tidak bisa tersenyum. Saya tidak bisa mengangkat bibir atas saya," katanya kepada Channel 1 Russia.
"Salah satu bagian dari wajahku tidak berfungsi sama sekali," katanya.
Tarasevich berkata, "Saya datang kepada mereka dengan wajah cantik dan sehat. Saya hanya ingin memperbaiki beberapa nuansa yang disebabkan oleh penuaan, tapi sayangnya saya malah kehilangan kesehatan."
Â
Â
Ahli Bedah Plastik Hanya Dihukum 3 Tahun
Akibat malpraktik, dokter bedah yang mengoperasinya dihukum tiga tahun, walau kemudian dibebaskan bersyarat karena undang-undang kebebasan bersyarat. Yulia mengklaim bahwa hukum tidak adil kepadanya, karena kesalahan itu membuatnya cacat seumur hidup. Ia hanya menerima sebagian kecil kompensasi 8.600 pounsterling (setara Rp173,3 juta) atas kesalahan prosedur pada 2020.Â
Dia berkata, "Undang-undang kami di Rusia aneh karena dia membuat saya cacat seumur hidup dan ahli bedahnya dituntut selama tiga tahun. Jika pada akhir tiga tahun ini, wajah saya kembali seperti semula, saya akan berkata 'Baiklah'."
"Saya pikir para pelanggar tahu bahwa jika mereka mengulur waktu, mereka akan lolos," sambungnya kecewa.
Ahli bedah Andrey Komarov dari Klinik Merits hanya dihukum karena menimbulkan cedera tubuh yang parah akibat kelalaian dalam tugas profesionalnya. Kini, Komarov bebas dari hukuman dan dapat terus bertindak sebagai ahli bedah.Â
Sementara, Klinik Komarov mengklaim Yulia memiliki kondisi genetik langka, yang tidak mungkin diprediksi, dan menolak bertanggung jawab atas kegagalan operasi itu. "Saya sekarang terbiasa mengambil foto tanpa tersenyum dan saya belajar memilih sudut yang berbeda," ucap Yulia usai putusan pengadilan.
Advertisement