Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Mulai dari mengatur kolesterol jahat hingga menormalkan gula darah.
Melansir Cleveland Clinic, beberapa manfaat puasa Ramadhan dijelaskan sebagai berikut:
Advertisement
Baca Juga
Kolesterol Jahat Berkurang
Banyak orang ingin menurunkan berat badan dengan berpuasa. Namun, penelitian menemukan bahwa puasa juga mempengaruhi profil lipid.
Advertisement
“Hal ini menyebabkan berkurangnya kolesterol darah, yang dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya,” mengutip laman Cleveland Clinic, Sabtu (1/3/2025).
Menekan Nafsu Makan
Nafsu makan yang terbatas karena tengah menjalankan kewajiban puasa dapat memberikan perubahan positif pada gaya hidup dan sistem pencernaan.
Saat tubuh terbiasa makan lebih sedikit, sistem pencernaan mendapat kesempatan untuk beristirahat dan ukuran perut secara bertahap menyusut. Ini mengurangi nafsu makan dan hasilnya bisa bertahan lebih lama dibandingkan kebanyakan tren diet.
Detoksifikasi Tubuh Sebulan Penuh
Puasa selama sebulan tidak hanya membuat tubuh menggunakan cadangan lemak, tetapi juga membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak.
Dengan perbaikan sistem pencernaan selama sebulan, tubuh dapat melakukan detoksifikasi secara alami dan memberi kesempatan untuk melanjutkan gaya hidup yang lebih sehat setelah Ramadhan.
Meningkatkan Suasana Hati
Puasa Ramadhan juga dinilai dapat meningkatkan suasana hati dan kejernihan mental.
Puasa dapat menjadi metode 'supercharging' otak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak baru, yang pada gilirannya mempertajam respons terhadap informasi di sekitar.
Studi juga menunjukkan bahwa puasa dapat membuat otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan mood, daya ingat, bahkan kapasitas belajar.
Menormalkan Gula Darah
Selain empat manfaat di atas, beredar pula anggapan bahwa puasa dapat membuat kadar gula darah dalam tubuh menjadi normal.
Hal ini mendapat tanggapan dari dokter spesialis gizi klinik RS EMC Tangerang, Kristina Joy Herlambang. Menurutnya, anggapan ini secara singkat dapat disebut fakta tapi dengan banyak catatan.
“Singkatnya fakta, tapi dengan banyak catatan. Tergantung kondisi pasiennya seperti apa, kontrol gula darahnya seperti apa, dan puasanya seperti apa,” kata dokter yang akrab disapa Joy dalam Healthy Monday bersama Liputan6.com, di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Advertisement
Tak Berlaku Jika Kebiasaan Buka Puasanya Tak Benar
Meski begitu, Joy menilai bahwa manfaat ini tentu tidak berlaku bagi orang yang puasa tapi saat berbuka banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana.
“Konsumsi minuman manis yang kandungan gulanya tinggi, makanan banyak tepung mengandung gula, rendah serat, tidak ada nutrisi vitamin dan mineralnya, proteinnya kurang, ya itu enggak menjadi puasa yang bermanfaat, malah bisa jadi memberatkan kondisi pasiennya,” jelas Joy.
Sebaliknya, jika puasa disertai dengan konsumsi makanan yang sehat secara bijak, maka ini akan bermanfaat baik termasuk menormalkan kadar gula darah.
“Kalau kita puasanya yang benar, dengan konsumsi bahan makanan yang tinggi serat, tinggi protein, bahan makanannya segar, mengandung nutrisi tinggi, banyak vitamin dan mineralnya juga, tentu saja itu bermanfaat dan justru gula darahnya akan jadi lebih baik,” ucapnya.
Contoh Makanan yang Baik untuk Buka Puasa
Joy pun memberikan beberapa contoh makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi saat buka dan sahur agar gula darah tetap stabil.
“Buka puasa dengan minuman, air putih, air kelapa, itu masih aman. Makanan pertama boleh dengan kurma karena walau manis tapi dia punya zat nutrisi yang lain, ada selenium, zinc, serat, dan dengan dikunyah perlahan itu meningkatkan gula darah tapi glikemik indeksnya baik.”
Artinya, kurma tidak menyebabkan lonjakan glukosa darah dalam tubuh sehingga aman dikonsumsi saat buka puasa.
Advertisement
