Liputan6.com, Jakarta - Simposium internasional Jakarta Scholars Symposium (JSS) mempersembahkan simposium tahunan mereka, bertajuk "Innovating for Impact". Simposium ini menampilkan berbagai proyek inovatif dari hasil buah pikir kritis parasiswa yang tidak hanya berbakat mendesain inovasi tetapi juga memiliki kepedulian besar yang tertuang di projek-projek mereka yang bertujuan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Simposium ini menjadi wadah sekaligus saksi bagaimana generasi muda kita merancang masa depan yang lebih baik melalui inovasi dan kreativitas mereka. Salah satu proyek yang sangat dinantikan adalah presentasi dari Jaythaneal Skylar Sutrisno. Siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School ini menampilkan 3 projek yang telah dibinanya sejak dua tahun silam.
Ketiga proyek Jaythaneal dapat dibilang memiliki muatan sosial yang tinggi. Halini berawal dari kebiasaanya yang suka mengunjungi panti asuhan dan panti-panti disabilitas. Salah satunya adalah temuannya berupa kacamata untuk tuna netra yang diberi nama bat glasses sebuah kacamata yang dilengkapi sensor infra merah untuk membantu tunanetra mendeteksi objek sekitarnya.
Advertisement
"Aku akan melengkapi bat glasses dengan skala sensor yang lebih luas dan akan didisain lebih riingan sehingga tidak membebani penggunanya,” kata Jaythaneal sesaat setelah presentasinya di Jakarta Schollar Symposium.
Bukan itu saja, siswa kelahiran 19 Januari ini juga punya proyek bernama rumahinnovasi. Wadah yang dia kelola untuk mengajarkan anak-anak yang kurang mampu mengenaikonsep dasar fisika dan sains dengan cara yang menyenangkan seperti misalnya membuat pesawat, merakit mobil atau membuat konstruksi bangunan.
Lebih dari Sekadar Berdonasi
Kalau kita mengajarkan teori pasti membosankan makanya aku ajarkan mereka untuk dasar-dasar fisika dengan cara yang menyenangkan, mereka mungkin berpikir sedang bermain tetapi sebenarnya sedang mendalami sains," ujar Jaythaneal.
Dia menambahkan “aku ingin memberikan. yang lebih dari sekedar berdonasi pada mereka,” jawab Jaythan ketika ditanya alasan-alasan dibalik projectnya tersebut. Selain Bat Glasses & Rumah Inovasi, Remaja yang menyukai golf ini juga mempresentasikan inisiatifnya membuat robotic club di sekolahnya. Project ini digawangi bersama beberapa teman-temannya setiap hari Rabu dan saat ini sudah memiliki 15 anggota.
Kegiatannya ini didukung oleh guru dan sekolahnya hingga membawa tim robotic Jaythaneal memenangkan beberapa kompetisi. "Harapanku, robotic club ini membuat kita semua aware pentingnya robotic atau otomisasi di sektor apapun karena salah satu upaya mengejar ketinggalan kita juga dengan menerapkan otomatisasi.
Menurut paparan Jaythaneal, otomatisasi dapat meningkatkan produktivitas di berbagai sektor milik negara karena dengan otomatisasi sudah pasti akan mempercepat proses dan menekan biaya produksi.
“Salah satu contoh negara yang sukses menerapkannya adalah Jepang danKorea Selatan dan kita harus memulainya dari sekarang,” pungkas Jaythaneal Skylar Sutrisno, dalam Jakarta Scholar Symposium Volume II, Innovating for Impact di Soehana Hall, pada Rabu, 29 Mei 2024.
Advertisement