Vila di Ubud Bali Bikin Orang Korea Syok, Jang Hansol Jelaskan Perbedaan Vila di Negaranya

Seorang pria asal Korea syok saat memesan vila di Ubud Bali yang jauh berbeda dengan vila di Korea, negeri asalnya.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 02 Jun 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 16:00 WIB
Orang Korea syok saat lihat fasilitas vila yang ada di Ubud Bali
Orang Korea syok saat lihat fasilitas vila yang ada di Ubud Bali. (Dok: TikTok @joijun1990)

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang pertama kali terbesit saat memesan tipe akomodasi? Tentu pilihan jenis hotel, resor, vila, hingga guest house yang harganya bisa jauh lebih murah. Semua itu tergantung dari bujet dan tujuan Anda liburan.

Namun akomodasi vila ternyata bagi wisatawan Korea bisa membingungkan. "Cowok Korea kaget setelah lihat vila di Bali, kenapa?" Ungkap seorang pengguna TikTok @joijun1990 pada 7 April 2024.

Pria asal Korea tersebut menunjukkan keterkejutannya saat memesan vila di Ubud Bali. Sambil matanya terbelakan untuk menunjukkan perasaan syok saat memperlihatkan apa yang disebut vila di Indonesia.

Akomodasi itu terlihat begitu mewah dengan kolam renang dan kamar luas, berikut kamar mandi yang dilengkapi bath up untuk berendam. Pemandangan di kolam renang pribadi itu bahkan memiliki taman serta pepohonan. Suasananya sangat sejuk, terletak di beranda belakang vila dengan nuansa alam tersebut.

Warganet yang menyimak bingung dengan maksud pembuat konten, tentang keterkejutannya melihat akomodasi villa di Bali. "Emang gimana vila di Korea?" Tanya seorang warganet.

"Gue pikir vila di Korea bakal lebih mewah," yang lain menimpali.

"Nitip, mau ngecek vila di Korea dulu," sambung yang lain.

Hingga pertanyaan tersebut dijawab oleh konten kreator asal Korea Selatan lainnya yaitu Jang Hansol lewat akun TikTok @hansoljang110, bahwa pengertian vila di Indonesia dengan di Korea sangat berbeda. Vila di Indonesia menurutnya biasanya diasosiasikan sebagai tempat menginap mewah. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Vila di Korea Lebih Mirip Rumah Susun

8 Potret Villa Mewah Milik Andrew White dan Nana Mirdad di Bali, Berkonsep Minimalis
Villa Andrew White dan Nana Mirdad (Sumber: Instagram/kolilavilla)

Vila di Korea Selatan, dengan penyebutan billa adalah rumah susun. "Jadi kalau ada orang Korea yang bilang dia tinggal di vila, jangan salah paham, oke," jelas Jang Hansol.

Konten Jang Hansol pun ramai dengan komentar warganet Indonesia. Ada pula yang penasaran, sebutan di Korea untuk tempat seperti vila di Indonesia.

"Jadi jangan salah paham kalo kostan dibilang apartemen sama orang-orang sono," yang lain memberi tahu.

"Pantesan orang Korea sampe melonggo lihat vila di Bali," tulis warganet.

"Itu bukan vila, itu apartemen atau rumah susun," yang lain bantu menjelaskan lagi.

"Oh pantesan, makasih sekarang paham kenapa sampai segitu amazingnya mereka lihat vila di Ubud," sambung yang lain lagi.

"Hampir mirip di sini apartemen keren kalo di Korea rumah malah lebih keren," warganet lain ikut mengomentari.

"Kalo di Indonesia kan kebanyakan vila resort, kalo benernya ya emang kayak Korea," seru yang lain.


Vila Mewah di Bali Krisis Sampah

Sungai di Bali
Salah satu pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib, berbagi realita vila mewah berpemandangan sungai di Bali. (dok. tangkapan layar Instagram @garybencheghib/https://www.instagram.com/p/C47GTfqRHAf/)

Vila-vila mewah di Bali tak bisa lepas dari krisis sampah ekstrem di pulau ini. Salah satu pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib, berbagi di Instagram tentang kondisi sungai lokal di Canggu dari vilanya di Pulau Dewata, baru-baru ini.

Melansir laman news.com.au, Selasa, 21 Mei 2024, video tersebut menampilkan sebuah vila mewah dengan kolam biru jernih. Namun saat melewati pagar, sungai di samping bangunan itu hampir seluruhnya tertutup sampah, termasuk botol plastik dan tas belanjaan. "'Datanglah ke Bali dan nikmati vila berpemandangan sungai,' kata mereka," sebutnya.

Salah satu pengguna nimbrung di kolom komentar, bercerita, "Saya sangat kecewa ketika tiba di Bali. Saya mengharapkan surga tropis dan menemukan tempat pembuangan sampah yang menjijikkan." kata yang lain menyindir, "Mengejutkan sekali mengambil semua uang dari wisatawan dan tidak mengembalikannya ke pengumpulan sampah yang semestinya."

Pengelolaan sampah merupakan masalah menahun di Bali, karena itu masyarakat setempat sering kali tidak punya pilihan selain membuang sampah mereka di pinggir jalan atau di kebun. Sampah yang dibuang mengalir ke 400 anak sungai, dengan 90 persen penduduknya tinggal satu kilometer dari sungai.


Tumpukan Sampah di Air Terjun

Objek Wisata di Bali
Tumpukan sampah di Air Terjun Pengempu, Tabanan, Bali. (dok. tangkapan layar video TikTok @dalephilipvlogs/https://www.tiktok.com/@dalephilipvlogs/video/7324146648907631904)

Ini bukan kali pertama lanskap Bali yang penuh sampah dibongkar.  Awal tahun 2024, Dale Philip, turis asing, sekaligus YouTuber asal Skotlandia yang "kena prank" air terjun Instagrammable di Bali. Ia menyebut tahu keberadaan Air Terjun Pengempu dari media sosial, dan tertarik datang karena objek wisata di Bali itu terpotret memesona.

"Saya telah melihat tempat ini tampak luar biasa di banyak foto Instagram yang mencolok dan glamor, tapi ketika saya sendiri tiba di sana, saya menemukan bahwa tempat itu dipenuhi sampah," tulisnya di  keterangan unggahan TikTok pada 15 Januari 2024.

YouTuber itu menyambung, "Saya tidak menyangka akan melihat tumpukan sampah tergeletak di sini," seraya memperlihatkan sampah yang mengambang di atas kolam air terjun. "Itu sungguh memalukan! Benar-benar memalukan. Saya yakin Anda tidak akan melihatnya di foto Instagram siapa pun… yah, itulah kenyataannya."

Rekaman kunjungannya lalu beralih di antara keindahan air terjun di belakangnya dan sampah yang terkumpul di kolam di depannya. Dale mengatakan sempat mempertimbangkan untuk berenang.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya