6 Fakta Menarik Gunung Sidole di Palu yang Dikenal Sebagai Puncak Semen

Gunung Sidole populer di kalangan mahasiswa pendaki seperti yang berasal dari banyak klub pendakian di Universitas Tadulako Palu, beberapa di antaranya awalnya melakukan ekspedisi untuk membuka jalur tersebut.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Jun 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 08:30 WIB
Pendaki di Gunung Sidole
Pendaki di Gunung Sidole. (Dok: Gunung Bagging)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sidole adalah titik tertinggi dari rangkaian pegunungan panjang yang membentang ke arah utara dari kota Palu. Perbukitan ini merupakan pegunungan yang berhutan lebat dan suasananya terpencil, namun bagian tersempit di Pulau Sulawesi, dengan jarak kurang dari 30 kilometer dari pantai barat ke pantai timur.

Gunung ini memiliki ketinggian 1.785 mdpl. Orang lokal menyebutnya sebagai Gunung Bulu Sinio dan pada peta tertulis sebagai Puncak Semen.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis (12/6/2024), pemandangan kedua pantai dapat dinikmati dari puncak Gunung Sidole. Jalur pendakian ini menjadi semakin populer di kalangan mahasiswa pendaki seperti yang berasal dari banyak klub pendakian di Universitas Tadulako Palu, beberapa di antaranya awalnya melakukan ekspedisi untuk membuka jalur tersebut.

Masih banyak hal mengenai Gunung Sidole selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sidole yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Titik Awal Pendakian 

Gunung Sidole dapat didaki dari sisi barat hanya satu jam dari kota Palu di Desa Taripa atau Desa Sisera (selatan Taripa). Kedua jalur ini memiliki ujung jalan setapak yang hanya berada pada ketinggian sekitar 100 mdpl dan panjangnya 12 km.

Untuk mencapai ujung jalan setapak Taripa, belok kanan di jalan utama Toaya menuju Jl Dindimaka. Ikuti jalan lurus ini selama 20 menit melewati jembatan kayu dan melewati Taripa dan sampai ke ujung jalan di sungai dan tempat penampungan kayu.

Rute timur yang lebih curam dan pendek dimulai dari Desa Alo’o, dekat Ampibabo. Meskipun memerlukan waktu sekitar 2 setengah jam untuk mencapainya dengan mobil dari Palu, rute ini adalah rute yang paling umum digunakan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Waktu Pendakian

Pemandangan Gunung Sidole di Palu
Pemandangan Gunung Sidole di Palu. (Dok: Gunung Bagging)

Dibutuhkan waktu pendakian setidaknya tiga hari untuk naik dan dua hari turun. Mengingat jarak pulang pergi ke Palu dan kurangnya akomodasi di dekatnya, waktu terbaik pendakian tiga hari dengan satu hari istirahat.

Untuk mencapai ujung jalan setapak Alo'o (202 mdpl), pergilah ke jalan raya Trans-Sulawesi di pantai timur, ke utara menuju Ampibabo dan belok kiri di monumen biru di Desa Toga ('tugu toga') melalui Desa Sidole menuju Desa Alo' Hai.

Jarak tempuh dari Desa Toga ke Desa Alo'o adalah sekitar setengah jam perjalanan darat, namun beberapa kilometer terakhir cukup curam. Anda mungkin memerlukan ojek lokal dibandingkan mobil untuk memasuki Desa Alo'o.

3. Dikenal Sebagai Puncak Semen

Penduduk desa mana pun di Alo'o akan mengarahkan Anda ke arah rumah di sebelah kiri tempat Anda harus mendaftar di buku registrasi sebelum mendaki. Banyak penduduk setempat yang mengenal puncak tersebut sebagai 'Puncak Semen' (puncak semen) karena adanya pilar di puncaknya. Sekelompok pendaki lokal siap membantu jika diperlukan. 


4. Melewati Sungai dan Perkebunan Cokelat

Suasana di Gunung Sidole
Suasana di Gunung Sidole. (Dok: Gunung Bagging)

Dari Alo’o ke Pos 1 (322 mdpl) memakan waktu sekitar 1 jam. Jalur ini mengarah melalui perkebunan coklat di tepi Sungai Alo’o (Sungai Alo’o) namun beberapa pendaki merasa lebih mudah untuk berjalan menyusuri sungai itu sendiri.

Pos 1 berupa beberapa papan kayu di dekat pohon besar di tepi sungai, dan mudah terlewatkan oleh mereka yang menggunakan jalur perkebunan dibandingkan harus mengarungi sungai. Ini merupakan tempat yang layak untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan ke Pos 2 yang membutuhkan satu jam lagi.

Pendaki akan melewati sungai dan kaki Anda pasti akan basah. Jadi bawalah sandal yang nyaman dan kokoh, atau bersiaplah untuk memakai sepatu hiking basah selama sisa perjalanan.

Pos 2 merupakan titik datar di sebelah sungai dengan beberapa tanda pada pohon besar dan tanaman cabai. Ada cukup ruang untuk berkemah tergantung pada rute selanjutnya yang Anda ambil, tempat ini diduga merupakan tempat terakhir dengan sumber air yang dapat diandalkan sebelum tempat 30 menit setelah puncak.  

 


5. Hati-Hati dengan Lintah

Gunung Sidole di Sulawesi.
Para pendaki Gunung Sidole di Palu, Sulawesi. (Dok: Gunung Bagging)

Dari Pos 2 ke Pos 3 memakan waktu 4--5 jam, dan terdapat dua rute berbeda yang dapat dipilih. Rute asli memakan waktu lima jam tetapi sedikit lebih jelas dan tidak terlalu curam dibandingkan rute jalan pintas baru yang langsung, curam, berduri dan tidak jelas yang memakan waktu sekitar 4 jam.

Di sini Anda harus berhati-hati karena akan bertemu lintah dan disarankan untuk memakai topi atau sejenisnya untuk menutupi telinga Anda karena ada beberapa lintah berukuran sangat kecil yang sulit untuk diperhatikan. Bagi mereka yang suka berpetualang, jalur pintas langsung ke Pos 3 mungkin merupakan pilihan yang baik.

6. Puncak Gunung Sidole

Pos 3 (1.393 mdpl) berada di ujung bawah punggung bukit menuju puncak, yang jaraknya hanya sekitar 1 kilometer. Terdapat beberapa ruang untuk berkemah tetapi tanahnya menggumpal karena akar pohon.

Dari Pos 3 menuju puncak memakan waktu sekitar 90 menit. Hutannya sangat menyenangkan, tetapi seperti biasanya hanya ada sedikit pemandangan yang bisa didapat di antara pepohonan.

Akhirnya puncak berumput tercapai. Sejauh ini, ini adalah tempat terbaik untuk berkemah, dengan banyak ruang dan pemandangan indah ke arah timur dan barat. Puncak puncaknya adalah sisa-sisa pilar semen yang diduga merupakan titik pemicu Belanda kuno dan kemungkinan besar pernah tersambar petir di beberapa titik yang menyebabkan pecahnya puncak tersebut. 

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya