Liputan6.com, Jakarta - Youtuber asal Korea Selatan Hari Jisun mengunggah video klarifikasinya soal ia ditipu oleh pemilik rumah yang dia tinggali. Ia mengaku banyak mendapat komentar negatif dari warganet Indonesia setelah mengunggah video tersebut.
"Setelah aku upload video tersebut, aku baca banyak komen yang negatif, beberapa di antaranya adalah 'orang Korea ini berbohong demi konten', 'tidak ada yang bisa membuktikan bahwa dia benar-benar ditipu, jadi dia hanya mengarang cerita untuk mengemis uang'," ujar Jisun di chanel Youtubenya.
Advertisement
Baca Juga
Untuk membuktikan bahwa dia benar-benar ditipu, ia menjelaskan lebih detail di video yang diunggah pada Selasa, 18 Juni 2024. Menurut food vlogger yang biasa mengunggah konten soal kuliner Indonesia itu, setelah tahu dirinya ditipu, rumah yang saat ini ia tinggali terpaksa harus dilelang.
Advertisement
Jisun mengaku bahwa proses pengurusan dokumen untuk kasus ini sangat rumit dan butuh waktu yang lama sehingga ketika itu dia tidak bisa menjelaskan secara lengkap dari awal. Dalam video klarifikasi, dia menunjukkan dokumen-dokumen, seperti dokumen resmi pengakuan korban penipuan sewa hingga dokumen yang merangkum kejadian yang dia lalui.
"Meskipun sebagai korban aku bisa menerima beberapa bantuan dari negara, diakui sebagai korban juga berarti bahwa aku berada di situasi yang sangat buruk di mana aku tidak bisa mendapatkan kembali uang deposit dengan cara sendiri," jelas Jisun.
Keluarkan Ratusan Ribu Won untuk Urus Kasus Penipuan
Pada Oktober 2023, ia mencoba menghubungi pemilik rumah sebelum pindah, tetapi tidak bisa dihubungi. Selang beberapa waktu, dia menyadari pemilik rumahnya adalah orang jahat yang menipu ribuan orang lainnya.Â
Jisun kemudian memulai proses litigasi (penyelesaian sengketa antara para pihak yang dilakukan di muka pengadilan) pada April 2024. Setelah melalui beberapa proses, dia memenangkan gugatan dengan putusan memerintahkan bahwa pemilik rumah harus mengembalikan uang jaminan kepada penyewa.
Namun, Jisun gigit jari karena pemilik rumahnya mengaku tidak punya uang. "Dia tidak ditahan dan tetap hidup dengan baik," katanya.
"Memenangkan gugatan tidak berarti aku bisa mendapatkan kembali uangku. Jika pemilik rumah memindahkan uangnya ke tempat lain dan mengatakan tidak punya uang, maka tidak ada cara lain," tambahnya.
Jisun mengaku sudah mengeluarkan ratusan ribu won untuk mengurus kasusnya. Dia nekat menjalani proses hukum agar diakui sebagai korban penipuan sewa melalui putusan yang memenangkan gugatan.Â
Advertisement
Alami Insomnia Parah
"Jika pemilik rumah tidak mengembalikan depositku, aku harus mengambil rumah ini melalui lelang," katanya. "Beruntung jika ada yang membeli rumah ini melalui lelang, aku bisa mendapatkan kembali uang jaminan dari penerima lelang, tetapi kemungkinannya sangat kecil karena saat ini aku bukan satu-satunya korban penipuan di Korea."
Akibat kasus tersebut, dia mengalami insomnia parah karena stres. "Tapi alasan aku tetap mengungkapkan semua ini dalam video meskipun sangat rumit dan tidak menyenangkan adalah karena aku ingin menjelaskan sejelas-jelasnya kepada orang-orang yang masih menganggap bahwa apa yang aku katakan adalah kebohongan," ujar Jisun.
Jisun mengaku menjadi korban penipuan adalah titik terendahnya dalam hidup dan mengaku bahwa situasi tersebut adalah situasi yang 'mengerikan'. "Ketika aku upload video terakhir, meskipun aku berusaha tersenyum, kadang-kadang aku merasa ingin menyerah pada segalanya. Aku benar-benar lelah secara mental," ungkapnya.
Dia juga berterima kasih kepada mereka yang tetap mendukung, memberikan semangat, dan percaya pada dirinya, meskipun belum pernah bertemu sebelumnya, katanya. "Itu benar-benar memberikan kekuatan besar bagi aku," sambungnya salam video.
Â
Hasil Donasi Warganet Akan Disumbangkan Kembali
Banyak warganet dari Indonesia juga berdonasi untuk Jisun melalui Youtube. Namun, Jisun memutuskan untuk tidak memakai uang hasil donasi tersebut untuk kasusnya, tapi dia akan menyumbangkannya kembali.
Jisun menjelaskan uang hasil donasi yang telah terkumpul akan ia gunakan untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan. "Meskipun aku juga membutuhkan uang, tapi aku masih bisa bekerja, kan?" katanya.
Di video yang menjelaskan bahwa dia ditipu, total donasi yang terkumpul mencapai 844,11 USD atau sekitar Rp13 juta dan angka tersebut terus bertambah, ujarnya. Jika dijumlahkan, semuanya mencapai USD900 atau sekitar Rp14 juta.
Setelah melakukan riset, Jisun berencana memilih lembaga amal terbesar di Korea Selatan, Good Neighbors, karena memiliki program donasi yang bisa disalurkan ke anak-anak yang ada di Indonesia. Jisun memutuskan untuk memberikan 30 ribu won (sekitar Rp365 ribu) setiap bulan.
"Meskipun aku mungkin berhenti dari Youtube sebelum anak ini dewasa, aku berjanji akan melanjutkan donasi ini sampai anak ini menjadi dewasa. Jika kalian menginginkannya, aku akan membuka laporan donasi setiap tahun," kata Jisun.
Advertisement