Turis Bisa Dapat Makan Siang Gratis di Kopenhagen Bila Rajin Pungut Sampah dan Bersepeda

Tidak hanya makan gratis, turis yang menunjukkan kepedulian lingkungan atau berkegiatan ramah lingkungan juga berkesempatan ikut tur maupun pengalaman budaya yang tak biasa tanpa dipungut biaya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 12:00 WIB
Wajib Masker di Transportasi Umum Denmark
Orang-orang memakai masker di stasiun metro di Kopenhagen pada Sabtu (22/8/2020) dini hari. Pemerintah Denmark telah mewajibkan pemakaian masker atau penutup wajah di transportasi umum untuk mencegah penyebaran Covid-19 mulai Sabtu (22/8) ini. (Olafur STEINAR GESTSSON/Ritzau Scanpix/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Turis yang berkunjung ke Kopenhagen, Denmark, berkesempatan dapat makan gratis, kesempatan budaya, dan tur tanpa dipungut biaya. Syaratnya, mereka harus terlibat dalam kegiatan ramah lingkungan, seperti memungut sampah maupun bepergian mengunakan transportasi publik sebagai bagian program percontohan terbaru.

Proyek bernama The CopenPay itu berjalan mulai 15 Juli hingga 11 Agustus 2024. Praktiknya menggunakan pendekatan 'mengubah tindakan ramah lingkungan jadi alat tukar untuk pengalaman budaya,' kata otoritas pariwisata ibu kota Denmark, Visit Copenhagen, yang juga dikenal sebagai Wonderful Copenhagen, dalam sebuah pernyataan pada Senin, 8 Juli 2024.

Salah satunya, pengunjung yang membawa sampah plastik ke Galeri Nasional Denmark akan mendapat akses ke bengkel tempat mereka dapat mengubahnya jadi sebuah karya seni. Mereka yang bersepeda atau naik angkutan umum ke pabrik pun akan diizinkan menuruni lereng ski buatan di atap gedung.

"CopenPay menghargai tindakan, seperti bersepeda, berpartisipasi dalam upaya pembersihan, atau jadi sukarelawan di pertanian perkotaan dengan akses ke berbagai pengalaman yang memperkaya dan ajaib di Kopenhagen. Ini termasuk tur museum berpemandu gratis, penyewaan kayak gratis, bahkan makan siang vegetarian gratis yang terbuat dari tanaman lokal," tambah pernyataan Wonderful Copenhagen, dikutip dari CNN, Rabu (10/7/2024).

Ibu kota Denmark itu populer di kalangan turis karena arsitekturnya yang indah, makanan kelas dunia, serta lingkungan yang aman, bersih, dan hijau. Kota itu ramah bagi pengendara sepeda dengan jalur sepeda sepanjang 382 kilometer. Menurut dewan pariwisata, 62 persen dari seluruh warga bepergian dengan sepeda.

Solusi Terbaru Atasi Dampak Pariwisata Massal

Denmark, Eropa
Tempat wisata yang ada di Copenhagen, Denmark. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Hadiah bisa diberikan jika pengunjung menunjukkan tiket angkutan umum, misalnya. Namun, sebagian besar sistem dijalankan atas dasar kepercayaan.

"Dengan CopenPay, kami memberdayakan masyarakat untuk merasakan lebih banyak pengalaman yang ditawarkan Kopenhagen sambil mengurangi beban terhadap planet kita," kata Mikkel Aarø Hansen, CEO Wonderful Copenhagen, dalam sebuah pernyataan. "Ini tentang menciptakan pengalaman bermakna dan mengesankan, menyenangkan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan."

Dalam peta yang tersedia secara daring diperlihatkan lebih dari 20 tempat yang berpartisipasi. Proyek percontohan ini dapat dilaksanakan sepanjang tahun jika terbukti berhasil.

Program ini diluncurkan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak pariwisata massal terhadap lingkungan dan sosial, yang telah memicu protes di Barcelona, ​​Kepulauan Canary, dan Mallorca baru-baru ini.

"Kita harus mengubah pariwisata dari sekedar beban lingkungan menjadi kekuatan untuk perubahan positif, dan salah satu langkah penting dalam transformasi ini adalah mengubah cara kita bergerak di suatu destinasi, apa yang kita konsumsi, dan cara kita berinteraksi dengan penduduk setempat," kata Hansen dalam siaran pers Wonderful Copenhagen.

 

Protes Anti-Turis di Barcelona

Demonstrasi Anti-Turis Pecah di Barcelona, Wisatawan Disemprot Pistol Air
Protes anti-turis merebak di Barcelona pada Sabtu, 6 Juli 2024. (dok. Josep LAGO / AFP)

Pada Sabtu, 6 Juli 2024, demonstrasi anti-turis pecah di Barcelona, Spanyol. Para demonstran berbondong-bondong memenuhi area populer untuk turis sambil meneriakkan kata-kata 'turis pulanglah' dan menyemprot mereka dengan pistol air. Sebagian dari mereka membawa poster dengan kalimat bertuliskan 'Barcelona tidak untuk dijual'.

Mengutip laman CNN, Selasa, 9 Juli 2024, ribuan demonstran mengambil alih jalanan kota dalam demonstrasi menentang pariwisata massal di Spanyol. Demonstrasi itu diikuti oleh lebih dari 100 organisasi lokal, dipimpin Assemblea de Barris pel Decreixement Turístic (Majelis Lingkungan untuk Pertumbuhan Pariwisata).

Para demonstran mengeluhkan dampak pariwisata kepada biaya hidup dan kualitas hidup warga lokal. Menurut angka resmi, hampir 26 juta pengunjung menginap semalam di wilayah Barcelona pada 2023, menghabiskan 12,75 miliar euro (hampir Rp225 triliun).

Namun, Assemblea de Barris pel Decreixement Turístic mengatakan bahwa para pengunjung ini menaikkan harga dan memberikan tekanan pada layanan publik, sementara keuntungan dari industri pariwisata didistribusikan secara tidak adil dan meningkatkan kesenjangan sosial.

Upaya Pemerintah Barcelona Tekan Dampak Pariwisata Massal

Turis Kembali Padati Barcelona
Turis bersepeda mendengarkan pemandu wisata di Plaza Real di Barcelona, ​​pada 11 Mei 2022. Pengunjung sekali lagi memadati jalan-jalan sempit di kawasan Gothic Barcelona yang sempit saat perjalanan global bangkit kembali dari pandemi COVID-19, menghidupkan kembali kekhawatiran atas pariwisata massal di kota pelabuhan Spanyol. (LLUIS GEN / AFP)

Pemerintah sebelumnya menerbitkan 13 proposal untuk mengurangi jumlah pengunjung dan melakukan transisi kota ke model pariwisata baru, termasuk penutupan terminal kapal pesiar, lebih banyak peraturan akomodasi wisata, dan diakhirinya belanja publik untuk promosi pariwisata. Pada Sabtu, 6 Juli 2024, Wali Kota Barcelona Jaume Collboni menyoroti serangkaian langkah yang diumumkan baru-baru ini untuk mengurangi dampak pariwisata massal, termasuk meningkatkan pajak turis per malam menjadi 4 euro dan membatasi jumlah penumpang kapal pesiar.

Pada akhir Juni, Collboni juga mengumumkan akan mengakhiri sewa apartemen bagi wisatawan pada 2028 dengan menghapus izin sewa jangka pendek untuk lebih dari 10,000 apartemen. Hal itu akan membantu membuat perumahan lebih terjangkau bagi penghuni jangka panjang.

Menurut Collboni, harga sewa telah meningkat sebesar 68 persen dalam 10 tahun terakhir, dengan biaya membeli rumah meningkat sebesar 38 persen. Namun, Collboni juga dikritik karena mengizinkan acara seperti pertunjukan catwalk Louis Vuitton di Parc Güell karya arsitek Antoni Gaudí pada Mei 2024, serta kompetisi berlayar Piala Amerika yang akan datang.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya