Jakarta Bakal Jadi Tuan Rumah Pameran Wisata Kesehatan dan Wellness Internasional Pertama di Indonesia

Penyelenggara pameran memberi kesempatan untuk pelaku bisnis kesehatan dan wellness di dalam negeri dan luar negeri berpartisipasi agar bisa saling berkolaborasi untuk memajukan sektor wisata kesehatan di Indonesia.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Jul 2024, 20:11 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi operasi plastik
Perawatan yang biasanya diambil pada saat melakukan medical tourism adalah perawatan yang tidak mendesak, seperti operasi plastik. (Foto: Unsplash/Olga Guryanova)

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk pameran wisata kesehatan dan wellness berskala internasional pertama di Indonesia. Bertajuk Medical and Wellness World Tourism EXPO (MWWTE) 2024, acara tersebut akan digelar pada 15--17 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Dien Kurtanty, Direktur Utama Karya Inovasi Asia selaku penyelenggara menyatakan pameran tersebut akan berbeda dari pameran kesehatan yang biasanya menargetkan dokter atau tenaga kesehatan. Ajang kali ini justru menargetkan masyarakat umum yang memerlukan informasi tentang layanan kesehatan dan wellness terkini.

Mereka juga akan mewadahi business matching antara pelaku usaha dengan investor yang tertarik menanam modal di sektor wisata kesehatan. "Health and wellness tourism ini butuh investasi tidak sedikit. Untuk fasilitas kesehatan biasa aja modalnya cukup besar, apalagi bergerak di layanan unggulan yang memerlukan advance technology," ucap Dien dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024. 

Pameran tersebut digelar lantaran tren wisata kesehatan yang berkembang secara global. Banyak peluang usaha tercipta, termasuk travel agent yang khusus menangani perjalanan wisatawan yang ingin menggunakan layanan kesehatan ke luar negeri. "Bahkan ada travel agent yang memegang sampai tujuh negara untuk pasien-pasien yang butuh layanan overseas," ucapnya.

Layanan kesehatan itu tidak terbatas pada tindakan ringan semisal medical check-up, tetapi juga pengobatan untuk penyakit serius seperti kanker dan jantung. Ada pula tindakan kosmetika seperti transplantasi rambut yang makin diminati masyarakat umum.

 

Beri Kesempatan Sama untuk Exhibitor Dalam dan Luar Negeri

Ilustrasi Melahirkan Caesar
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. (Unsplash/Amit Gaur)

Karena menargetkan masyarakat umum, pihak-pihak yang diundang juga akan beragam, sesuai kebutuhan dari target. Dien menyebutkan pelaku bisnis rumah sakit dan pengelola spa and wellness center akan diundang berpameran. Tak menutup kemungkinan bagi industri farmasi yang memiliki produk-produk suplemen untuk tindakan pencegahan dan wellness ikut serta.

"Perusahaan yang bergerak di pengobatan herbal juga bisa memperlihatkan sejauh mana kemampuan mereka," imbuh Dien.

Pihaknya juga akan mengundang provider asuransi yang memiliki produk yang bisa meng-cover penyakit degeneratif mengingat ada sejumlah pengobatan yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Mereka juga akan mengundang hotel, maskapai, hingga penyedia layanan transportasi yang menyediakan layanan khusus bagi pasien yang ingin berobat ke luar negeri.

"Kita open sekitar 150 booth, akan dibagi 50 persen untuk domestik, 50 persen overseas. Kita undang overseas karena ingin juga teman-teman overseas menampilkan pelayanan yang bisa dinikmati di luar negeri dan tentunya jadi pelajaran buat teman-teman di domestik untuk melihat treatment apa yang ada di luar negeri," sambungnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah kedutaan besar di Indonesia, seperti Kedubes Rusia. Ditargetkan 15.000 pengunjung datang dalam tiga hari pameran.

Ajang Promosi Layanan Kesehatan Dalam Negeri

Catatan Perjalanan Sandiaga Uno ke Uzbekistan, Promosi Wisata Kesehatan hingga Rencana Buat Prasasti Sukarno
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi salah satu fasilitas kesehatan dari investor Uzbekistan yang akan menanam modal di sektor kesehatan di Indonesia. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Danny Sultoni dari Enhaiier Corporation yang juga sebagai penyelenggara acara menyatakan bahwa ajang tersebut sejatinya untuk membantu mempromosikan layanan kesehatan yang tersedia di dalam negeri. Ia menilai layanan kesehatan di Indonesia kurang disosialisasikan dibandingkan layanan serupa di luar negeri.

Tidak mengherankan banyak warga Indonesia yang memilih pergi ke luar negeri untuk mengecek kesehatan atau berobat serta tindakan medis lainnya. "Yang populer kalau mau cantik ke Thailand, kalau mau lucu ke Korea. Padahal, bisa saja enggak penuhi standar. Kualitasnya enggak bagus yang ujung-ujungnya merugikan Indonesia," katanya.

Fajaruddin Sihombing, Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi), mendukung penyelenggaraan pameran tersebut demi menonjolkan layanan kesehatan di dalam negeri. Ia menyebut sejumlah rumah sakit di Indonesia sebenarnya sudah punya layanan unggulan, tapi belum terlihat di publik.

"Pasar Indonesia itu betul-betul diminati sehingga banyak (pihak asing) yang gencar berpromosi. Akhirnya, mindset orang Indonesia memilih berobat di luar negeri padahal dokter-dokter kita ahli semua. Semoga Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri," ucapnya seraya menyebut sektor kesehatan domestik agar terbuka untuk berkolaborasi dengan asing untuk memajukan kualitas layanan.

Kembangkan Sanur dan Batam Jadi Destinasi Wisata Kesehatan di Indonesia

Ciputra SMG Eye Clinic
Ciputra SMG Eye Clinic buka cabang ke-3 di Pondok Indah. Berkomitmen jadi destinasi wisata kesehatan di Indonesia. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Analis kebijakan tingkat muda dari Direktorat Manajemen Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Novrie Adi Wardana menyatakan Indonesia serius menggarap potensi wisata kesehatan dengan membuka kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sanur dan akan disusul Batam. KEK itu ditujukan terutama bagi investor asing.

"Sekitar Rp161 triliun adalah spending yang dihabiskan ke luar negeri," ucapnya menggambarkan potential loss yang dihadapi Indonesia.

Dengan kawasan ekonomi khusus, pemerintah berharap orang Indonesia tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri karena dokter atau layanan medis yang dibutuhkan sudah tersedia di Sanur. Karena itu, pemerintah menyediakan insentif bagi investor asing agar mereka tertarik berbisnis di Indonesia.

"Dari bea cukai, mereka (investor) bisa bawa equipment dari luar dengan pajak sangat rendah dan bisa langsung dibawa ke Sanur," kata Novrie mencontohkan. Ia memperkirakan KEK Sanur akan mulai beroperasi pada tahun ini.

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, salah satu fasilitas yang tersedia di KEK Sanur adalah Bali Beach Convention seluas 3.750 meter persegi yang diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir pada 31 Januari 2024. Sudah berdiri pula Alster Lake Clinic. Kawasan itu ditargetkan mampu menyerap sekitar 43 ribu tenaga kerja.

Infografis Daya Tarik 3 Destinasi Wellness Tourism di Indonesia
Infografis Daya Tarik 3 Destinasi Wellness Tourism di Indonesia.  (Liputan6.com/Henry)  
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya