Liputan6.com, Jakarta - Seniman visual blasteran Inggris-Jepang Hana Tajima jadi sorotan di media sosial karena pilihan pakaiannya saat menghadiri jamuan kenegaraan di Istana Buckingham, baru-baru ini. Acara ini berlangsung untuk menghormati Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako selama kunjungan kenegaraan mereka ke Inggris.
Melansir The Express Tribune, Minggu (14/7/2024), Tajima mengenakan gaun putih dengan lengan hitam dan hijau, dilengkapi kipas merah yang melambangkan warna bendera Palestina dan Sudan. Di unggahan Instagram-nya, Rabu, 10 Juli 2024, ia mengungkap perasaannya, dengan menyatakan, "Merupakan suatu kehormatan untuk mengenakan warna-warna Palestina dan Sudan."
Desainer fesyen berusia 38 tahun ini menjelaskan lebih lanjut tentang upaya yang dilakukan dalam pembuatan gaun tersebut. "Saya membutuhkan waktu beberapa minggu dan banyak jahitan tangan untuk membuat gaun ini, tapi dalam setiap jahitan, saya memikirkan apa yang saya wakili dan apa artinya bagi saya. Kain putih dan hijaunya adalah sutra kimono antik."
Advertisement
Karya Tajima, yang terkenal dengan desain pakaiannya yang sederhana, sering kali mencerminkan perpaduan pengaruh budaya dan keahlian yang cermat, tidak terkecuali ansambelnya di jamuan makan kenegaraan. Pilihan busana Hana Tajima telah memicu diskusi online tentang representasi budaya dan pentingnya pernyataan fesyen.
Perpaduan warna Palestina dan Sudan dengan kain sutra kimono antik telah banyak dipuji karena nilai simbolis dan artistiknya. "Gaunnya tidak hanya cantik, tapi mengirim pesan yang kuat," kata seorang pengguna Instagram.
Seruan Dukungan untuk Palestina
Masih seputar penggunaan bendera Palestina untuk menyatakan keberpihakan pada warga Gaza yang tengah jadi korban genosida militer Israel, Delta Airlines meminta maaf pada Kamis, 11 Juli 2024, setelah salah satu karyawannya menggunakan akun media sosial perusahaan untuk membalas unggahan yang menunjukkan pramugari maskapai tersebut mengenakan pin bendera Palestina.
Cuitan yang sudah dihapus itu menuai kritik karena dianggap sebagai komentar anti-Palestina. Melansir Anadolu Agency, Jumat, 12 Juli 2024, Delta mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa itu merupakan "komentar yang diunggah secara keliru ke X, Selasa (9 Juli 2024)."
"Pada Rabu (10 Juli 2024), kami menghapus balasan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kami," ungkap Delta di X, Kamis. "Kami berjuang menciptakan lingkungan inklusivitas dan rasa hormat terhadap semua, di komunitas dan pesawat kami."
Unggahan asli yang dibuat seorang pengguna menyertakan dua foto yang menunjukkan pramugara Delta mengenakan pin bendera Palestina dan menyamakannya dengan Hamas. "Sekarang bayangkan menaiki penerbangan @Delta dan melihat pekerja dengan lencana Hamas di udara. Apa yang Anda lakukan?" tulis akun @iliketeslas.
Advertisement
Apa Tanggapan Delta Airlines?
Karyawan Delta membalas unggahan tersebut dengan menyetujui pengguna X. "Saya mendengar Anda dan secara pribadi saya juga akan ketakutan," tulis karyawan tersebut. "Karyawan kami mencerminkan budaya kami dan kami tidak menganggap enteng jika kebijakan kami tidak dipatuhi."
Pelanggan menanggapi cuitan itu dengan mengutuk balasan anti-Palestina, bahkan mengancam akan memboikot maskapai tersebut. "Ini @Delta yang mendukung kampanye kebencian wilayah yang sedang mengalami genosida ('stopantisemites') yang menargetkan karyawannya," tulis salah satu warganet.
Menanggapi reaksi tersebut, Delta mengumumkan bahwa mereka telah mengambil tindakan terhadap pekerja yang mengunggah balasan anti-Palestina. "Pegawai yang bertanggung jawab tidak lagi mendukung akun media sosial Delta. Kami meminta maaf atas unggahan yang menyakitkan ini," sebut mereka, namun tidak merinci tindakan yang dimaksud.
Maskapai penerbangan itu mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki pin yang dikenakan pramugara terkait kebijakan kebebasan berekspresi. Maskapai ini menolak merinci di mana foto-foto awak kabin itu diambil, namun mengatakan, gambar-gambar yang dimaksud diambil pada penerbangan terpisah pada hari yang berbeda.
Seruan Boikot Pendukung Palestina
Masih dari pekan ini, Kedutaan Besar Korea Selatan di Israel telah mengumumkan kembalinya K-pop World Festival tahunan mereka yang memicu seruan boikot dari para penggemar. Kompetisi yang disponsori stasiun televisi KBS akan menampilkan para pemenang di K-pop World Festival di Changwon.
Namun, melansir Koreaboo, Selasa, 9 Juli 2024, masuknya Israel sebagai kontestan telah memicu kontroversi yang signifikan. Para penggemar mendesak KBS memutuskan hubungan dengan Israel, mengingat genosida di Palestina oleh militer Israel terus berlangsung sampai hari ini.
Mereka berpendapat bahwa mengizinkan Israel bergabung akan mempromosikan propaganda dan mengabaikan "tindakan melanggar hukum internasional" yang sedang berlangsung di Gaza. Beberapa penggemar telah mengambil langkah mencegah grup favorit mereka dikaitkan dengan festival tersebut di masa mendatang.
Tahun-tahun sebelumnya, grup seperti RIIZE, Kep1er, STRAY KIDS, Somi, THE BOYZ, aespa, Dreamcatcher, ATEEZ, dan TXT tercatat mempromosikan acara tersebut. "Zionisme semakin memaksa masuk ke industri K-pop setiap hari, mohon jangan biarkan hal ini berlanjut lebih jauh," sebut seorang K-popers di X.
Advertisement